Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

MukaRakat-HipHop, Toki Sloki, dan Pesan Mereka tentang Sopi

6 Maret 2021   00:24 Diperbarui: 6 Maret 2021   15:33 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personel MukaRakat (musicvibe.co)

Miras lokal seperti tuak, sopi, moke, cap tikus, brem dan sebagainya itu merupakan produk pengetahuan nenek moyang kita di masa lampau. 

Sebagai produk pengetahuan, maka miras lokal itu sengaja didesain/diwacanakan/diproduksi agar membawa manfaat untuk manusia. Sebaliknya, tidak diciptakan untuk memabukkan (bahkan mencelakakan) manusia.

Saya kira, fondasi dasar dari episteme leluhur meproduksi miras adalah bertolak dari pengetahuan yang baik, meski sifatnya tersembunyi rapat di balik dominasi alkohol yang selalu tampak negatif di permukaan, (Mengutip episteme Foucault).

Saya sih sepakat-sepakat saja, apabila ada orang di luar sana yang mengatakan bahwa sopi merupakan bagian dari 'local jenius'. Toh, realitasnya begitu. Kendati pun, produk kebanggaan nenek moyang itu dulunya tidak jatuh begitu saja dari langit, tapi karena telah melalui serangkaian eksperimen hingga uji kelayakan.

Verheijen, seorang antropolog dan rohaniwan Katolik yang dulu pernah melakukan riset kebudayaan di Flores, mengatakan, miras lokal seperti sopi dkk merupakan buah dari produk pengetahuan dan kreativitas para leluhur untuk menghormati alam (makrokosmos) dan Pencipta (transendental).

Para leluhur orang Flores sadar, bahwa di dunia ini mereka tidak hidup sendirian. Kesadaran itu pulalah yang menuntun budi dan akal mereka pada sebuah horison pemahaman, bahwa apa yang terjadi di dunia ini berkat kuasa/penyelenggaraan yang Ilahi.

Dengan begitu, para leluhur sengaja meciptakan sopi dari alam sebagai sarana/media komunikasi kepada yang Ilahi. Selebihnya, sopi hadir sebagai simbol merekatkan relasi yang baik dengan arwah leluhur yang pergi mendahului mereka.

Itulah sebabnya dalam kebudayaan masyarakat Flores, sopi punya fungsi yang sangat sentral dalam prosesi upacara dan/atau ritual adat. Tanpa adanya sopi, tentu saja upacara adat akan terasa hambar.

Sebagai minuman yang mengandung kadar alkohol tertentu, sopi tidak diminum secara sembarangan. Apalagi diberikan kepada lansia dan anak di bawah umur, misalnya. Sangat berbahaya sekali!

Maka, untuk menghindari seseorang mabuk sopi dan untuk mencegah kekacauan lain yang bisa ditimbulkan, dibuatlah hukum moral (yang dituntun oleh rasio) sebagai pagar/pembatas dalam mengonsumsi sopi di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun