Saat ini hampir semua petani di Manggarai Barat, Flores berlomba-lomba menanam porang. Hal tersebut didorong oleh semangat akan harga umbi porang yang amat menggiurkan.
Di Desa Pacar, Kec. Pacar misalnya, selama beberapa tahun terakhir ini para petani mulai fokus membudidayakan komoditi satu ini. Di mana ada yang ditanami di lahan baru, tapi ada juga yang ditanam tumpangsari di sela-sala tanaman perkebunan lainnya.
Memasuki pertengahan tahun 2024 ini, ada di antara petani porang di Desa Pacar, yang melakukan panen umbi porang perdana.
Sebut saja misalnya Om Kasmir Nagong yang melakukan panen umbi porang perdana pada Kamis (22/04). Panen umbi porang perdananya kali ini menghasilkan 3 ton.
Baca juga: Begini Cerita Panen Umbi Porang di Tengah Pandemi
Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, pengembangan usaha porang di Manggarai Raya (untuk menyebut 3 kabupaten di Manggarai) terkendala alat/mesin pengolahan. Imbasnya, petani masih menjual produk pertaniannya dalam bentuk mentah. Seperti yang dialami oleh Om Kasmir dan kawan-kawan.
Harga porang di Manggarai Barat
Lebih lanjut, bila berbicata soal harga, umbi porang mentah di tengah petani Manggarai sejauh ini dihargai Rp 6000,00 sampai Rp 8000,00 per kg.
Taksiran harga tersebut di atas memang relatif dan sewaktu-waktu bisa berubah. Ya, tergantung iklim bisnis.
Lebih lanjut, harga porang bulan September ini mengalami sedikit kenaikan dari bulan April hingga Mei kemarin. Perubahan harga itu ditenggarai oleh tingginya permintaan pasar eksport akan umbi porang.
Baca juga: Tanaman Porang, Varian Baru Pertanian Manggarai
Pada tahun 2020 saja misalnya, ekspor porang dari Flores (termasuk di dalamnya trio Manggarai Raya sebagai produsen utama) bernilai sekitar 2,7 miliar. Pendapatan ini didapatkan dari 59,6 ton umbi porang yang dikirim ke luar negeri, melalui Pulau Jawa. *(Dihimpun dari berbagai sumber)*