Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Atut Ingin Menjadi Pihak Dizholimi di Media

7 November 2013   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:29 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(photo: lampung.tribunnews.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="476" caption="(photo: lampung.tribunnews.com)"][/caption] Pernyataan Ratu Atut Choisiyah saat menghadiri Perayaan 1 Muharram di Masjid Raya Al-Bantani menyiratkan dirinya yang sekarang menjadi merasa dizholimi. Alih-alih rakyat Banten yang dizholimi selama ini, Ratu Atut malah mengeluarkan jika dirinya merasa difitnah oleh media. Merasa ada pesaing yang ingin menjatuhkan diri dan dinastinya. "Betapa kejamnya hukuman media dan sejumlah orang yang memanfaatkan momentum tahun politik ini untuk mengambil kekuasaan di Provinsi Banten," paparnya. Menurut Atut, saat ini banyak pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan untuk merebut kekuasaan di pemerintahan. Padahal, kata Atut, sejauh ini ia bersama aparatur di Pemprov Banten telah berjuang mati-matian melakukan pembenahaan di segala aspek. "Saya bukan membela diri, tapi telah banyak program percepatan pembangunan yang dilakukan. Mulai dari bidang keagamaan, pengentasan kemiskinan, pengangguran, hingga terciptanya suasana kondusif di Banten. Saya konsen dengan keagamaan, konsen dengan umat Islam di Banten. Membangunan masjid yang megah ini, saya membina pondok pesantren. Tapi kenapa di tahun politik ini ada orang yang ingin jika penguasa di Banten diganti," kata Atut. (berita: yahoo.co.id seperti dikutip dari tempo.co.id) Ingin Merengkuh Simpati Malah Berbalik Bully Ketidak percayaan terhadap Dinasti Atut dan Atut sendiri nampaknya sudah menjadi isu yang seksi di media. Media akan terus mengekspos dan mengorek semua hal yang berbau Atut Choisiyah. Semua yang wah dan seksi ini akan selalu menjadi idaman berita atau headline di Indonesia. Dan kesan 'menelanjangi' tersangka koruptor, nampaknya sedang trending di tahun ini. Sampai hobinya dengan belanja barang super mewah di luar negri yang menjadi isu seksi di media. Pada 6 Februari 2012, misalnya, Atut terbang ke Tokyo, Jepang. Empat hari di Tokyo, Atut memborong produk Hermes hingga Rp 430 juta dan belanja di Daikokuya hampir Rp 100 juta. Menurut salah satu sumber yang ditemui pekan lalu, untuk transaksi tersebut, Atut menggunakan sejumlah kartu kredit. Transaksi di Tokyo adalah salah satu transaksi Atut terbesar pada kurun waktu itu. Namun ini bukan acara belanja Atut yang terakhir pada bulan tersebut. (berita: theglobejournal.com) Tinggal tunggu tanggal mainnya, dimana media-media yang ada di Indonesia akan men-seksikan tentang betapa Atut telah dipojokkan dan merasa didzolimi oleh media. Media akan menggiring dan menyajikan fakta-fakta yang akan menggugurkan semua statement Atut atas berita diatas. Dan nampaknya masyarakat secara umum akan lebih condong meng-amini isi berita daripada pernyataan Atut. Sumber Anonim, Membuat Seksi Isi Berita Seperti mengutip artikel Pak Gapey Sandy (disini), sumber anonim dalam berita tentang belanja mewah Atut, beliau anggap patut ditempeleng. Seperti mengutip isi artikel beliau. Pertanyaannya, dari seluruh publikasi media yang ‘menelanjangi' Atut, apa pernah ada wawancara dengan Atut? Apa pernah ada pembenaran, klarifikasi, konfirmasi, atau bantahan yang disampaikan langsung Atut? Nyaris tidak ada. Kalau pun ada, hanya dari jurubicara Atut, atau adik kandungnya saja. Itu pun, sekedar upaya media memenuhi etika keberimbangan (balance) berita. Walau beliau ucap, sah-sah saja mengutip sumber anonim dalam sumber berita, tapi perlu balance dalam hal faktanya. Dan menurut saya sendiri, sumber anonim akan memberi bumbu-bumbu sedap akan keseksian suatu berita. Menjadi hal seksi yang pembaca ingin baca dalam berita. Menjadi sesuatu yang fresh dan seakan-akan sumber anonim ini mengalami atau melihat langsung kejadian yang sesuai dikabarkan. Salam, Solo, 07 November 2013 02:50 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun