Kompasiana - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuai sorotan publik dengan dua pernyataan kontroversial yang menimbulkan perdebatan sengit.Â
Pertama, beliau menyatakan bahwa ukuran celana jeans di atas 32-33 pada pria mengindikasikan risiko obesitas dan masalah kesehatan.Â
"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33 sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32,"Â ujar Budi, Rabu 14 Mei 2025 dikutip dari kompas.com.
Kedua, beliau mengaitkan gaji tinggi, khususnya di atas Rp15 juta, dengan tingkat kepintaran dan kesehatan yang lebih baik.Â
"Apa sih bedanya orang yang gajinya Rp 15 juta sama Rp 5 juta? Cuma dua, satu, pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia enggak sehat dan enggak pintar, enggak mungkin gajinya Rp 15 juta, pasti Rp 5 juta," kata Budi, Sabtu 17 Mei 2025 juga dikutip dari kompas.com.
"Pokoknya" dan "Pasti", itu adalah kata yang terkandung dalam kalimatnya. Sebuah kepercayaan diri yang sangat tinggi dalam menyampaikan hal yang seharusnya hanyalah opininya.
Pernyataan-pernyataan ini, alih-alih memberikan solusi konstruktif, justru terkesan menyederhanakan masalah kesehatan dan ekonomi yang kompleks, serta berpotensi menciptakan dikotomi yang meresahkan masyarakat.
Ukuran Celana, Bukan Sekadar Masalah Kesehatan
Ukuran celana, sebagai indikator kesehatan, jelas bukan variabel tunggal.
Ada banyak faktor yang memengaruhi ukuran celana seseorang, mulai dari genetika, bentuk tubuh, hingga kebiasaan makan dan olahraga.Â
Menyatakan bahwa ukuran celana tertentu pasti mengindikasikan obesitas adalah simplifikasi yang berbahaya.Â