Mohon tunggu...
Gloria Fransisca
Gloria Fransisca Mohon Tunggu... Writer

My name is Gloria Fransisca Katharina Lawi, I was born in Jakarta. Experienced in media service especially as writer, journalist, researcher, public relation, and social media content for almost 10 years in KONTAN and Bisnis Indonesia. Currently, I am doing my new role as Content Caretaker of political platfom, MOSI.ID.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Ketidakadilan, Bukan Agama- Cerita Pendiri Arrahmah.com

15 Januari 2016   10:17 Diperbarui: 15 Januari 2016   10:50 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita lupa pada kemanusiaan. Jakarta hanya ingat pada kemanusiaan sebatas aksi di jalan jalan. Kita lupa pada saudara kita yang memilih jalan lain di luar ideologi bersama Pancasila. Kita lupa pada kejengahan masyarakat Papua pada Indonesia khususnya pulau Jawa. Mungkin Freeport menjadi penyebab pemerintah cukup kooperatif kepada OPM (menurut gue kalau dihubungin sama kata Jibriel sih).

"Orang Papua itu sudah muak, buat mereka, toh mereka lebih baik merdeka dibandingkan dijajah Jawa. Kalau Papua lepas, pasti akan dampak bagi perekonomian di Jawa," kata ayah saya.

Bisa jadi ayah saya benar. Bisa jadi ayah saya salah. Tetapi aura melepas Papua seperti melepas Timor Timur mulai nampak dari aura ayah saya. Entahlah, mungkin ayah lelah, atau mungkin itulah hikmah terbesar ayah memegang prinsip nasionalis sepanjang hidupnya.

Anda bisa sepakat juga dengan Jibriel, bisa juga tidak. Saya pun memilih tak sepenuhnya sepakat, tetapi saya menyimpan baik-baik perkataan Jibriel di CNN Indonesia yang saya pastikan hanya ditonton sedikit pasang mata. Kata-kata Jibriel bukan teror, tetapi perspektif lain tentang kompleksitas kemanusiaan, yang lagi lagi saya akui terlalu cetek dibahas dalam 140 karakter di twitter atau facebook.

Terima Kasih Kompasiana! Kamu andalanku mengeluarkan unek-unek!

 

NB: Baca dulu tulisan sebelum ini di Kompasiana saya soal Sarinah ya. Jauh lebih epik dan melankolis, Kompasiana siap jadi blog curhat hahaha #promosi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun