Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Ketika Pengusaha dan Seniman Dapat Belajar Satu Sama Lain

26 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   15:23 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pelukis menunggu pelanggan di salah satu kios di Jalan Gedung Kesenian, Sawah Besar, Jakarta Pusat (KOMPAS/Fakhri Fadlurrohman)

Suatu hari saya menonton sebuah channel tentang seorang seniman terkenal yang menceritakan kisah hidupnya dimana ia juga selain mengekspresikan dirinya dalam karya seninya juga merangkap berbisnis. 

Keduanya ia anggap sebagai sebuah panggilan hidup yang saling melengkapi dimana tidak ada pertentangan satu sama lain. Meskipun mendapat pertentangan dari kerabat dekatnya, ia tetap yakin dan meneruskan jalan hidupnya itu. 

Tercermin darinya bahwa ia sendiri tidak melihat bisnis sebagai sebuah hal yang "kepepet" atau sebaliknya seni sebagai "tempat pelarian" dari kerasnya dunia ini. Pandangan tersebut cukup menarik dan membekas dalam diri saya.

Ilustrasi tentang Seniman yang Berbisnis. Sumber: knowledge.wharton.upenn.edu
Ilustrasi tentang Seniman yang Berbisnis. Sumber: knowledge.wharton.upenn.edu

Memang dalam kehidupan ini, terdapat dikotomi di mana bisnis dan seni adalah dunia berbeda, dan pelakunya yakni pengusaha serta seniman seperti dua makhluk dari dunia lain yang seakan tidak pernah bertemu. 

Padahal, jika direnungkan apakah menjadi artis maupun pengusaha merupakan karier yang bertentangan, itu semua bergantung pada cara kita melihatnya. Meskipun terdapat perbedaan yang cukup melekat dalam tuntutan keseharian profesi mereka, keduanya bukan berarti tidak sejalan, malahan bahkan dapat menawarkan peluang pembelajaran yang berharga satu sama lain.

Patut diakui, terdapat nilai-nilai yang dapat berkontradiksi satu sama lain, terutama dalam prioritas, manajemen waktu, maupun toleransi risiko. 

Pertama, secara prioritas, seorang seniman sering kali mengutamakan pengekspresian diri, kreativitas, dan mendorong batasan-batasan artistik, sedangkan pengusaha umumnya lebih mengutamakan keuntungan, efisiensi, dan juga memenuhi permintaan pasar. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik internal ketika mencoba mengejar keduanya secara bersamaan.

Ilustrasi tentang Bisnis dari Seniman. Sumber: startupmindset.com
Ilustrasi tentang Bisnis dari Seniman. Sumber: startupmindset.com

Kedua, secara manajemen waktu, seorang seniman biasanya memiliki jadwal yang fleksibel untuk mendedikasikan waktunya untuk mencari inspirasi dan kreasi, sedangkan karier dalam bisnis sering kali melibatkan jadwal dan tenggat waktu yang ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun