Mohon tunggu...
Gisantia Bestari
Gisantia Bestari Mohon Tunggu... -

gisantiabestari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peer Pressure di Sekitar Kita

25 Juli 2017   12:11 Diperbarui: 2 Oktober 2017   22:03 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman sekarang, hampir semua anak muda termasuk kita memiliki media sosial. Apapun yang terjadi di kehidupan kita, mulai dari film yang kita tonton, restoran yang kita kunjungin, sampai dengan siapa kita berada sekarang kayaknya wajib banget untuk diumumin ke semua orang. Nah, yang paling mencuri perhatian saya saat ini adalah postingan status tentang kegalauan hati. Spesifiknya, galau karena nggak punya pacar. Kenapa bisa galau? Alasan yang paling banyak saya temui, biasanya karena panik melihat kenyataan bahwa teman-teman seusianya udah pada menikah sedangkan dia punya pacar aja belom. Di sisi lain, umur semakin bertambah dan seolah 'menuntut' diri untuk segera punya pasangan hidup. Hati-hati! Bisa jadi ini adalah bentuk negatif dari peer pressure.

Peer pressure sendiri sebenarnya adalah saat pendapat atau keputusan seseorang dipengaruhi oleh orang lain di kelompok teman sebaya. Tekanan teman yang buruk dapat mempengaruhi kepribadianmu. Kamu bisa melakukan hal yang tidak biasa kamu lakukan dan bisa membuatmu merasa buruk dengan dirimu sendiri.

Bisa saja sebenernya kamu belum kepengen-kepengen banget menikah. Tapi, karena teman-temanmu sudah pada lamaran dan terus-terusan memborbardir pertanyaan "Terus, lo kapan?", kamu merasa duniamu runtuh dan harus segera tancap gas mencari calon suami.

Hal yang paling bisa kamu lakukan untuk mengontrol keadaan ini adalah kembangkan potensi yang kamu miliki dalam diri kamu. Lakukan hal yang kamu suka dan kamu cintai. Tanpa kamu sadari, meningkatkan kemampuan diri dan memiliki prestasi itu akan membuatmu percaya diri. Perlahan namun pasti, nggak ada lagi yang namanya rendah diri atau kecil hati karena masalah percintaan. Jangan lupa juga, sayangi orang-orang sekitarmu. Ketika kamu dapat menghargai dirimu sendiri dan keberadaan orang-orang di sekitarmu, pasti kamu nggak akan merasa kekurangan dan selalu bahagia.

Selanjutnya, batasi menulis keluhan di media sosial. Keluhan-keluhan kamu tentang bos yang galak, jalanan yang macet, kerjaan yang segudang, termasuk kegalauan karena nggak punya pacar, hanya akan membuat aura negatif betah mengikutimu ke mana-mana dan orang akan menganggapmu sebagai manusia yang kurang bersyukur.

 Yang nggak boleh tertinggal juga, hargai keunikanmu. Teman-temanmu punya keistimewaan, begitu juga dengan kamu. Hargai pilihan hidup yang teman kamu ambil, dan jangan lupa buat mereka menghargai jalan yang kamu ambil juga. Buat keputusan berdasarkan kemauanmu, bukan karena rasa takut akan berbeda dengan keputusan teman-temanmu.

Jangan lupa juga untuk selalu mencari pengalaman berharga sebanyak-banyaknya. Semakin banyak pengalamanmu, maka kamu akan semakin sering ketemu lagi dan lagi dengan berbagai macam orang baru. Nah, dari sini, kamu bisa lebih bijaksana dalam menimbang dan memikirkan ulang mengenai kapan waktu yang tepat untukmu menikah, tanpa harus terdistraksi dengan tekanan sosial di sekitarmu. 

Being a happy woman is a must! Isn't it?

           

Gisantia Bestari (@gisantia)

Referensi dari "Semua Yang Kamu Mau Tahu Tapi Tabu" oleh Perkumpulan Pamflet Generasi (@pamflet)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun