Sebuah nominal yang menjadikannya manajer dengan belanja pemain terbesar sejauh ini. Yang menarik, di balik angka fantastis itu, kebiasaan belanjanya kerap terlihat cukup random, mengingat patron tiki-taka yang selalu menjadi filosofi utamanya.
Di awal kariernya menukangi Barcelona, sebuah era di mana ia berhasil meraih dua kali treble, Pep menunjukkan ketajaman dalam merekrut pemain yang sesuai sistem.Â
Sebut saja Gerard Pique, yang kembali ke Camp Nou dan menjadi pilar pertahanan; Dani Alves, bek kanan modern yang vital dalam serangan; Javier Mascherano, gelandang yang sukses disulap jadi bek tengah; David Villa, penyerang tajam yang melengkapi lini depan; dan Cesc Fabregas, kepulangan "anak hilang" yang menambah kreativitas.Â
Namun, di periode yang sama, ia juga tak luput dari blunder yang dicap mahal, seperti mendatangkan Zlatan Ibrahimovic yang tak cocok dengan karakternya, Dmytro Chygrynskiy dengan harga selangit namun minim kontribusi, Ibrahim Affelay, dan Keirrison yang bahkan tak pernah tampil untuk tim utama.
Beralih ke Bayern Munchen, di mana banyak pihak mengkritisi pilihannya karena dianggap "main aman" lantaran dominasi di Bundesliga, Pep tetap mendatangkan nama-nama krusial.Â
Mario Gotze meski tak sepenuhnya bersinar di bawahnya, Thiago Alcantara yang menjadi ekstensi otaknya di lini tengah, Joshua Kimmich yang kini jadi andalan, dan Robert Lewandowski yang menjadi mesin gol mematikan. Nama-nama ini menjadi tulang punggung timnya dan mewarisi fondasi kuat untuk era berikutnya.
Namun, panggung terbesar spending Pep adalah bersama Manchester City. Dalam sembilan musim menukangi The Citizens, ia telah merekrut total 63 pemain! Angka ini sungguh fantastis, menunjukkan obsesinya untuk terus menyempurnakan skuad dan mencari profil pemain yang paling sesuai dengan visi taktisnya.Â
Nama Jack Grealish menjadi yang paling mahal, yakni 117.5 juta Euro. Namun kesinambungan kariernya di Etihad kini jelas dipertanyakan.
Setelah musim nirgelar yang baru saja usai, angka 63 pemain itu diprediksi akan terus bertambah, mengkonfirmasi bahwa "kalap" belanja adalah respons instan Pep terhadap kegagalan.
Panic Buying Musim Dingin dan Sinergitas yang Belum Berbuah
Kegagalan di paruh pertama musim 2024/2025 memicu respons cepat dari Manchester City di bursa transfer musim dingin. Sebuah panic buying yang terlihat jelas dengan kedatangan empat nama baru dengan biaya yang tidak sedikit.Â
Ada Omar Marmoush dari Eintracht Frankfurt dengan harga 75 juta Euro, Nico Gonzalez yang didatangkan dengan 60 juta Euro, serta dua talenta muda menjanjikan, Vitor Reis dan Abdulkodir Khusanov, yang masing-masing menelan biaya 40 juta Euro. Total pengeluaran mencapai 215 juta Euro dalam satu jendela transfer dingin, yang sungguh mencengangkan bagi tim yang sudah memiliki kedalaman skuad.