PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membentuk generasi penerus yang unggul dan adaptif terhadap perubahan zaman. Di Indonesia, transformasi sistem pendidikan terus dilakukan untuk menjawab tantangan global dan kebutuhan zaman, salah satunya melalui kebijakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Salah satu aspek penting dalam kebijakan ini adalah transformasi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tidak lagi sekadar mengejar pencapaian kognitif, tetapi juga menumbuhkan karakter, kompetensi, dan kemandirian belajar siswa. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Arab, transformasi ini membuka ruang bagi pendekatan yang lebih komunikatif, kontekstual, dan berbasis kompetensi.
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah rumusan mengenai hasil belajar yang ingin dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran (Nasution, 2017). Tujuan ini menjadi pedoman bagi guru dalam merancang kegiatan belajar-mengajar, materi ajar, dan penilaian hasil belajar. Dalam pendekatan tradisional, fokus utama lebih pada penguasaan materi secara kognitif. Namun dalam paradigma Merdeka Belajar, tujuan pembelajaran mencakup pengembangan berpikir kritis, kolaboratif, kreatif, dan karakter. Dalam pembelajaran bahasa Arab, pendekatan ini dapat diimplementasikan dengan mendorong siswa tidak hanya menghafal mufrodat atau struktur nahwu-sharaf, akan tetapi juga mendorong siswa agar mampu menggunakan bahasa secara aktif dan menguasai 4 keterampilan bahasa Arab yaitu istima', kalam, qira'ah, dan kitabah.
B. Tujuan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Riswakhyuningsih, 2022). Karakteristik tujuan pembelajaran ini antara lain berorientasi pada siswa, kontekstual, berbasis kompetensi, fleksibel, dan integratif. Dalam pembelajaran bahasa Arab, pendekatan ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan konteks lokal, seperti budaya Islam lokal, serta mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam ruang kelas.
Lebih dari itu, integrasi tujuan pembelajaran dengan konteks nyata kehidupan siswa menjadikan bahasa Arab tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran yang terpisah dari realitas sosial dan budaya mereka. Guru dapat merancang aktivitas pembelajaran yang autentik misalnya melalui proyek berbasis budaya Islam, praktik komunikasi dalam kegiatan keagamaan, atau diskusi tentang nilai-nilai dalam teks Arab yang semuanya memperkuat keterampilan istima', kalam, qira'ah, dan kitabah secara seimbang (Fakhruddin et al., 2025). Dengan begitu, Kurikulum Merdeka tidak hanya meningkatkan kompetensi berbahasa, tetapi juga menumbuhkan sikap religius dan kebiasaan belajar yang mandiri dan reflektif pada diri siswa.
C. Dampak Transformasi Pembelajaran
Transformasi pendidikan mendorong peran guru menjadi lebih kreatif dan siswa menjadi lebih mandiri (Savira, 2023). Tidak hanya sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai fasilitator yang harus inovatif dalam merancang metode dan media pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. Pendekatan seperti teknologi digital, proyek kolaboratif, dan pembelajaran kontekstual yang semakin berkembang, mendorong siswa untuk aktif, reflektif, dan bertanggung jawab dalam proses belajarnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dekat dengan kehidupan nyata.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, transformasi ini dapat dilihat dari meningkatnya keterlibatan siswa dalam praktik bahasa sehari-hari. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan bahasa melalui dialog, video, atau jurnal harian. Nilai-nilai Islami turut dikuatkan melalui pemahaman teks berbahasa Arab yang sarat pesan moral. Selain itu, pemanfaatan media digital seperti YouTube, aplikasi interaktif, mulai digunakan untuk mendukung keterampilan abad 21 seperti literasi digital, berpikir kritis, dan komunikasi multibahasa (Simatupang et al., 2024). Bahasa Arab kini menjadi sarana pengembangan kompetensi global yang kontekstual dan bermakna.
D. Tantangan dalam Transformasi Pembelajaran
Dalam proses transformasi pembelajaran, seringkali mengalami berbagai macam tantangan dalam penerapan nya. Transformasi pembelajaran melalui Kurikulum Merdeka menghadapi berbagai tantangan di lapangan (Bungawati, 2022). Menurut Nurjanah & Mustofa, (2024), salah satu tantangan dalam transformasi pembelajaran adalah kesiapan guru dan sekolah dalam mengubah paradigma lama menuju pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa. Banyak guru masih belum memahami konsep Capaian Pembelajaran (CP) secara menyeluruh, serta kesulitan merancang tujuan pembelajaran berbasis kompetensi. Selain itu, juga keterbatasan infrastruktur, teknologi, dan bahan ajar terutama di daerah terpencil menyebabkan ketimpangan yang sangat signifikan dalam penerapan kurikulum ini secara merata di seluruh wilayah.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, tantangan menjadi lebih spesifik. Kurangnya media pembelajaran digital yang relevan dan terbatasnya pelatihan bagi guru dalam merancang pembelajaran aktif membuat proses belajar kurang efektif. Banyak materi daring tidak sesuai dengan konteks dan kemampuan siswa, sehingga guru kesulitan menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna (Maskur, 2023). Selain itu, persepsi masyarakat yang masih menganggap bahasa Arab hanya sebagai pelajaran agama turut memengaruhi rendahnya motivasi siswa. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk membangun ekosistem pembelajaran yang mendukung semangat Kurikulum Merdeka secara menyeluruh.
E. Strategi Memaksimalkan Transformasi Pembelajaran
Untuk mendukung keberhasilan transformasi pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, menurut Mardiana & Emmiyati, (2024), dibutuhkan beberapa strategi penting seperti pelatihan guru, kolaborasi, pemanfaatan teknologi, keterlibatan orang tua, dan evaluasi berkelanjutan. Sejalan dengan itu, Sulastri et al., (2022) menjelaskan bahwa pelatihan guru menjadi kunci karena mereka adalah pelaksana utama di kelas, pelatihan-pelatihan ini harus mampu membekali guru dengan kemampuan merancang tujuan berbasis Capaian Pembelajaran (CP), menggunakan pendekatan diferensiasi, dan menyusun asesmen formatif yang bermakna. Selain itu, pelatihan pedagogi digital juga penting agar guru mampu mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Teknologi seperti YouTube edukatif, aplikasi interaktif berbasis bahasa Arab dapat memperkaya pengalaman belajar siswa serta memudahkan pemahaman materi secara visual dan auditif.
Sejalan dengan hal diatas, menurut Utami et al., (2025), kolaborasi antara guru, sekolah, dan berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan perlu diperkuat melalui komunitas belajar dan forum profesional. Guru bisa berbagi praktik baik dan mengembangkan bahan ajar secara bersama. Di sisi lain, orang tua memiliki keterlibatan langsung dalam juga mendukung keberhasilan siswa. Keterlibatan tersebut bisa berupa memotivasi untuk anak-anak agar mau menggunakan bahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari. Evaluasi berkelanjutan menjadi strategi penting untuk menilai efektivitas pembelajaran, termasuk kesiapan guru dan relevansi strategi yang digunakan (Rosa et al., 2024). Evaluasi ini memungkinkan sekolah melakukan perbaikan berkelanjutan dalam implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Arab.
PENUTUP
Transformasi tujuan pembelajaran di era Merdeka Belajar merupakan langkah penting menuju pendidikan yang lebih inklusif, bermakna, dan kontekstual. Dalam pembelajaran Bahasa Arab, perubahan ini membuka peluang bagi guru untuk merancang pengalaman belajar yang lebih relevan, menarik, dan membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di abad 21. Dengan dukungan semua pihak, transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab dan mendorong terbentuknya generasi pembelajar yang kompeten dan berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA
Bungawati, B. (2022). Peluang dan Tantangan Kurikulum Merdeka Belajar Menuju Era Society 5.0. Jurnal Pendidikan, 31(3), 381--388. https://doi.org/10.32585/jp.v31i3.2847
Fakhruddin, A., Anwar, S., Romli, U., Firmansyah, Mokh. I., & Faqihuddin, A. (2025). Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah bagi Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Garut: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di Era Kurikulum Merdeka. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 10(2), 596--606. https://doi.org/10.33084/pengabdianmu.v10i2.8775
Mardiana, M., & Emmiyati, E. (2024). Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran: Evaluasi dan Pembaruan. Jurnal Review Pendidikan Dasar: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 10(2), 121--127. https://doi.org/10.26740/jrpd.v10n2.p121-127
Maskur, M. (2023). Dampak Pergantian Kurikulum Pendidikan Terhadap Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (JKIP), 1(3), 190--203. https://doi.org/10.61116/jkip.v1i3.172
Nasution, W. N. (2017). Perencanaan Pembelajaran: Pengertian, Tujuan Dan Prosedur. ITTIHAD. http://repository.uinsu.ac.id/5341/1/PERENCANAAN%20PEMBELAJARAN%20PENGERTIAN,%20TUJUAN%20DAN%20PROSEDUR.pdf
Nurjanah, E. A., & Mustofa, R. H. (2024). Transformasi pendidikan: Menganalisis pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka pada 3 SMA penggerak di Jawa Tengah. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(1), 69--86. https://mail.jurnaldidaktika.org/contents/article/view/419
Riswakhyuningsih, T. (2022). Pengembangan Alur Tujuan Pembelajaran (atp) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (ipa) Kelas Vii Smp. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi Dan Teknologi Kabupaten Batang, 7(1), 20--30. https://doi.org/10.55686/ristek.v7i1.123
Rosa, E., Destian, R., Agustian, A., & Wahyudin, W. (2024). Inovasi Model dan Strategi Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka: Inovasi Model dan Strategi Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Journal of Education Research, 5(3), 2608--2617. https://doi.org/10.37985/jer.v5i3.1153
Savira, S. (2023). Peran guru pada transformasi pendidikan dalam menyongsong generasi emas 2045. Al-Madaris Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 4(2), 28--36. https://journal.staijamitar.ac.id/index.php/almadaris/article/view/132
Simatupang, E. V., Erniati, R., & Sari, D. A. (2024). Tinjauan Beberapa Aplikasi Teknologi Pada Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Raudhah, 12(2), 200--215. https://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/3820
Sulastri, S., Syahril, S., Adi, N., & Ermita, E. (2022). Penguatan pendidikan karakter melalui profil pelajar pancasila bagi guru di sekolah dasar. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 7(3), 583. https://doi.org/10.29210/30032075000
Utami, P. R., Rahmawati, L., & Noktaria, M. (2025). Pengembangan Kompetensi Dan Soft Skill Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka: Tinjauan Literatur. MANAJERIAL: Jurnal Inovasi Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 5(1), 55--65. https://doi.org/10.51878/manajerial.v5i1.4734
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI