Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warisan Mendiang Kakek Berupa Kunci Pintu Surga

20 Juni 2022   13:31 Diperbarui: 20 Juni 2022   13:34 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di lingkungan ini kerukunan umat beragamanya terjaga sangat baik. Kalau kita bisa menyesuaikan diri dan bisa menerima kenyataan sebagaimana adanya maka rasa kecewa atau rasa menderita akan berkurang dan bahkan bisa hilang." Sang tuan rumah melanjutkan ceritanya.

Saya pun mencoba mempraktikkan hal yang kurang lebih sama, karena rumah saya dekat bandara. Bisingnya suara pesawat yang naik turun tidak enak dirasakan telinga, namun saya sudah terbiasa. Tidur pun tetap nyenyak, meskipun deru pesawat kadang bisa menggetarkan jendela rumah.

Praktik nyata yang harus dilakukan sesuai dengan ajaran Buddha yaitu tidak melakukan segala bentuk kejahatan, senantiasa mengembangkan kebajikan dan membersihkan batin.

Kisah toleransi dari tuan rumah hanyalah salah satu hal yang menakjubkan pada hari itu. Kisah berlanjut tentang usaha dari sang tuan rumah. Beliau adalah seorang pebisnis ulung yang bergerak di bidang pangan dan papan.

Namun, ia tidak pernah terlibat dalam operasional perusahaan. Semua aktivitasnya beliau serahkan kepada karyawannya saja. Saya lalu bertanya, bagaimana kalau karyawan mengambil uang perusahaan?

Dengan entengnya si tuan rumah menjawab, "seandainya pun karyawannya mengambil semua uang perusahaannya, itu tidak menjadi beban, karena saya sudah punya aset dari hasil keuntungan usaha yang dijalankan bersama karyawan tahun-tahun sebelumnya."


Beliau sangat yakin dan percaya terhadap suatu hal, hukum timbal balik. "Kalau kita baik terhadap karyawan maka karyawan cenderung akan baik juga kepada kita," pungkas beliau.

Keyakinan si tuan rumah tidak datang begitu saja. Ia mengaku terinspirasi  kebajikan dari khotbah Dhamma yang dibawakan oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera. Selain itu, ia bersyukur memiliki seorang kakek yang mewariskannya harta tak ternilai.

Warisan tersebut bukanlah dalam bentuk harta benda, tapi berupa teladan dan sifat-sifat baik sang Kakek. Meurut si tuan rumah, semasa hidup Kakeknya sangat terkenal sebagai pribadi yang gemar berdana dan membantu orang lain. Ia sering memberikan pinjaman uang namun tidak berharap dikembalikan.

Tapi, bukan hanya itu saja. Si Kakek juga adalah seseorang yang senang memberikan pesan dan nasehat kepada anak cucunya. "Menjaga hati dan pikiran tetap bersih," itu adalah bagian dari kebijaksanaan yang diyakini oleh si Kakek.

Dalam Dhamma ajaran Buddha, untuk menjaga hati dan pikiran agar bersih tidak ada cara lain selain praktik meditasi benar yang bisa membantu mengikis keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun