Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Rumput Musim Semi untuk Makanan Sapi

30 April 2016   19:04 Diperbarui: 1 Mei 2016   04:00 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gulungan rumput (il fieno) siap dibawa ke tempat penampungan, FOTO: dokpri

Musim semi ini membawa perubahan besar. Salah satunya adalah pertumbuhan rumput. Rumput ada di mana-mana termasuk di tanah yang sebelumnya seolah-olah tandus. Rumput ini membuat pemandangan tandus menjadi indah dan hijau kembali. Demikian juga dengan pohon-pohon berdaun. Pohon yang semula tampak gundul kini rindang kembali.

Perubahan itu berada di antara cuaca yang tidak tentu. Antara panas dan dingin. Kadang-kadang panas sekali seperti teriknya mentari di musim panas dan kadang-kadang dingin sekali seperti dinginnya musim dingin. Lazimnya musim dingin (April-Juni) ini menjadi musim terindah di belahan Eropa. 

Bukan saja karena indahnya pemandangan bunga mekar dan hijau daun yang bisa dilihat, tetapi juga suhu hangat yang bisa dirasakan. Tidak panas dan tidak dingin. Tetapi, kali ini, musim dingin yang didambakan itu berubah. Perubahan itu begitu besar. Manusia tak lagi bisa memahaminya. Alam mungkin sedang berubah rupa pada manusia. Lebih dari manusia, alam sendiri juga rupanya sulit memahami dirinya lagi. Alam yang sebenarnya mudah dipahami oleh manusia kini menjadi sulit.

sapi2-57251bfa917a612d05a7c45b.jpg
sapi2-57251bfa917a612d05a7c45b.jpg
rumput hijau siap dipotong

Perubahan ini tetap membawa satu hal yang pasti yakni pertumbuhan rumput tadi. Saat ini, rumput-rumput hijau memenuhi tanah datar dan miring. Di kota Parma, Bologna, Reggio Emilia, Fidenza, dan sekitarnya (Italia Utara) rumput-rumput ini menghijau. Rumput ini adalah sebuah hadiah bagia masyarakar di sini. Rumput ini tidak dipotong begitu saja lalu dibuang. Rumput yang datangnya sekali setahun ini rupanya dimanfaatkan dengan baik. Teman saya yang berasal dari keluarga petani-peternak menceritakan sedikit pengalamannya.

sapi3-57251c096723bda2131cc76e.jpg
sapi3-57251c096723bda2131cc76e.jpg
setelah dipotong rumput dibiarkan kering sehari

Katanya, rumput ini dipotong dan dijadikan makanan sapi. Tentu mesin pemotong rumput membantu manusia. Dalam pekerjaan ini. Setelah dipotong, rumputnya digulung menjadi bulatan. Bulatan ini (il fieno) dibawa ke tempat penampungan. Di situ, rumput ini ditinggal sampai waktu yang dibutuhkan. Biasanya, rumput ini digunakan pada musim dingin saat rumput tidak ada lagi. Dengan persediaan ini, sapi tetap mendapat makanan.

Lanjutnya lagi, tidak masalah rumputnya sudah kering atau tidak. Toh, sapi tetap merasakan hal yang sama. Sapi tidak mempersoalkan kering atau tidaknya. Toh, rumputnya dibuat sedemikian rupa sehingga sapi tetap punya nafsu makan untuk menikmatinya.

Katanya lagi, di daerah tertentu, rumput hijau ini dipotong sampai 3 kali. Waktu potong juga harus tepat. Ini berlaku di daerah yang sinar mataharinya banyak. Tanah yang semula dingin dan menjadi panas dengan sinar matahari menjadi tempat yang cocok untuk rumput ini. Potongan pertama juga harus tepat waktu. Sehari untuk potong. Kenyataannya hanya beberapa jam saja dengan mesin. 

Setelahnya rumput yang sudah dipotong itu dibiarkan kering antara 1-2 hari. Lalu digulung menjadi bulatan berdiameter sekitar 1 meter. Rumput yang tinggal di tanah akan tumbuh lagi dan menjadi hijau. Sekitar 1 atau 2 minggu sudah bisa dipotong lagi. Begitu terus prosesnya sampai pada kesempatan yang ke 3. Setelahnya rumput itu tidak tumbuh lagi karena musim panas sudah tiba. Saat itu, tanah itu digembur dan siap untuk ditanam dengan tanaman lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun