Mohon tunggu...
arif tripada
arif tripada Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Edisi Hallo Dwelling Time, Bagaimana Riwayatmu Kini?

21 Agustus 2016   08:35 Diperbarui: 21 Agustus 2016   08:52 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

EPISODE :  “OUWWW.. WALAAA”

Edisi : HALOOO, DWELING TIME, Bagaimana Riwayatmoe, Kini [?].

Nampaknya mulai ngetren “gaya pemimpin era kini” menggunakkan kewenangan ‘sidak’ diimbuhi akting  ”mimik marah-marah di TKP” , plus disorot / didampingi kamera / awak media, plus.. bla.. bla dan blow,.. Up !    Hemm, jadilah adegan memukau laiknya bintang sinetron memain watak angker dan kereen, memerankan ketokohan “Mr. Cleanner / mRs.Cleanner”.  Benarkah demikian ???     "Ouwww walaaa..."   Yuk kita trace back...

Satoe, Masih ingatkah anda adegan marah-marah pemimpin yg tesorot media saat tugas inspeksi mendadak. Salah satunya, ulah sang menteri Dahlan iskan yg spontanitas meminta petugas Tol untuk membuka gerbang karena melihat kemelut lalu-lintas bisa tercipta di jalur Tol.

Kisah doea, Gubenur Jateng [Ganjar Pranowo] marah besar pada petugas Pos Timbang mendapati dugaan praktik pungli membuat petugas Jembatan Timbang tertunduk meski sambil nyengar-nyengir getir.  Yang kasihan si kenek yang kebetulan lagi apes [hanya karena menjalankan ‘budaya’ rutinitas maka iapun kena damprat sang Pejabat] Untungnya ia gak sampai terpipis di celana.

Ketiga, Srikandinya orang Surabaya, Risma, sang Walikota marah besar kepada Panitia Pelaksana suatu even, mendapati tanaman di taman bungkul brantakan oleh ijakan peserta suatu acara.

Keempat, kalau Ahoklain lagi, kalau marah-marah sepertinya tidak harus menunggu "peran sidak" dalam kesempatan apapun dia identik dengan gaya "temperamental" dalam merespon sesuatu yang tidak sejalan dengan pemikirannya, bahkan diimbuhi dengan penegasan olah tubuh menggunakan jari telunjut, plus bibir dimoncongkan... ouwww walaaa.. !

Dan yang terhangat [apa sudah anget-anget kuku ya sekarang [?], sidak presiden Jokowi ke pelabuhan Pelindo mendapati terjadi Dweling Time pengeluaran barang impor di pelabuhan hingga 5,5 hari itu dirasa terlalu lama. Pertanyaannya. Ya Pertanyaannya ...

PERLUKAH [MAAF] tradisi MARAH-MARAH dijadikan “GAYA” ngetren untuk dipertontonkan oleh para pemimpin layak TERJADI ???

Sabar dulu jangan keburu di jawab, mari kita tengok lanjut, Presiden Jokowi marah-marah pada sidak di Pelindo saat mendapati Dweling Time pengeluaran barang impor hingga 5,5 hari.  Sepintas , tren marah-marah didepan publik [baca; sorotan kamera] sudah lengkap, dari Kepala Daerah Tingkat II, Propinsi hingga Presiden sepertinya sudah menggandrungi "gaya" tersebut nampaknya di anggap bisa mencuri perhatian bahkan “decak kagum” publik [baca; masyarakat].  Jika asumsi yg digunakan adalah sikap masyarakat dalam merespon suatu kejadian seperti mereka saat menonton sinetron maupun telenovela di TV, maka sungguh anggapan tersbut memprihatinkan.  Namun jika masyarakat bisa sedikit saja bersikap jeli meminta pendapat kpd mereka yg minimal paham “hal” yg di jadikan obyek / alasan pejabat untuk marah-marah tsb hanya menyisakan kesan “ow walah..” bhkn bisa jadi “motif kemarahan” yang sebenarnya dapat diketahui.  Pertanyaannya, SULITKAH mendeteksi aroma Pungli / Korupsi atas DWELLING TIME atas prosesi PENGELUARAN BARANG IMPOR dari Pelabuhan [?]  ataupun bentuk penyimpangan lain seperti Korupsi, termasuk kasus pengadaan Bus Impor di DKI dst, dsb, dll.  Hemmm... Prosedur Pengeluaran Barang Impor, sebetulnya sama sederhananya seperti proses ekspor yakni :

PENAGJUAN DUKUMEN IMPOR/EKSPOR->PENETAPAN JALUR :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun