Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... FOOTBALL ENTHUSIASTS

Just Persistence

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Halaman Terakhir Kapten Son Heung-min Bersama Tottenham Hotspur

2 Agustus 2025   14:28 Diperbarui: 3 Agustus 2025   08:19 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Tottenham, Son Heung-min, merayakan gol ke gawang Southampton pada laga Liga Ingris di Stadion St Mary's, Southampton, pada Minggu (20/9/2020).(AFP/CATHERINE IVILL) 

Kompasiana - Di hari-hari yang harusnya dipenuhi euforia pasca-gelar Europa League 2024/2025, tiba-tiba langit di London Utara runtuh. Berita itu datang dengan cepat dari Seoul tempat klub Tottenham Hotspur dengan arsitek anyar Thomas Frank melakukan persiapan pra-musim, memukul telak setiap hati yang mengidolakan si nomor 7. 

Kabar kepergiannya tidak datang dari sumber biasa, melainkan langsung dari mulutnya sendiri. Kapten Son Heung-min, sang pahlawan, legenda, dan pemutus kutukan, akan mengakhiri perjalanannya bersama Tottenham Hotspur. 

Sebuah babak yang berlangsung selama satu dekade sejak 2015 silam, dan diakhiri dengan cara yang tak terduga. Ini bukan sekadar kepergian, ini adalah akhir dari sebuah era.

"Sebelum kita mulai konferensi pers, aku ingin mengumumkan bahwa aku sudah memutuskan untuk meninggalkan klub pada musim panas ini. Secara terhormat, klub juga sudah membantuku dengan keputusan ini," ujar Son dalam konferensi pers di Seoul dikutip dari detik.com.

"Itu adalah keputusan paling sulit yang aku buat di dalam karier. (Aku punya) sedemikian banyak kenangan luar biasa. Sungguh sulit untuk membuat keputusan ini."

Tidak ada alasan konkret yang diungkapkan Son terkait keputusan ini, jadilah spekulasi bisa diberikan mengenai apa alasan ia mempercepat masa bhakti di Spurs yang seharusnya berakhir tahun depan.

Puncak Kematangan, Akhir Perjalanan

Son datang dari Bayer Leverkusen ke Tottenham pada Agustus 2015, di masa yang tak banyak orang duga ia akan menjadi seperti sekarang. 

Ia bukan nama sebesar Gareth Bale atau Luka Modric, tapi ia datang dengan janji kecepatan dan naluri mencetak gol yang tajam. 

Awalnya, ia hanyalah seorang young gun dari Leverkusen, pemain sayap yang gesit, tapi juga seringkali terlihat limbung di hadapan kerasnya Liga Inggris. Namun, ketidaksempurnaan itu perlahan memudar. 

Son belajar, beradaptasi, dan yang paling penting, berkembang. Ia menjadi mesin gol yang konsisten, penyerang yang bisa diandalkan, dan seorang figur yang dicintai bukan hanya karena gol-golnya, tapi juga karena senyumnya yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun