Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Secuil Cerita Masa Lalu

5 Juni 2017   20:57 Diperbarui: 5 Juni 2017   20:57 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang yang pernah singgah di muka bumi, pasti mempunyai cerita masa lalu. Entah itu menyenangkan, menyedihkan, maupun seabrek perasaan lainnya. Pasti dirasakan oleh setiap makhluk berdasi (manusia). Demikian pula, saya. Orang bilang, bahwa masa lalu merupakan sejarah. Saya pun mengiyakan itu. Sejarah masa lalu akan indah bila bisa ditorehkan di atas lembaran kertas atau di dalam laptop. Sehingga akan abadi walau diri ini sudah tiada lagi.

Bila saya mengingat masa lalu, khususnya ketika awal mula saya berada di kota Makassar, saya selalu merindukan mereka. Mereka adalah sahabat-sahabat yang telah berjuang bersama-sama untuk menimba ilmu di kota Anging Mamiri tersebut, menggapai mimpi bersama-sama, mewujudkan cita-cita bersama. Sebut saja namanya, Aksan, Muhidin, Hamdin, Abdul Hamid, Syafruddin, Ahyar, kanda Mansyur, kanda Sahrul, kanda Lukman, dan kanda Damrun. Kami berasal dari daerah yang sama yaitu kabupaten Bima-NTB. Beliau-beliau inilah yang selalu mengajarkan saya banyak hal. Banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang saya peroleh dari beliau-beliau ini.

Sebagai orang baru yang berada di kota Daeng tersebut, tentu saya harus banyak belajar, khususnya sama kanda Mansyur, kanda Sahrul, kanda Lukman, dan kanda Damrun, untuk memahami kondisi di kota tersebut, masyarakat-masyarakatnya, pun juga cara beradaptasi dan bergaul dengan mereka. Sebab, beliau berempat inilah yang menurut saya sebagai orang tua di tanah rantauan tersebut. Beliau berempat, sudah lebih dahulu menginjakkan kaki di kota Daeng tersebut. Kanda Mansyur, kanda Sahrul, dan kanda Lukman, kala itu mendekati semester akhir, untuk proses penyelesaian studi di kampusnya masing-masing. Sedangkan, kanda Damrun, sudah masuk semester tiga. Karena itu, saya menganggap, beliau berempat sudah makan asam garam, dan tentu sudah tahu seluk beluk bagaimana kehidupan di kotanya Pantai Losari tersebut.

Beliau berempat jugalah yang pertama kali mengenalkan saya ke dunia organisasi, khususnya organisasi daerah dan beberapa organisasi eksternal dan internal kampus lainnya. Singkatnya, beliau-beliau ini, tidak pernah bosan dan berhenti membimbing dan mendidik saya khususnya, di kala itu. Sungguh, luar biasa jasa beliau-beliau. Berkat didikan beliau-beliaulah, sehingga saya bisa seperti sekarang ini. Didikan-didikan tersebut masih membekas pada diri saya sampai sekarang. Itu merupakan suatu anugerah yang luar biasa. Terima kasih Tuhan, Engkau telah memperkenalkan orang-orang yang hebat dengan diri ini.

Sementara, Aksan, Muhidin, Hamdin, Abdul Hamid, Syafruddin, Ahyar, merupakan sahabat-sahabat seperjuangan saya. Mereka adalah sama-sama baru pertama kali menginjakkan kaki di tanah rantauan tersebut. Walau sesama angkatan, namun banyak sekali pelajaran yang saya peroleh dari mereka.

Sebagai sesama angkatan, tentu kebersamaan kami sungguh sangat solid. Sungguh, banyak cerita dan peristiwa yang kami lalui bersama. Di saat suka maupun duka. Kami bertujuh kuliah di kampus yang berbeda. Aksan dan Muhidin, di kampus yang sama. Hamdin dan Abdul Hamdin, juga berada di kampus yang sama. Demikian pula, Syafruddin dan Ahyar berada di kampus yang sama. Hanya saya sendiri yang berpisah seorang diri, tanpa ada "pasangan." Sampai sekarang pun, saya masih seorang diri. Hehehe. Nasib, nasib.

Kami bertujuh pun, dikader pertama kali pada satu organisasi. Sehingga, hubungan persahabatan kami semakin erat. Ini juga bisa terjadi, karena kami bertujuh dahulu juga sama-sama berada pada satu sekolah dasar (satu kelas). Jadi, bukan lagi sesuatu yang baru bagi kami. Namun, persahabatan tersebut semakin terasa sekali ketika sama-sama berada di tanah perantauan (kota Daeng) tersebut.

Mereka berenam merupakan orang-orang yang hebat dan sungguh luar biasa. Semangatnya untuk menuntut ilmu dan berorganisai, itulah yang membuat saya kagum dan bangga dengan mereka. Saya sendiri banyak belajar dan menimba ilmu dari mereka.

Alhamdulillah, berkat bimbingan dari senior-senior dan perjuangan bersama sahabat-sahabat lainnya, akhirnya, satu tahun setelah berada di kota Makassar, kami pun mendirikan sebuah komunitas atau organisasi. Organisasi tersebut kami dirikan, dengan harapan sebagai wadah kami untuk mengekspresikan diri, berbagi pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari kampus masing-masing atau pun dari organisasi lain yang kami ikuti, baik internal maupun eksternal kampus. Di situlah, kami bisa mengeksplor terhadap apa yang kami miliki. Organisasi itu pula yang selalu mempertemukan kami tiap minggunya walau semua memiliki kesibukan masing-masing.

Sekarang orang yang saya sebutkan di atas, semuanya sudah menjadi orang yang hebat dan sukses di bidangnya masing-masing. Kanda Mansyur sejak tahun 2009 sudah menjadi PNS dan telah mengabdi di kota Tual-Maluku, pun juga sudah berkeluarga. Kanda Sahrul, kanda Damrun, Abdul Hamid, Syafruddin, dan Ahyar kini kembali ke kampung halaman. Mereka mengabdikan diri untuk kampung halaman. Ada yang menjadi perawat, dan guru.

Kanda Lukman dan Hamdin, keduanya masing-masing mengabdi di kabupaten Gowa dan kota Makassar, Sulawesi Selatan. Aksan, sekarang tengah menjadi dosen di Universitas Mulawarman, Samarinda. Muhidin, sekarang tengah menyelesaikan program Pascasarjana di salah satu universitas di Jakarta dan juga mengabdi di Jakarta. Sungguh mereka adalah orang-orang hebat. Orang-orang yang luar biasa.

Beliau-beliau yang saya sebutkan di atas, sebagian besar sudah berkeluarga. Hanya Muhidin dan saya saja yang belum berkeluarga (menikah). Semoga secepatnya bisa menyusul mereka. Semoga "tulang rusuk" yang sudah lama hilang, bisa secepatnya ditemukan. Aamiin.

Kanda-kanda, dan sahabat-sahabat seperjuangan, kalian adalah guru-guru saya. Terima kasih atas pengalaman, dan pengetahuan yang kalian berikan kepada saya selama ini. Itu, tidak akan pernah saya lupakan. Semoga amal baik kalian dibalas dengan kebaikan pula oleh Tuhan. Semoga kita bisa bertemu kembali dalam satu forum.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun