Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kue Kamir Ikut Merana, Badai Covid-19 Enyahlah Segera!

1 April 2020   11:04 Diperbarui: 1 April 2020   11:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjaja kue Kamir di jalan Duta Raya Perumahan Duta Indah, Bekasi terbilang laris. Pada pagi hari ketika terjadi kerumunan pelanggan, seisi keluarga bahu membahu terlibat melayani pelanggan. Pagi ini, beberapa pelanggan memang masih memiliki keberanian untuk membelii sepotong dua potong kue kamir. Sampai kapan jajanan murah ini bisa terus bertahan dalam badai covid-19?

Kue kamir bisa digolongkan jajanan pavorit kompleks perumahan duta indah. Harganya yang murah, sekitar dua ribu rupiah satu potong, cukup untuk mengenyangkan perut untuk bertahan menanti makan siang. 

Untuk mereka yang berbadan subur mungkin perlu dua atau tiga potong kue kamir untuk bisa kenyang, tapi setidaknya tak banyak rupiah yang harus digelontorkan untuk memenuhi tuntutan kantong tengah yang kerap berkeruyukan pada pagi hari.

Penjual kue kamir ini beruntung, sejak merintis usahanya beberapa tahun lalu selalu saja dipenuhi pelanggan, itulah sebabnya penjual kue kamir yang kerap ditemani sang istri itu terus menambah jumlah dagangannya, karena hingga menjelang siang pelanggan masih saja berkerumun, sampai dagangan kue kamir yang terletak di atas meja yang tidak seberapa besar itu ludes tak berbekas.

Malang, badai corona juga menghajar pelanggan, omset penjualan kue kamir terus menurun, beberapa hari ini, laki-laki setengah baya yang ramah dan bersahaja itu sesekali melayani pelanggan sendirian. 

Pelanggan yang datang berkunjung hanya satu dua pelanggan, tak ada kerumunan seperti biasanya. Bisa jadi pelanggan memang sengaja menjauhi kerumunan, tapi sayangnya satu dua pelanggan yang datang itu dalam jarak waktu yang berjauhan, berarti omset penjualan kue kamir terus merosot.

Para penjual sarapan pagi di kompleks Duata Indah itu sangat berharap dagangannya laku keras menjelang bulan puasa, termasuk penjual kue kamir itu. Karena umumnya mereka tidak berjualan pada pagi hari pada hari puasa yang akan menjelang. Pada sore hari di bulan puasa jalan duta raya di penuhi penjual kue dadakan karena tempat itu ramai pembeli.

Tidak semua penjual sarapan pagi akan berjualan pada sore hari di bulan puasa , beberapa dari mereka menikmati hari-hari puasa di kampung halaman bersama keluarga, karena itu omset besar atau setidaknya seperti hari-hari sebelumnya, sangat mereka harapkan. 

Jikalau corona tak kunjung berlalu, sampai kapan mereka bisa bertahan? Hanya uluran tangan pemerintah yang mereka harapkan, semoga saja dana BLT juga mengalir ke pundi-pundi mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun