Mohon tunggu...
Guntur Suyasa
Guntur Suyasa Mohon Tunggu... -

Saya pencinta tanaman, sejarah, filsafat,olahraga dan komik. Profesi saya pemandu wisata untuk wisatawan Prancis. Lahir di Bali, dan pernah tinggal lama di Yogyakarta. Suka menulis terutama saat musim "low season" pariwisata. Berlatih Yoga dan Chi Kung untuk kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hukum Karma dan Krishna (Cerita Spiritual Yoga)

9 Februari 2011   20:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:45 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12972847481447395270

Tan hana puput salira pupus ing Bhakti (pribahasa Jawa kuno) : Meluruh unit  kesadaran kecil (ego) ke dalam Keabadian melalui bakti (devosi). Terkisah pada suatu hari ,  Krishna,  sadguru Yoga,  yang menyamar  melakukan  perjalanan dengan  salah satu muridnya yang merupakan seorang gopi (anak gembala). Mereka berjalan kaki melewati banyak negeri, melintasi hutan, lurah,  ngarai, dan perkampungan. Akhirnya mereka tiba di suatu daerah yang sangat kering dan panas dan mereka merasa haus.  Demi melihat sebuah rumah pertama di wilayah itu, sang gopi yang ingin melayani gurunya bergegas melangkah menuju gerbang rumah itu untuk meminta air. Rumah itu adalah sebuah rumah gedung yang besar dan megah. Ketika ia baru berdiri di depan gerbang, seorang pelayan menghambur ke arah mereka dan menghardik dari balik gerbang sambil menuding pakaian mereka yang kotor dan berdebu, "Enyah kalian dari sini, kami tidak melayani sedekah, majikanku paling tidak suka melihat musafir kumal seperti kalian!"  Akhirnya mereka meninggalkan rumah itu diiringi pandangan mengejek dari sang pemilik rumah di atas loteng. Setelah berjalan cukup lama, sang gopi akhirnya tak tahan untuk tidak bertanya, " Oh, Krishna yang mampu melihat dengan terang apa yang terjadi di masa lalu dan di masa depan, apa yang akan terjadi pada orang kaya sombong itu atas karma buruk yang ia perbuat?"  Krishna menjawab  "Ia akan semakin kaya!"  Sang gopi hanya terdiam mendengar jawaban itu dan mereka melanjutkan perjalanan. Beberapa lama kemudian mereka melihat rumah kedua, rumah itu kecil dan sederhana namun bersih dan terawat, dan seekor sapi perah tampak sedang merumput di belakangnya. Mereka menghampiri rumah itu untuk meminta air. Demi melihat kedatangan dua musafir, sang nenek pemilik rumah bergegas keluar, menyapa, dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam rumah. Nenek yang hidup sebatang kara itu lalu memberikan dua baskom air untuk membasuh kaki mereka, dan menghidangkan susu hangat serta mentega (ghee). Setelah meninggalkan rumah itu dan meneruskan perjalanan beberapa lama, sang murid tak tahan untuk bertanya, " Oh, Krishna, nenek itu sungguh baik, bolehkah aku tahu pahala apa yang akan diterima nenek itu atas karma baik yang dilakukannya?" Krishna menjawab," Nenek itu akan kehilangan sapinya." Kali ini sang anak gembala tidak dapat lagi menahan perasaannya dan berseru, " Oh, Krishna ini sungguh tak adil, bukankah hukum karma mengatakan perbuatan baik mendapat pahala yang baik dan perbuatan buruk mendapat buah yang buruk!" Krishna menjawab, "Benar, yang baik berbuah baik dan sebaliknya, namun baik buruk adalah bahasa manusia, sang Misteri yang adil mengatur segalanya dengan rahasia. Orang kaya itu sangat tamak, tidak pernah berderma, kekayaannya telah menjauhkannya dari  sang Kesadaran, maka sebagai buahnya ia mendapatkan lebih banyak harta yang membuatnya semakin menjauh dari-Nya. Adapun nenek itu, ia sudah tua, sebentar lagi ia akan menemui akhir hidupnya, hatinya murni, satu-satunya jarak yang memisahkannya dengan  Kesadaran Agung adalah keterikatannya akan sapi itu yang telah memberinya susu dan amat dikasihinya. Dengan kematian sapi itu, tuntas sudah semua belenggunya, dan pada hembus nafas terakhirnya, ia akan sepenuhnya berideasi kepada yang Terkasih dan mencapai kebebasannya. ``Karma yang berarti perbuatan sering didefinisikan dalam bahasa inggris sebagai "destiny" atau takdir. Pahala berasal dari kata pala yang artinya buah. Hukum Karma Pala adalah istilah asli dari hukum karma.`` == retold by G. Suyasa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun