Mohon tunggu...
Hadi Mustafa
Hadi Mustafa Mohon Tunggu... -

Green Party Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pemulung, Pahlawan Go Green Sebenarnya

3 Januari 2014   16:39 Diperbarui: 4 November 2015   12:07 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

bagi para pemulung. Sampah-sampah yang berantakan di jalan dan taman bagaikan intan berlian yang berserakan.

Biasanya antar pemulung sendiri, mereka harus berebut pagi untuk mencari sampah. Atau bahkan, dalam kesehariannya untuk sekedar mencari tumpukan Sampah plastik, kertas, stryrofoam, kardus dan kemasan botol minuman bekas pakai, merekaharus kucing-kucingan dengan warga atau satpam komplek perumahan. Karena keberadaan mereka dianggap mengganggu dan mengancam keamanan lingkungan tempat tinggal.“PEMULUNG DILARANG MASUK”.

Pemulung ≠ Sampah

Eksistensi Pemulung bukanlah sampah masyarakat. mereka adalah orang-orang yang berprinsip, bisa saja mereka memilih menjadi pengamen atau pengemis yang penghasilannya jauh lebih baik, tapi mereka enggan melakukan itu. Keberadaan pemulung di negeri ini merupakan solusi diantara ketidakmapuan masyarakatmemilah sampah dan tidak adanya komitmen dari pemda untuk mengatasi sampah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemulung adalah orang yg mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan barang bekas (spt puntung rokok, botol air mineral, dsb) dengan menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditas. Artinya keberadaan mereka membantu bumi mengurangi beban sampah, memilah-milah sampah hingga sebagian besar sampah yang tidak terurai oleh alam bisa dimanfaatkan kembali oleh kita. Namun terjadi Penyorasi makna pada kata Pemulung. Sehingga pada strata sosial ekonomi kita, posisi pemulung berada pada kasta paling rendah.

Menurut saya, jauh sebelum kita menggembor-gemborkan gerakan Go Green dan isu Global warming para pemulung sudah lama melakukan penyelamatan lingkungan, namun sayangnya hidup mereka selalu dihinakan dan dipandang sebelah mata. Padahal peran meraka sangat sentral dalam mata rantai daur ulang sampah, ditengah masyarakat kita belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk memilah sampah antara yang bisa di daur ulang dan mana yang tidak. Mereka adalah salah satu pahlawan penyelamat lingkungan.

Pekerja Daur Ulang (PDU)

Beberapa jenis profesi pekerjaan menjadi punya konotasi yang positif ketika mengalami proses Ameliorasi, seperti SPG, PRT, OB atau bahkan kata PSK sekalipun. saya mengusulkan agar kita tidak lagi menggunakan kata pemulung untuk mereka dan diubah menjadi “PDU”, Pekerja Daur Ulang. kenapa perlu diubah? agar kita juga mampu menghormati profesi mereka yang sangat berguna untuk kelangsungan bumi kita.

Mari bersama kita sedikit peduli terhadap mereka yang selama ini termarginalkan dan memberikan apresiasi setingginya atas jasa para PDU karena jasa mereka sebagai ujung tombak pemilah dan pendaur ulang sampah. Sedikit mengangkat harkat mereka menjadi profesi yang terhormat bukan diremehkan. Komitmen kita selaku generasi muda untuk terus menggelorakan perubahan. Membela kaum yang selama ini termaginalkan, menyelamatkan lingkungan dari segala bentuk kerusakan. Save our environment and choose the green.

Sepakatkah anda menyebut para pemulung dengan term yang baru yakni PDU (Pekerja Daur Ulang)? atau ada memiliki kata yang lebih pas dan lebih terhormat untuk mereka? Mari kita perbincangkan dan diskusikan.

 

Aktivis PKB mendatangi pemulung sampah di TPA Benowo Surabaya. – Foto: kompas.com

  

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun