Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "One More Shot" (2024), Serasa Nonton Langsung Aksi Heroik Scott Adkins

25 Januari 2024   20:38 Diperbarui: 25 Januari 2024   20:45 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film "One More Shot". www.catchplay.com

Awalnya saya tidak paham mengapa film ini diberi judul "One More Shot" setelah menontonnya selama 1 jam 43 menit. Namun setelah sedikit googling, barulah saya tahu bahwa film ini merupakan sekuel dari film berjudul "One Shot" (2021) yang digarap pula oleh James Nunn. Alasan dari judul dengan embel-embel "One-Shot" ini cukup menarik, karena seluruh adegan diambil melalui sekali take kamera!

Kita akan dibawa dengan pengalaman menonton film tanpa narasi. Semua informasi yang ada di dalamnya keluar dari dialog para pemerannya. Selain salut terhadap ide brillian James Nunn, karakter Jake Harris yang diperankan oleh Scott Adkins juga sangat prima menampilkan adegan action secara non-stop. Dan "pemenang" dari film ini, tentu saja adalah siapapun yang berada di balik kamera! Mungkin itu sinematografer Job Reineke atau krunya yang lain. Pasti pegal sekali rasanya mengikuti setiap adegan yang silih berganti secara maraton sambil menenteng sebuah kamera yang berat.

Jika masih dirasa bingung, kira-kira begini penggambarannya. Di sebuah scene, kamera akan mengikuti kemanapun pemeran utama Jake Harris sedang beraksi, kemudian setelah menyelamatkan seorang sandera, kamera akan mengambil sudut pandang sandera tersebut untuk selanjutnya melakukan akting dengan pemeran lainnya. Hingga di satu titik ia bertemu lagi dengan Jake Harris, dan kamera kembali membuntuti Jake Harris melakukan baku pukul lagi. Begitu terus, secara maraton!!

Film ini mempunyai rating "R" karena banyak sekali adegan kekerasan tanpa adanya sensor. Untuk di Indonesia, kita dapat menyaksikannya di layanan streaming CATCHPLAY+ pada link berikut. Besar harapan saya suatu saat bisa melihat film ini di layar bioskop. Semoga. 

BACK STAGE


James Nunn kembali menggarap sekuel kedua film yang diproduksinya, dengan naskah ia kembangkan lagi bersama dengan Jamie Russell. Sinematografer Job Reineke pasti sudah sangat dipercaya oleh Nunn untuk mengambel one-take-shoot secara maraton ini. Sementara musik digarap oleh Austin Wintory.

Para aktor dan aktris yang sangat berdedikasi dengan adegan tanpa jeda di film ini, antara lain Scott Adkins (Jake Harris), Michael Jai White (Robert Jackson), Alexis Knapp (Jennifer Lomax), Tom Berenger (Mike Marshall), Waleed Elgadi (Amin Mansur), Meena Rayann (Niesha Mansur) dan masih banyak artis lainnya.

Film bergenre action-thriller ini merupakan produksi Inggris, dengan bendera Signature Films, Sky Cinema, Lypsinc Production, dan Richmond Pictures. Meskipun produk Inggris, seluruh adegan dilakukan dengan set di Bandara Washington DC, Amerika Serikat.

Scott Adkins yang terakhir saya lihat muncul sebagai karakter Killa di John Wick Chapter 4, mampu mendapatkan panggung berkelahi lagi seperti di film Triple Threat yang juga dibintangi Iko Uwais. Film ini saya yakin akan mempromosikan namanya dengan baik di belantika film action-Hollywood yang mana para aktor lainnya mulai dimakan umur, alias uzur. Berusia 47 tahun, Adkins masih akan memiliki jam tayang panjang di film-film berikutnya.

SINOPSIS

Mengambil timeline setelah penangkapan Amin Mansur (suspek teroris) di Polandia, kepolisian swasta Amerika Serikat (Homeland Security) mendapatkan info bahwa kargo yang berisi bom sudah tiba di sebuah terminal peti kemas. Dipimpin Jennifer Lomax, penyergapan ini ternyata tidak berhasil karena kontainer yang dituju tersebut ternyata kosong. CIA dan Homeland mendiskusikan bahwa Amin Mansur telah merubah jalur pengiriman bom yang ditujukan untuk meledakkan kota Washington DC tersebut.

Sesaat kemudian salah satu petinggi CIA, Mike Marshall membawa Niesha Mansur (istri Amin Mansur) yang berprofesi sebagai seorang dokter dan kini dalam keadaan hamil, untuk menemui suaminya di bandara Washington DC. Ia ditugaskan untuk mampu membujuk suaminya mengatakan dimana bom yang sudah berada di daratan Amerika Serikat tersebut. Amin Mansur merupakan perakit bom dari Timur Tengah yang anaknya menjadi korban serangan US Navy di daerah konflik tersebut.

Amir Mansur pun datang bersama dengan Jake Harris, satu-satunya Navy SEAL yang selamat dari penyergapan di Polandia. Sejurus kemudian Mike Marshall meminta Harris untuk menyerahkan Amin Mansur padanya untuk diinterogasi. 

Ketika hendak meninggalkan bandara, Jake Harris menyempatkan diri melakukan video call dengan istrinya, yang tahunya semua Navy SEAL yang diutus di Polandia telah meninggal. Harris menenangkan istrinya, mengatakan bahwa ia akan pulang sesaat lagi.

Namun ada kejanggalan yang Harris rasakan ketika ada sepasukan Homeland Security yang masuk ke area bandara tersebut, serta keanehan bahwa tidak adanya warga sipil lainnya di tempat itu. Dan dimulailah pengungkapan siapa dalang di balik bom yang bertujuan untuk membunuh Presiden Amerika Serikat dan semua jajarannya tersebut.

AFTER TASTE

Pengambilan one-take-shot kamera ini pasti membuat penonton tidak akan bisa melepas sedikitpun waktu untuk menyelesaikan filmnya. Tetapi yang menjadi kekurangannya adalah, Area Bandara ini terlihat sangat gelap sekali! Sehingga disayangkan, adegan-adegan action bagus yang bisa memanjakan mata hanya kerap terlihat setelah percikan tembakan mulai menyala.

Sangat disayangkan juga kala menghadapi musuh yang sebegitu banyaknya, James Nunn tidak memberikan rekan satu pun kepada Jake Harris. Jadi meskipun terasa lebih realistis daripada John Wick, karakter Jake Harris seperti pahlawan satu-satunya yang bisa menyelamatkan dunia. Padahal disana ada banyak orang-orang CIA yang bersenjata. 

Adegan di ruang sempit, hampir sama dengan film The Raid, sering melibatkan tangan kosong maupun penggunaan pisau. Yang menarik bagi saya adalah adegan Jake Harris yang berhasil menghabisi karakter Dunbar di sebuah gudang, dimana dalam one-take shot tersebut sangat realistis bagaimana Dunbar harus mati tertusuk besi. Saya benar-benar sangat amaze dengan kesiapan koreografi dan kematangan eksekusinya!

IMDb masih memberikan rating 5.5/10 hingga artikel ini tayang, berarti masih di bawah film pertamanya yang memiliki rating 5.6/10. Saya pribadi sangat merekomendasikan pecinta film action untuk menonton film "One More Shot" ini, karena keseruan menonton dengan sekali take kamera itu sangat absolut. Semuanya terlihat natural! Sehingga secara subyektif saya akan memberi nilai 7.5/10 untuk karya apik James Nunn ini.

Oh iya hampir lupa, seperti tadi saya katakan di depan, bahwa semua informasi yang terkandung di dalam film didapatkan dari dialog di antara pemainnya. Jadi dari awal film kita akan sama tidak tahunya seperti Jake Harris terhadap apa yang terjadi sebenarnya. Aspek thriller ini cukup logis dengan sebuah plot twist yang mungkin sudah bisa tertebak di sepertiga awal film. 

Good Job James Nunn.. Good Job Scott Adkins. Saya tunggu sekuel lainnya yang mungkin akan berjudul "One Last Shot".

Salam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun