Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

PSG, Pengalihan Isu Mbappe dan Peluang Quadruple dalam Kesenyapan

20 April 2024   17:36 Diperbarui: 20 April 2024   19:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Achraf Hakimi dan Kylian Mbappe, merayakan gol ke gawang Toulouse dalam laga Piala Super Perancis (AFP/FRANCK FIFE) via kompas.com

Nahkoda yang dipilih adalah Luis Enrique, legenda Barcelona yang pernah meraih treble winner kala menukangi Los Cules hampir sedekade lalu. 

Pada awal musim, satu tim sepakat bahwa akan membangun skuad dengan Kylian Mbappe sebagai porosnya. Mereka membeli pemain grade 2, seperti Ousmane Dembele, Kolo Muani, Goncalo Ramos, Lee Kang-in, Manuel Ugarte, Milan Skriniar, Lucas Hernandez dan Bradley Barcola.

Bersama Mbappe mereka bersinergi dengan skuad lama yang berisi Gianluigi Donnarumma, Achraf Hakimi, Vitinha, Nuno Mendes, Marquinhos, Fabian Ruiz dan pesona baru Prancis Warren Zaire-Emery.

Sempat kurang meyakinkan di pertengahan musim, termasuk menjadi runner-up fase grup UCL (Grup F), Luis Enrique dan manajemen PSG memutiskan untuk membangun tim masa depan pada transfer musim dingin. Salah satu inspirasinya adalah kesuksesan Real Madrid membangun skuad muda.

Maka dari itu PSG membeli Gabriel Moscardo dan Lucas Beraldo pada bursa transfer musim dingin. Mereka ingin mendahului klub lain yang berminat kepada dua starlet asal Brasil tersebut. 

Beruntung bagi PSG, tak butuh waktu lama untuk Bradley Barcola dan Lucas Beraldo tune-in bersama skuad inti. Barcola mampu menjadi senjata cadangan kala Kylian Mbappe sedang mampet. Sementara Beraldo mampu mengisi pos Marquinhos ketika sang kapten dibekap cedera.


Formasi 4-3-3 menjadi andalan Luis Enrique di PSG. Gigi Donnarumma menjadi pilihan utama di bawah mistar, dengan kuartet Achraf Hakimi, Marquinhos, Lucas Hernandez dan Nuno Mendes di lini belakang.

Vitinha tak tergantikan di lini tengah, dengan mayoritas laga ditemani oleh Zaire-Emery dan Fabian Ruiz. Trio Barcola, Dembele plus Mbappe menjadi andalan di lini serang.

Fokus utama dalam penyerangan PSG ada di letupan kedua sayapnya. Dembele dan Hakimi punya kebebasan mengolah serangan sekaligus mengeksekusi dari sisi kanan. Barcola di sisi kiri, kerap mendapat bantuan dari Mbappe untuk melakukan kolaborasi umpan pendek. 

Di lini tengah, Zaire-Emery dan Vitinha punya previlage melakukan tembakan langsung ke arah gawang jika memiliki ruang. Situasi tak terduga inilah yang repotkan Real Sociedad serta Barcelona di babak gugur UCL. Siapapun bisa mencetak gol!

Kemudian jika bicara kelemahan, jumlah kebobolan mereka menunjukkan sendiri faktor minor ini. Delapan kali bobol di fase grup UCL beserta lima kali bobol di dua babak fase grup adalah gambaran masih lemahnya koordinasi menjaga gawang Donnarumma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun