Mohon tunggu...
Kraeng Guido
Kraeng Guido Mohon Tunggu... Petani - Petani Cengkeh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembudidaya Tanaman Cengkeh | Senang dengar lagu band Jamrud, Padi dan Boomerang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gories Mere Jadi Target Pembunuhan. Salahnya Apa?

30 Mei 2019   02:51 Diperbarui: 30 Mei 2019   05:30 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gories Mere adalah salah satu dari empat target pembunuhan oleh aktor yang menyusup kedalam aksi 22 Mei 2019, begitu kata Kapolri Tito Karnavian dalam jupa persnya kemarin (29/5).

Gories Mere adalah legenda hidup intelijen dan masih belum pensiun. Rekam jejaknya yang lebih diketahui publik dan dia memiliki kompetensi baik dan memiliki jaringan yang luas. Ia sempat menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional(BNN) dan Kepala Detasemen khusus 88 yang berfokus menangani dan membasmi kejahatan-kejahatan terorisme. 

Jadi memang tidak salah Gories Mere ini menjadi target empuk, toh melihat sepak terjangnya saja memang sangat mengganggu bagi kelompok-kelompok yang ingin menghancurkan negara ini.

Dilansir dari WikipediA, Pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur ini  terkenal sebagai perintis Detasemen Khusus 88 (AntiTeror) Kepolisian Negara Republik Indonesia. Semasa jabatannya di kesatuan anti-teror tersebut, Mere tak segan memberi perintah kepada anak buahnya untuk melepaskan tembakan apabila tersangka mencoba kabur.

Di satu sisi, ketegasan Mere ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat, namun di sisi lain, perintah tersebut juga menimbulkan tudingan miring terhadap dirinya.

Mantan Direktur Reserse di Kesatuan Polri yang menganut agama Katolik ini kerap dikecam karena dianggap sebagai ancaman bagi kaum ekstrimis Islam. Ditambah lagi, tugas Mere yang kerap memimpin penggerebekan terhadap terorisme yang kebanyakan dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jihad dalam Agama Islam.

Ketika ada elemen tertentu yang menuduh Gories anti Islam, dia pernah berujar "Saya ini polisi, gak ada urusan dengan politik atau kepentingan tertentu demi kekuasaan. Tugas saya sebagai polisi adalah menegakkan hukum dan menjaga ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Jadi, menurut Mere terlepas dari agama dan suku apapun, kalau bersalah, ya ditindak. "Kalau misalnya teroris itu orang Flores dan Katolik, ya, saya tangkap! Lagipula, gak ada kaitannya dengan agama. Keluarga besar saya bercampur Islam dan Katolik. Kalian tahu, saudara-saudara dari ayah saya, kan Muslim" ujar Gories

Ah.. Maju terus Pak Gories, jangan kasih kendor. Selamatkan bangsa ini dari ancaman terorisme dan aksi-aksi memecah belah persatuan lainnya!

Referesi : Satu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun