Sejak kecil, perhatian saya terhadap isu sosial—termasuk antikorupsi, pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan keamanan masyarakat—berakar dari pengalaman pribadi. Saya tumbuh di desa terpencil di Sulawesi Tengah, ketika banjir bandang menenggelamkan rumah dan ladang dalam hitungan jam. Kehadiran perusahaan HPH dan pertambangan justru memperburuk kerusakan, merusak mata pencaharian dan ketenangan komunitas kami.
Peristiwa itu mendorong saya menjadi aktivis pro‑demokrasi pada era Orde Baru, bergabung dengan organisasi seperti SMID, WALHI, dan serikat buruh. Lewat pengalaman tersebut, saya memahami betul keterkaitan antara kerusakan lingkungan, bencana alam, kemiskinan, dan praktik korupsi, penindasan yang menggerogoti fondasi demokrasi.
Berbekal wawasan ini, saya mengembangkan karir di bidang kebijakan sosial dan hukum, serta menulis tentang perdamaian dan keadilan. Saya berharap dapat berbagi wawasan dan bersama-sama mendorong perubahan positif bagi masyarakat.