"Julian berkomitmen pada tim, klub, dan dia sangat hebat. Dia berbakat dan pekerja keras. Dia tidak hanya berkontribusi dalam serangan, tetapi juga bekerja keras dan berkomitmen pada tim untuk menciptakan dinamika yang baik. Kami membutuhkannya, kami harus menjaganya, dan semoga dia bisa bertahan di klub ini selama bertahun-tahun."
Terlalu Chill, Real Madrid Harus Benahi Pertahanan Bola Atas
Sementara, julukan Chill Guy memang sempat tersemat pada bek muda Spanyol Dean Huijsen karena seleberasi gol memasukkan kedua tangan ke samping celana, ala meme Chill Guy. Namun, bukan hanya pada dia sorotan chill atau santai ini dirujuk, tetapi kepada semua elemen pertahanan Real Madrid.
Peran "bapak yang keras" pada awal musim sejatinya dibebankan kepada bek Jerman Antonio Rudiger untuk membimbing Dean Huijsen dan Raul Acensio sebagai bek muda El Real. Namun sayang, cedera hamstring membuatnya menepi cukup lama.
Alhasil, Xabi Alonso hanya mempunyai Eder Militao dan David Alaba sebagai stok bek tengah lain. Bahkan di beberapa laga ketika menggunakan tiga bek, rekrutan anyar Alvaro Carreras juga dimundurkan menempati bek tengah sisi kiri.
Manajer baru dan beberapa nama baru di pertahanan, membuat tim ini masih buktu waktu untuk membangun soliditas yang ideal. Di laga ini, terkesannya, memang ada kurang disiplin atau terlalu chill (santai) kala menghadapi serangan lawan.
Apabila di sergapan bola bawah, kecepatan Huijsen dan Eder Militao atau Acensio masih cukup terjaga, beda halnya ketika menghadapi crossing akurat pemain Atletico. Sosok Alexander Sorloth benar-benar membuat mereka mati kutu hingga gawang Courtois dihujami dua gol (bahkan tiga jika Lenglet tidak handsball di babak pertama).
Puncaknya adalah gol sundulan Sorloth, di mana penyerang Norwegia ini mampu memenangkan bola meski diapit Huijsen dan Carreras.
Borok yang sudah teridentifikasi lawan ini harus segera dicari penawarnya oleh Xabi Alonso. Ada beberapa opsi yang bisa ia jalankan, antara lain merubah pakem pertahanan menjadi tiga bek, sama seperti formasinya ketika sukses menukangi Bayer Leverkusen.
Atau jika tetap ingin bermain dengan 1-4-2-3-1, Xabi harus memikirkan peran Eduardo Camavinga dan Aurelin Tchouameni sebagai double pivot, alih-alih memainkan Arda Guler dan Federico Valverde bersamaan di lini tengah.
Dalam menghadapi set piece, handicap ini cukup kentara karena Kylian Mbappe dan Vinicius Jr juga tidak bisa terlalu diharapkan pada dual udara langsung. Untuk itulah, di laga ini nama Jude Bellingham lebih dipilih daripada Franco Mastantuono di laga ini.
Musim masih panjang, papan atas La Liga juga masih dihuni. Selanjutnya Real Madrid harus bisa berbenah lagi di sisi pertahanan, sebab akan ditunggu tuan rumah Kairat Almaty di matchday 2 Liga Champions (30/9/2025). Kebobolan enam gol di dua laga, adalah alarm awal bagi Xabi Alonso.