Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Maju Mundur dalam Pilkada TTU 2015

29 Juli 2015   15:25 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:13 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="TTU, Deklarasi, Kefamenanu, Eusebio, Ray Loin"][/caption]Masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi NTT merasa kaget dan kecewa ketika mengetahui ternyata hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar untuk berkompetisi dalam Pilkada 2015 pada hari terakhir pendaftaran (Selasa, 28 Juli 2015). Ketika batas akhir pendaftaran dinyatakan selesai, maka para aktifis jaringan sosial pun ramai mengirimkan berita dan komentar-komentar, baik di dinding akun pribadi, maupun pada grup yang diikuti. Grup facebook yang paling ramai di TTU saat ini, biinmaffonews pun kebanjiran postingan ungkapan kekecewaan terhadap terhambatnya suksesi kepemimpinan di TTU, yang merupakan kali pertama dalam perjalanan sejarah suksesi kepemimpinan di bumi Biinmaffo ini. 

Betulkah Penundaan Ini Demi Kepentingan Rakyat TTU?

Adalah Kol Arm Eusebio Hornai Rebelo, Pasi Intel Korem 161/Wirasakti Kupang yang juga mantan Dandim 1618 TTU bersama pasangannya Ray Loin yang membuat KPUD TTU harus melakukan sosialisasi ulang pada tanggal 29-31 Juli 2015 dan membuka lagi pendaftaran tahap kedua selama 3 hari (1-3 Agustus 2015). Bersama calon paket lain, Manek-Tanur yang sejatinya juga menjadi salah satu pasangan yang mendaftar ke KPUD TTU, justru menggelar jumpa pers pada sore menjelang penutupan pendaftaran (Selasa, 28/7/2015) di salah satu hotel. Inti dari jumpa pers tersebut adalah bersepakat untuk tidak mendaftarkan diri ke KPUD. Ada pun persoalan mendasar yang disampaikan oleh Raymundus Loin, seperti yang dimuat dalam http://www.timorexpress.com/20150729092212/pilkada-ttu-diboikot-mabar-ricuh adalah "Kekuatiran yang dilandasi fakta. Diantaranya, ada pelanggaran HAM dimana hak orang dibatasi dan bahkan dipaksa. Dia melihat ada mobilisasi PNS dan kepala desa. Mereka dipaksa untuk keluar pada satu pintu. PNS di TTU seakan takut dan tak berdaya". Pernyataan seperti ini menurut saya tidak dapat diterima. Bukankah sudah ada perangkat-perangkat Pilkada seperti Panwaslu yang sudah mulai bekerja? Seharusnya Panwaslu lebih diberdayakan lagi sehingga kekuatiran ini tidak muncul secara berlebihan. Jika pun ada pelanggaran HAM dan pemaksaan, toh dapat ditempuh melalui jalur hukum.

Sementara, Eusebio menyatakan bahwa keputusan ini didasarkan atas pertimbangan yang fital dan esensial menyangkut kepentingan seluruh rakyat dan keamanan wilayah. Saya pikir dan saat ini, rakyat TTU hidupnya aman-aman saja, tidak ada suasana chaos akibat persiapan-persiapan menyambut perhelatan pilkada ini. Justru saya berpikir sebaliknya, timses bersama pasangan yang tidak jadi mendaftarkan diri ke KPUD inilah  yang merasa tidak aman dan nyaman dengan keberadaan paket lain.

Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang

"Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang!" Semboyan yang diteriakkan oleh calon wakil Bupati Ray Loin pada saat deklarasi paket ERA TTU BARRU pada hari Jumat, 7 Juli 2015 di lapangan Oemanu-Kefamenanu, nampaknya tidak sejalan dengan realita kekinian, yakni layar yang sudah terkembang saat deklarasi, ternyata digulung kembali, tidak dijaga untuk tetap berkembang terus sampai meraih kesuksesan. Seharusnya, layar tersebut barulah digulung kembali dengan iringan nyanyian artis-artis penghibur seperti Doddi Latuharhary, Cita Citata, dan penyanyi pujaan hati lainnya. Pernyataan ini, menurut saya tidak sejalan dengan ketegasan sikap dan penghormatan terhadap KPU yang sudah menyusun jadwal, termasuk pengadaan logistik dan sebagainya.

Selamatkan Pilkada TTU tahun 2015

Demokrasi itu mahal harganya. Demikian teman saya selalu menyatakan demikian. Sudah tentu, jika dalam kesempatan kedua ini, tidak ada pendaftaran pasangan lagi, maka akan ditunda sampai dengan tahun 2017. Apabila terjadi demikian, maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Walaupun dianggarkan dari pusat, selayaknya calon-calon pemimpin daerah kita berpikir bahwa di sini, di bumi Biinmaffo ini masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ada gizi buruk, ada pengangguran terselubung, ada fasilitas umum yang masih minim pelayanannya, dsbnya.

Sudah selayaknya, para pemikir yang adalah calon-calon pemimpin yang ada di daerah, terutama pasangan calon yang menunda keinginannya untuk mendaftar kendati pun sudah melakukan deklarasi, untuk mengutamakan kepentingan yang lebih besar, bukan hanya mementingkan kelompok pendukungnya, sebab menjadi pemimpin daerah bukan hanya akan memimpin para pendukung tetapi memimpin seluruh rakyat Biinmaffo.

Meskipun demikian, saya sebagai rakyat Biinmaffo masih punya harapan, tanggal 1-3 Agustus 2015 nanti, semoga ada calon yang mendaftar sehingga proses pemilukada TTU tidak tertentu hingga tahun 2017.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun