Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Ironi Fenomena "Skull Breaker Challenge" dan #IngridEscamila

18 Februari 2020   10:59 Diperbarui: 18 Februari 2020   13:17 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neon oleh Prateek Katyal - Foto: unsplash.com

Ingrid Escamila adalah seorang perempuan 25 yang hidup di Mexico City. Namanya mencuat setelah terjadi kasus pembunuhan brutal.

Jasad Ingrid dimutilasi menjadi beberapa bagian lalu dibuang di selokan. Pelakunya tak lain adalah sang kekasihnya sendiri. 

Yang membuat kasus ini semakin menyeramkan adalah saat petugas koroner membagi foto-foto jasad Ingrid. Media yang memuat pun membagi berita beserta foto jasad termutilasi ke media sosial. Publik di Meksiko kecewa dan marah akan hal ini.

Ingrid Escamila- Foto: tvazteca.com
Ingrid Escamila- Foto: tvazteca.com
Entah siapa yang memulai, tagar #IngridEscamila pun diposting bersama foto dan video bernuansa alam dan keindahan. Ribuan tweet memenuhi linimasa Meksiko waktu itu. Tentunya foto jasad Ingrid akhirnya terkubur oleh ribuan foto dan video indah.

Banyak caption foto dan video menuliskan tentang Ingrid yang seharusnya dikenang dengan indah.  Dan bukan tentang kekejaman. Dan saya sendiri yang tahu tagar ini sempat memposting bunga. Karena saya yakin, ini adalah aktivisme digital yang positif.

Dan sampai saat ini, kasus dan trending #IngridEscamila menjadi sebuah titik kulminasi. Karena di Mexico City, femicide atau pembunuhan wanita cukup signifikan jumlah kasusnya. 

Polisi saat ini sedang menginvestigasi 700 kasus pembunuhan wanita. Dengan sekitar 3.285 wanita terbunuh di Meksiko tahun lalu. Dengan jumlah yang belum diketahui lebih dari ini. Publik pun turun ke jalan memprotes fenomena ini. Mereka meminta pemerintah serius menangani kasus ini. 

Di Indonesia juga banyak kasus aktivisme via tagar. Seperti Nuril Baiq dengan #SaveNurilBaiq. Kasus yang mencuat lantaran Nuril ditangkap polisi karena melaporkan tindak asusila atasannya.

Kasus Nuril Baiq ini pun didengar Presiden sehingga ia mendapat amnesti. Dengan semua hukuman dan tuduhan dihapuskan.

Dari kedua fenomena aktual media sosial ini bisa kita pahami, bahwa media sosial bukan tempat terbaik untuk menerima informasi, jika kita tidak bijak dan pintar dalam memahaminya. SBC menjadi salah satu dari banyak challenge yang berbahaya yang viral di sosial media.

Tetapi, tagar #IngridEscamila mengembalikan rasa kemanusiaan kita. Media sosial masih memberikan manfaat dan nilai positif. Publik tersadar dan bergerak akan ketimpangan, ketidakadilan, atau penindasan yang terjadi di sekitar kita.

Salam,

Wonogiri, 18 Februari 2020
10:51 am 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun