Mohon tunggu...
Felita Mukti
Felita Mukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa oke oye

goresan kisah dan warna indah perjalanan seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memahami Love Language Pasangan, Mempelajari Pula Budayanya

11 November 2022   07:30 Diperbarui: 11 November 2022   07:33 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Budaya merupakan suatu kebiasaan yang dibentuk oleh lingkungan sekitar kita. Dari lingkungan itu pula, kita akan belajar banyak hal, mulai dari cara berjalan, belajar membaca, menghitung, berpakaian, bertutur kata, hingga belajar memperlakukan orang lain yang kemudian akan membentuk keinginan untuk diperlakukan dengan hal yang sama kita berikan kepada orang lain. 

Cara memperlakukan dan keinginan untuk diperlakukan oleh orang lain itulah yang sering kita sebut sebagai 'love language'. Gary Chapman (ruangguru.com, 2022), orang yang memperkenalkan istilah love language mengatakan bahwa love language merupakan cara penyampaian serta penyaluran rasa sayang seseorang kepada yang lain. Ada lima macam bahasa cinta yang dikatakan oleh Gary Chapman, yaitu words of affirmation, physical touch, quality time, giving gifts dan acts of service. Macam love language yang terdapat dalam diri pasanganmu, itulah kebiasaan yang terjadi dalam lingkungannya pula.

Bagaimana dengan pasangan Anda? Apakah ia merupakan seorang yang sering berkata manis, terbuka, sering memberi pujian dan apresiasi, serta menginginkan ketegasan ucapan? Bisa jadi Ia adalah orang yang memiliki bahasa cinta words of affirmation  (kalimat penegasan). Atau mungkin ia adalah seorang yang manja, senang bersentuhan dan kontak fisik? Itu berarti, Ia memiliki bahasa cinta physical touch. Seorang dari keluarga dan lingkungan yang manis, akan menghasilkan budaya yang manis. Sedangkan seorang dari budaya yang senang memberi akan menghasilkan budaya memberi pula. Oleh karena itu, dengan memahami bahasa cinta, kita mempelajari budayanya pula.

Tahap awal dalam berhubungan adalah mengenal pasangan. Dalam proses tersebut kita akan mengetahui kebiasaan, hobi, dan sikap sesungguhnya. Tantangan dalam tahap mengenal pasangan adalah adanya ketidakcocokan budaya. Di awal kita akan cenderung menjaga sikap dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya di dalam keluarga masing-masing. 

Dengan adanya love language akan mempermudah proses pengenalan kita dan mengurangi kesalahpahaman. Kita dapat memperhatikan hal kecil dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh pasangan kita untuk mengetahui bahasa cinta nya. Contoh nyata permasalahan yang sering terjadi dalam berpasangan adalah kebiasaan bermain ponsel saat sedang bersama wanita/pria nya. Beberapa orang dapat menerima hal tersebut, namun bagi seseorang yang memiliki love language quality time mungkin akan sedikit terganggu, karena yang ia butuhkan adalah waktu pasangannya untuk dihabiskan berdua tanpa intervensi dari notifikasi.

Selain itu, mengenal bahasa cinta pasangan juga akan mempermudah kita dekat dengan keluarga pasangan kita, karena sebagian besar faktor love language yang dimiliki seorang anak adalah hasil dari budaya cinta keluarganya pula. Untuk mengambil hati 'calon mertua', kita harus mengenal aturan di dalam keluarganya terlebih dahulu. Berbagi masakan kita kepada keluarga pasangan merupakan hal manis yang dapat kita lakukan untuk mengambil hati pasangan. Namun, kita juga harus mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh dalam keluarga pasangan, mengenali budayanya terlebih dahulu. Tentu saja kita tidak boleh memberikan masakan 'steak' kepada keluarga pasangan yang beragama Hindu atau keluarga yang merupakan vegetarian. 

Kita juga tidak boleh memberikan masakan spesial babi panggang kepada pasangan kita yang beragama Muslim. Selain masakan, dalam memberikan hadiah kita juga harus mempertimbangkan budayanya. Ada beberapa orang yang tidak suka diberi bunga, karena menganggap pemberian bunga itu untuk orang yang sudah meninggal, namun ada juga yang sangat menyukai pemberian bunga.

Untuk keluarga dengan bahasa cinta words of affirmation, kita dapat menyenangkannya dengan pujian manis yang tulus, yang kita berikan, atau sepucuk surat tulus yang kita kirimkan sebagai ucapan terima kasih atau ucapan selamat kepada pasangan dan keluarganya. Sedangkan untuk keluarga yang terbiasa saling melayani, yang memiliki bahasa cinta act of service, kita dapat mengambil hati keluarganya dengan membantu anggota keluarganya melakukan sesuatu hal ketika sedang bersama. 

Misalnya, membantu menyiapkan alat makan ketika sedang makan malam bersama, atau membantu memasak di dapur bersama ibu dari pasangan. Dan untuk bahasa cinta physical touch, kita perlu mengenal lebih jauh dahulu untuk bisa mengetahui bahasa cinta ini, karena tidak semua orang akan senang dengan adanya kontak fisik. Maka dari itu, kita harus mengenali budaya keluarga pasangan. Karena budaya itulah yang mengatur setiap konteks komunikasi, artinya setiap kita berkomunikasi dengan orang lain pasti akan melihat situasi dan konteks nya terlebih dahulu (Samovar, 2017).

Semoga sukses dengan hubungan percintaan Anda!<3

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun