Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2026 akan berada di rentang 5,2% hingga 5,8%. Perkiraan ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global yang dinamis, upaya menjaga stabilitas daya beli masyarakat, percepatan transformasi ekonomi, pengembangan hilirisasi sumber daya alam, serta peningkatan iklim investasi dan kualitas sumber daya manusia. Angka tersebut juga dianggap sebagai langkah awal menuju target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam beberapa tahun mendatang, sejalan dengan cita-cita Indonesia Maju 2045. Bank Dunia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 akan mencapai 4,8%, yang lebih rendah dibandingkan dengan estimasi pemerintah dan juga mengalami penurunan dari proyeksi awal tahun sebesar 5,1%. Bank Dunia mengaitkan penurunan ini dengan ketegangan perdagangan internasional dan ketidakpastian kebijakan ekonomi global sebagai faktor utama.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 akan dipengaruhi oleh berbagai faktor penting dari dalam maupun luar negeri. Beberapa elemen kunci yang menjadi penentu utama, berdasarkan proyeksi pemerintah, lembaga internasional, dan analisis para ekonom, meliputi kondisi pasar global, daya beli masyarakat, kebijakan transformasi ekonomi, pengembangan hilirisasi sumber daya alam, serta perbaikan iklim investasi dan kualitas sumber daya manusia. Faktor-faktor ini akan menjadi dasar dalam menentukan arah dan kecepatan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan:Â
1. Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi oleh rumah tangga tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mempertahankan daya beli masyarakat yang stabil, menjaga harga agar tidak bergejolak, serta menciptakan lebih banyak peluang kerja merupakan hal yang sangat penting agar konsumsi tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
2. Investasi
Pertumbuhan investasi, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, menjadi salah satu pendorong utama ekonomi. Kelangsungan proyek-proyek strategis nasional, keyakinan para pelaku bisnis, dan kenaikan impor peralatan berat serta mesin menjadi tanda-tanda perkembangan positif di sektor manufaktur.
3. Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah, yang mencakup pembayaran tunjangan hari raya, bantuan sosial, serta pemberian insentif fiskal, berfungsi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, khususnya di periode awal tahun dan saat menjelang perayaan hari besar keagamaan.
4. Ekspor dan Kinerja Manufaktur
Kinerja ekspor, terutama dari sektor nonmigas seperti minyak kelapa sawit, logam besi, baja, dan perangkat elektronik, memegang peranan yang sangat vital dalam perekonomian. Namun, peningkatan kontribusi ekspor manufaktur masih diperlukan untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil di tengah tekanan dari luar negeri.
5. Stabilitas Harga dan Inflasi