Mohon tunggu...
GERBANG MUNTE
GERBANG MUNTE Mohon Tunggu... Wiraswasta - WILL BE

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Salah Siapa

26 November 2020   22:30 Diperbarui: 26 November 2020   22:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini rakyat Indonesia banyak dipertontonkan dengan perdebatan-perdebatan yang cenderung menimbulkan perdebatan kusir yang tidak memiliki makna. Kebanyakan perdebatan-perdebatan yang tak bermakna tersebut banyak dipertontonkan oleh para tokoh di negeri ini mulai dari tokoh kelas daerah sampai kelas nasional yang sejatinya banyak diantara mereka tidak layak disebut tokoh.

Perdebatan-perdebatan yang dipertontonkan saat ini semakin memperlihatkan bahwa banyak orang yang sering muncul dalam media dan memberikan pernyataan dan perdebatan hanya sekedar menunjukkan syahwat kekuasaan dan kebenaran kelompok masing-masing, negara ini  tidak membutuhkan perdebatan kusir apalagi disaat bangsa ini menghadapi masalah besar untuk lepas dari pandemi covid 19. 

Seorang tokoh harus mampu menempatkan dan melihat kondisi serta menempatkan sesuatu, seorang tokoh harus mampu melihat prioritas bahkan rela menempatkan kepentingan pribadi dan kelompok di atas kepentingan bangsa dan negara, tapi yang terjadi malah sebaliknya. 

Rakyat Indonesia sudah cukup menderita saat pandemi covid 19, haruskah rakyat dibebankan lagi dengan perdebatan-perdebatan kusir yang tidak henti dipertontonkan kepada rakyat yg justru menimbulkan kebingungan? harusnya mereka-mereka yang disebut tokoh tersebut harus menunjukkan kelasnya mampu memberikan solusi paling tidak mampu memberikan ketenangan dan mengurangi kepanikan kepada masyarakat bahwa kita pasti bisa bangkit.

Belum lagi tuntas perdebatan tentang kerumunan sudah muncul lagi sebuah perdebatan yang tidak perlu diperdebatkan. Seorang  Gubernur DKI, Anies Baswedan memposting dirinya sedang membaca buku dengan judul"Hows Democracies Die" menjadi sebuah perdebatan, apa yang harus diperdebatkan? apakah seorang pejabat melanggar aturan atau perundang-undanga jika memposting sedang membaca buku? apakah judul buku yang dibaca tersebut merupakan buku terlarang? Siapakah yg sesungguhnya memulai ini? ketika muncul perdebatan seperti ini sesungguhnya siapakah yang harus disalahkan? apakah media yang mengangkat topik ataukah tokoh yang diundang? siapa yang salah atau salah siapa yang jelas rakyat yang dikorbankan karena bangsa ini hanya disibukkan dengan persoalan-persolan dan perdebatan-perdebatan yang tidak perlu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun