Mohon tunggu...
Glori Kristian
Glori Kristian Mohon Tunggu... Lainnya - 31170131

berkuliah di Universitas Kristen Dutawacana Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Risiko Kesehatan Malaria di Papua

13 Juli 2020   15:19 Diperbarui: 13 Juli 2020   15:23 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Malaria merupakan penyakit yang diakibatkan oleh parasit Plasmodium. Dimana penyakit ini dapat menular melalui nyamuk Anopheles yang menjadi vektor pembawa parasit Malaria (Plasmodium) melalui gigitan. Penyakit malaria ini merupakan penyakit yang berbahaya, menurut data WHO pada Tahun 2015 penyakit ini telah menelan korban jiwa seanyak 429.000 jiwa. Di Indonesia ada beberapa tempat yang merupakan daerah Endemis penyakit Malaria di mana Provinsi Papua dan Papua Barat termasuk didalamnya.

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rideskas) pada pada Tahun 2018 utnuk prevalensi malaria berdasarkan riwayat positif malaria melalui pemeriksaan darah oleh tenaga kesehatan dan pengobatannya di Provinsi Papua ada 12,07% atau sekitar 3.334 jiwa. Lalu pada tahun sebelumnya 2017 Provinsi Papua dan Papua Barat termasuk masih memiliki daerah penularan malaria yang tinggi (Sahiddin, 2019). 

Yang mana data ini menunjukan Bahwa Provinsi Papua dan Papua Barat masih menjadi wilayah endemis penyakit malaria. Menurut Sandy(2019) Distribusi penyakit malaria bisa tinggi kemungkinan dapat di pengaruhi pengaruhi oleh Faktor host (manusia), Faktor Keberadaan Vektor, dan Faktor lingkungan.

Di Papua sendiri memiliki Faktor Lingkungan yang dapat menjadi faktor meningkatnya angka kejadian malaria. Seperti suhu misalnya yang memang memiliki hubungan erat dengan vektor malaria yakni nyamuk Anopheles. Dimana luas wilayah sebarannyamuk bergantung dengan suhu karena jika suhu udara suatu wilayah masih memungkinkan untuk nyamuk Anopheles bisa hidup maka nyamuk-nyamuk tersebut bisa tersebar dimana dia bisa hidup dan menyebar keseluruh wilayah tersebut. 

suhu di Papua sendiri memiliki rata-rata 27,3C menurut penelitian yang dilakukan Abner di Danau Sentani Jayapura. Dimana ini merupakan rentang suhu yang masih bisa diadaptasi oleh nyamuk Anopheles dimana bisa nyamuk ini bisa beradaptasi pada rentang suhu antara 15 - 40C. Lalu faktor lingkungan yang lain merupakan curah hujan dimana ini sangat berpengaruh dengan breeding place nyamuk. Pada penelitian yang dilakukan oleh Suwito dan Singgih (2010) yang menyatakan bahwa musim penghujan maka jumlah penedrita penyakit malaria juga ikut meningkat. 

Di Papua Sendiri tepatnya di Jayapura menurut data yang di ambil dari BMKG tahun 2013 curah hujan berkisar 135 mm/bulan dengan hujan hampir separuh dari setiap bullannya adalah hari hujan. Di mana curah hujan ini dapat menyebabkan rawa-rawa yang ada di wilayah Papua dan disekitarnya bisa menjadi tempat breeding place nyamuk secara permanen akibat curah hujan yang tinggi tersebut. Selain itu penggunaan lahan dan kondisi Fisik Rumah juga berpengaruh pada peningkatan dari kejadian Malaria. 

Karena pemanfaatan lahan yang kurang memperhatikan tata ruang wilayah yang biasa terjadi di Papua seperti perkebunan, pertanian, kolam ikan dan kandang ternak akan mempengaruhi iklim mikro seperti perubahan suhu secara lokal, kelembapan, penguapan, dan cuaca lokal yang dapat mendukung penyakit malaria ini berkembang. 

Pada kondisi fisik rumah pada masyarakat pada umumnya terlebih yang tinggal di sedikit ke Pedalaman masih terdapat lobang-lobang pada dinding, kurangnya cahaya yang masuk, dan serta kurang memperhatikan kebersihan dengan baik di dalam maupun disekitar rumah dapat meninggkatkan potensi untuk menjadi tempat breeding place dan resting place dari nyamuk, yang berpotensi menyerang penghuninya (Abner, 2017).

Referensi:

Abner Fritz Watofa, Adi Heru Husodo, Sudarmadji, Onny Setiani, 2017. Risiko Lingkungan Fisik Terhadap Kejadian Malaria di Wilayah Danau Sentani, Kabupaten jayapura, Provinsi Papua. Jurnal Manusia & Lingkungan.

Muhammad Sahiddin, Softje.J. Gentindatu, 2019. Hubungan Pengetahuan, Dukngan Keluarga dan Persepsi Kepala Keluarga tentang Maalaria dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Tropis Papua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun