Mohon tunggu...
Just Me
Just Me Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Destinasi Paling Romantis di Eropa (1)

19 November 2010   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:28 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain Paris, kota manakah yang layak mendapat julukan tempat paling romantis di Eropa? Benar! Kota ‘terapung’ yang terletak di tepi perairan Laut Adriatik ini seringkali menjadi jujugan para honeymooners dari seluruh penjuru dunia. Nah, bagi Anda yang baru saja melangsungkan pernikahan, atau bagi mereka yang ingin melakukan second honeymoon bersama pasangan setelah sekian lama menikah, book the flight now, and head to Venice! Agung Basuki (pendiri TravelHemat.com dan TravelHematShop.com) membahasnya khusus untuk Anda.

Grand Canal - Satu-satunya ‘Jalan Besar’ di Venice

Kota air

Letaknya yang tepat di bibir Laut Adriatik membuat Venice atau Venezia senantiasa bermandi matahari sepanjang tahun sehingga ideal dijadikan tujuan wisata setiap saat. Meski demikian, jika Anda berniat untuk berkunjung pada bulan Januari hingga Maret, bersiaplah untuk berbasah-basah lantaran curah hujannya yang cukup tinggi disamping hembusan angin yang seringkali menusuk sampai ke tulang. Sementara di bulan November hingga Desember, daerah yang letaknya paling rendah di Venice – yang sekaligus menjadi pintu masuk bagi kedatangan para pelancong yang berkunjung ke Venice, tepatnya daerah Piazza San Marco—seringkali terendam air akibat high tide.

Memang, Venice identik dengan air. Ketika tiba dengan bus maupun mobil pribadi melintasi jembatan panjang Ponte della Liberta yang menghubungkan Venice dan Mestre, Anda harus turun di Piazalle Roma atau Tronchetto dan berjalan kaki menuju dermaga penyeberangan Bacino Stazione Maritima sebelum menaiki water taxi (vaporetti) no. 1 yang membelah Grand Canal menuju Piazza San Marco, Venice. Perjalanan selama 40 menit menyusuri Grand Canal harus Anda tempuh dengan membayar 6 Euro untuk tiket pulang pergi.

Jika Anda menumpang kereta api, begitu tiba di Stazione Santa Lucia, Anda dihadapkan pada dua pilihan moda transportasi menuju pusat kota Venice: naik vaporetti atau a piedi (alias jalan kaki). Jika pilihan Anda adalah berjalan kaki, bersiaplah untuk menyusuri gang-gang sempit layaknya labyrinth dan pusatkan perhatian pada penunjuk arah yang bertuliskan ‘Rialto’ maupun ‘San Marco’, karena memang kedua tempat itu adalah pusat keramaian utama di Venice. Jika tidak tersesat (karena memang banyak orang yang mengalami hal ini), Anda bisa mencapai kedua tempat itu dalam waktu 30 - 40 menit.

Kecuali di daerah Lido, di daerah-daerah lainnya di seluruh Venice, Anda tidak akan menemukan mobil atau kendaraan bermotor lainnya. Karena itu, di kota yang terdiri atas 117 pulau-pulau kecil, 150 jembatan dan 400-an canal ini, sarana transportasi utamanya dilakukan dengan perahu bermotor. Untuk konsumsi turis yang memang menjadi sumber pemasukan utama kota ini, disediakan perahu dayung tradisional yang populer dengan sebutan gondola.

Naik gondola adalah agenda wajib bagi mereka yang ingin menikmati romantisme kota tempat kediaman Marco Polo ini. Untuk itu, Anda perlu merogoh kocek antara 60 – 80 Euro untuk menyewa sebuah gondola yang bakal membawa Anda berkeliling kota selama 50 menit, melintasi kanal-kanal yang membelah pulau berpenduduk 150 ribu jiwa ini.

Ponte Rialto, salah satu icon Venezia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun