Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Proyeksi Keuangan dan Penerapan dalam Masa Depan

7 Oktober 2022   06:06 Diperbarui: 7 Oktober 2022   06:05 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyeksi Keuangan dan Penerapan dalam Masa Depan (gambar: medium.com, diolah pribadi)

Dalam dunia bisnis dan pelaku bisnis tentu tidak asing dengan proyeksi atau perkiraan masa depan. Proyeksi tidak melulu terkait dengan keuangan akan tetapi bisa juga mengenai penjualan, produksi, operasional, sumber daya manusia, sumber pendanaan, dan rencana-rencana lainnya.

Proyeksi akan membantu melakukan peramalan yang tepat. Bagaimana bisnis berjalan kedepannya dan rencana keputusan berkaitan dengan investasi, pendanaan, operasional perusahaan, dan rencana manajemen untuk melakukan keputusan yang telah dicanangkan bersama.

Demikian juga dengan negara, pasti memiliki rancangan anggaran dan belanja yang kesemuanya pasti menggunakan dasar proyeksi berbasiskan data-data saat ini.

Dalam praktiknya membuat proyeksi tidak mudah dan perlu pembahasan secara matang. Membuat proyeksi yang sekedar asal jadi, berujung pada hasil akhir yang tidak sesuai harapan. Alih-alih memajukan bisnis, berujung pada risiko kesulitan likuditas atau bahkan bisa menuju pada kebangkutan.

Render dan Heizer (2015), mengatakan peramalan merupakan seni dan pengetahuan dalam membuat prediksi suatu keadaan pada masa yang akan datang. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan "proyeksi" sebagai "suatu perkiraan tentang kondisi masa akan datang dengan mempergunakan data yang ada sekarang". Dengan demikian, proyeksi dapat dicapai dengan menggunakan data saat ini.

Proyeksi sangat bergantung kepada kondisi saat ini dan perkiraan masa depan. Hasil yang dicapai memungkinkan sejalan dengan proyeksi, namun bisa juga lebih tinggi atau bahkan lebih rendah.

Pada umumnya jika semua kondisi sesuai asumsi dan hal-hal lain tetap sama (ceterus paribus), semua faktor mendukung, maka tingkat keberhasilan akan tinggi.

Todea dan Calin (2010), proyeksi memerlukan perencanaan strategis, pelaksanaan, kerangka acuan untuk evaluasi kinerja, kontribusi untuk motivasi karyawan, mendorong koordinasi, dan komunikasi. Proyeksi keuangan dapat dijadikan alat sebagai tolok ukur kemajuan bisnis, pengalokasian keuangan dan dalam rangka peningkatan produktivitas.

Untuk mencapai tujuan pribadi, kita pun memerlukan rancangan. Segala sesuatu harus dilihat secara menyeluruh. Kondisi diri sendiri seperti apa pada saat ini. Hal ini penting untuk menentukan langkah selanjutnya. Meskipun kata perencanaan berbeda dengan proyeksi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan "perencanaan" sebagai "perbuatan merencanakan (merancangkan)". Dengan kata lain perencanaan pun masuk dalam bagian proyeksi. Dengan perencanaan matang dan kondisi sesuai dengan harapan, maka seyogyanya hasil yang kita peroleh akan sesuai dengan proyeksi yang telah dicanangkan.

Perbuatan yang dilakukan saat ini akan menentukan hasil masa depan. Hal ini sangat relevan dengan pengertian proyeksi. Tindakan yang dilakukan jika sesuai dengan semua perkiraan akan tercapai sesuai dengan harapan.

Pada kenyataan, perjalanan mencapai apa yang diproyeksikan tidak selalu sesuai dengan rencana. Penting sekali melakukan telaah atas proyeksi dengan menilai perencanaan, aksi yang dilakukan, kemudian lakukan pengecekan ulang dan lakukan langkah tindak lanjut.

Dengan melakukan telaah, akan mengetahui apa saja yang perlu dilakukan termasuk perbuatan sehari-hari yang kita lakukan. Tentu saja telaah tanpa tindakan tidak berarti apa-apa. Setelah mengetahui segalanya sesuatu, dengan semua petunjuk yang ada sangat memudahkan. Peta sudah ada dan apa saja langkah yang harus dijalankan.

**

Tangerang, 07 Oktober 2022
Penulis: Suhendra, Kompasianer Mettasik

Eksekutif Keuangan | Pengajar | Aktivis Sosial dan Keagamaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun