Mohon tunggu...
Genoveva Tersiandini
Genoveva Tersiandini Mohon Tunggu... penggemar wisata dan kuliner

Pensiunan pengajar di sebuah sekolah internasional.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Takayama Kota Kecil Nan Indah dan Nyaman

15 Juli 2023   13:19 Diperbarui: 15 Juli 2023   20:09 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bendungan di Gifu. Sumber foto: milik pribadi 

Takayama terletak di prefecture Gifu. Jaraknya cukup jauh dari Tokyo dan memakan sekitar 5 jam-an baik naik kereta maupun bus. Sebenarnya sebelumnya saya belum pernah mendengar tentang tempat ini. Nama tempat ini muncul ketika kami akan mengunjungi Shirakawago.

Awalnya kami akan mengikuti tour sehari dari Kyoto ke Shirakawago, tetapi kami memutuskan untuk memilih tempat yang lebih dekat dengan Shirakawago dan bermalam di sana untuk kemudian mengunjungi Shirakawago dalam waktu sehari. Pilihan tempat yang muncul adalah Nagoya, Kanazawa atau Takayama.

Setelah bertanya kepada salah seorang teman yang tinggal di Jepang, dia menyarankan untuk menginap di Takayama saja karena Takayama adalah kota kecil dan saya pasti akan suka mengunjunginya. Selain itu waktu yang akan ditempuh untuk mencapai Shirakawago hanya sekitar satu jam saja. Akhirnya kami memutuskan untuk n untuk menginap selama dua malam di Takayama.

Kami memilih keberangkatan jam 8:00 pagi dari Tokyo dengan mengendarai bus. Rupanya di Jepang ketika kita naik bus pun kita harus mengikuti aturan, mereka memiliki etiket saat naik bus.

Etiket ini dicantumkan di dalam tiket online yang kami beli. Jadi ketika di dalam bus kita masih boleh makan dan minum, tetapi makanannya tidak boleh makanan yang berbau agar tidak mengganggu penumpang yang lain. Sampah dari makanan dan minuman harus kita bawa pulang.

Kita pun diharapkan untuk tidak berbicara keras-keras saat berada di bus. Kita juga harus memastikan bahwa 'earphone' atau 'headphone' yang kita kenakan tidak bocor suaranya supaya penumpang lain tidak terganggu jika apa yang kita dengarkan dapat terdengar oleh mereka. Selain itu HP juga harus dalam 'silent mode' dan penumpang diminta untuk menahan diri untuk tidak menelepon di dalam bus.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah saat akan mengatur sandaran kursi. Saat kita akan mengatur sandaran kursi kita, kita disarankan untuk bertanya kepada penumpang yang duduk di belakang kita apakah akan mengganggu atau tidak. Hebatnya para penumpang mentaati aturan tersebut. Jika saat di bus kita mendengar penumbang  berbicara agak keras, kita bisa langsung tahu bahwa mereka bukan orang Jepang asli.

Pemandangan menuju Takamaya sangat indah. Di sepanjang jalan kita bisa melihat beberapa bendungan dan sungai dengan warna airnya yang hijau dan indah.

Kita juga bisa melihat pemandangan hutan nan hijau. Perjalanan yang lama menjadi tidak terasa lama karena pemandangan yang indah tersebut.

Bus yang kami tumpangi berhenti di beberapa tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Bus juga berhenti di beberapa tempat untuk memberi kesempatan pada para penumpang untuk meluruskan kaki dan juga pergi ke toilet. Satu hal lagi yang mengesankan di Jepang, baik di kota besar maupun di kota kecil adalah toiletnya yang bersih.

Selain itu toilet-nya pun canggih yang dilengkapi dengan 'bidet' yang bisa diatur penyemprotannya dan juga terdapat air panas dan dingin. Tissue bekas pakai dapat dibuang ke dalam toilet sehingga tidak ada sampah bekas tissue di toilet. Tidak ada bau pesing atau lantai toilet yang becek/basah.

Tissue yang digunakan pun tipis sehingga mudah hancur jika menyatu dengan air. Tissue untuk mengeringkan tangan juga tidak disediakan, jadi kita dapat menggunakan 'blower' jika ingin mengeringkan tangan kita. 

Pemandangan menuju Takayama
Pemandangan menuju Takayama

Salah satu bendungan di Gifu. Sumber foto: milik pribadi 
Salah satu bendungan di Gifu. Sumber foto: milik pribadi 

Ketika menunggu penumpang lain kembali ke bus saya sempat melihat dua sepeda motor diparkir di kota kecil tempat kami berhenti. Terus terang jarang sekali saya melihat motor di negara produsen motor terkenal ini. Sempat heran juga, sangat berbeda dengan negara kita atau Vietnam yang banyak sekali terdapat sepeda motor. 

Hanya ada dua sepeda motor. Sumber foto: milik pribadi 
Hanya ada dua sepeda motor. Sumber foto: milik pribadi 

Tertib. Sumber foto: milik pribadi 
Tertib. Sumber foto: milik pribadi 

Stasiun bus dan tempat beristirahat. Sumber foto: milik pribadi 
Stasiun bus dan tempat beristirahat. Sumber foto: milik pribadi 

Kami tiba di Takayama sekitar jam satu siang. Hotel kami terletak sangat dekat dengan Takayama bus station dan hanya 3 menit berjalan kaki. Mengingat waktu 'check in' di kebanyakan hotel di Jepang adalah jam 3, maka kami menitipkan kopor-kopor kami di hotel dan mulai menjelajahi kota. Pertama-tama kami harus mencari makan dulu karena sudah saatnya makan siang. Namun, petugas hotel mengatakan banyak restoran yang sudah tutup karena waktu makan siang hanya sampai jam 2 siang. Kami diberitahu bahwa di dekat hotel ada restoran ramen terkenal di kota itu, tetapi kami tidak dapat menemukannya. Kami pun berjalan menyusuri pertokoan yang kebanyakan tutup pada jam tersebut. Akhirnya kami menemukan sebuah restoran yang terletak di ujung jalan di dekat sebuah sungai dan jembatan. Kami pun memasuki restoran itu dan memesan makanan yang tersedia. Ramen dan gyoza yang saya pesan rasanya enak sekali. Pelayan yang bisa berbahasa Inggris patah-patah pun ramah. Interior restorannya juga unik.

Kota Takayama
Kota Takayama

Warung sayur. Sumber foto: milik pribadi 
Warung sayur. Sumber foto: milik pribadi 

Restoran ramen (lupa namanya). Sumber foto: milik pribadi 
Restoran ramen (lupa namanya). Sumber foto: milik pribadi 

Setelah kenyang menyantap hidangan yang lezat tersebut, kami melanjutkan perjalanan. Sebenarnya kami tidak memiliki tujuan yang jelas. Kami melangkah terus sampai akhirnya kami tiba di sebuah perempatan jalan dan saat melihat ke arah kanan kami melihat bangunan-bangunan tua dan ternyata itu adalah kota tua di Takayama di Jalan Sannomachi. Bangunannya berwarna coklat tua dan di sana kita bisa melihat deretan toko-toko 'souvenir', tempat pembuatan sake, kedai es krim dan banyak lagi. Nampaknya daerah tersebut masih dipertahankan dari bentuk aslinya dan suasananya pun terasa sangat kuno. Setelah puas melihat-lihat sekitar, kami kembali ke hotel untuk 'check in'. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, tetapi dalam perjalanan menuju hotel kami melewati sebuah kuil dan kami pun mampir sejenak. Di halaman kuil saya melihat seorang tua dengan sepedanya sedang beristirahat. Tidak lama kami berada di kuil tersebut dan segera kembali ke hotel untuk 'check i'..  Setelah 'check in' kami pun pergi ke kamar dan beristirahat sejenak karena malamnya kami akan keluar lagi untuk mencari makan malam.

Takayama yang sepi. Sumber foto: milik pribadi 
Takayama yang sepi. Sumber foto: milik pribadi 

Kota tua. Sumber foto: milik pribadi 
Kota tua. Sumber foto: milik pribadi 

Bangunan di kota tua yang masih dipertahankan bentuk aslinya
Bangunan di kota tua yang masih dipertahankan bentuk aslinya

Bangunan tua yang masih terpelihara. Sumber foto: milik pribadi 
Bangunan tua yang masih terpelihara. Sumber foto: milik pribadi 

Hida Kokubunji temple. Sumber foto: milik pribadi 
Hida Kokubunji temple. Sumber foto: milik pribadi 

Bersama opa pengendara sepeda. Sumber foto: milik pribadi 
Bersama opa pengendara sepeda. Sumber foto: milik pribadi 

Pukul tujuh kami pergi lagi untuk mencari makan, namun lagi-lagi sulit untuk menemukan restoran yang buka. Ketika siang kami diberitahu bahwa restoran buka dari jam 5 sore hingga 9 malam untuk makan malam, tetapi kenyataannya pada jam setengah delapan banyak restoran yang sudah tutup. Ada satu makanan India yang masih buka, tetapi saya tidak mau makan di situ. Ada lagi makanan yang menyediakan Hida Beef yang harganya alamak mahal sekali. Tentu saja kami tidak mau makan di situ. Kami kemudian berlajan ke arah lain dan ternyata di situ banyak terdapat bar yang hanya menyediakan makanan kecil. Aduh ... pasti tidak kenyang kalau makan di situ. Masih belum putus asa, kami berjalan kembali ke arah hotel dan di sana ternyata ada warung ramen dan udon yang masih buka. Akhirnya saya makan di situ. Udonnya lezat sekali  pantas banyak yang mengantre di luar untuk bisa makan di situ.

Restoran Ramen yang lezat/Sumber foto: milik pribadi 
Restoran Ramen yang lezat/Sumber foto: milik pribadi 

Setelah makan, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat karena keesokan harinya kami harus pergi pada jam 8:30 untuk mengunjungi Shirakawago, yang jaraknya sekitar satu jam dari Takayama. Setelah membersihkan badan kami pun segera tertidur karena lelah. Perjalanan ke Shirakawago akan saya ceritakan di tulisan berikutnya. Sampai jumpa.

Sumber foto: milik pribadi

gmt 14/07/23

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun