3 tahun setelah Aku masuk ke SMP ku tepatnya SMPN 2 Madiun hidupku berubah drastis, cerita ini dimulai pada sekitaran tahu 2016 yang lalu
Hari pertama masuk sekolah merupakan hari yang paling ditunggu tunggu oleh sebagian siswa (mungkin), tetapi yang jelas Aku tidak termasuk siswa yang menantikan hari pertama sekolah tersebut. Di hari pertama Aku mendapatkan kelas yang bersebelahan dengan kelas Unggulan, yang dipandang sebagai kelas yang baik dan apalah -- apalah di mata seluruh siswa dan Guru di sekolah. Kelas tersebut berisi berbagai orang pintar dari berbagai Sekolah Dasar(katanya...).
Lalu di hari tersebut Aku mulai berusaha akrab dengan teman sekelasku meskipun Aku masih menolak untuk menjadi teman mereka. Kemudian pada suatu hari, dan cuaca tidak bersahabat denganku Aku menjumpai seorang Guru yang sangat tegas dan disiplin yang merupakan Guru Bahasa Indonesiaku. Hari tersebut merupakan hari dimana  Aku mendapatkan hukuman pertamaku
"untung cuma disuruh keluar" berkata pada temanku yang juga mendapat hukuman.
Setelah kejadian itu Aku mulai rajin dalam mengerjakan tugas apalagi waktu pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun telah belajar dan mulai rajin mengerjakan tugas nilaiku masih sama saja seperti sebelumnya, kadang juga dibawah KKM. Setelah itu pola pikirku berubah drastis.
"orang pintar kalah dengan orang orang beruntung"yang menjadi motto ku untuk terus bertahan di sekolahku.
Di masa inilah Aku mulai mendapatkan tugas yang melimpah ruah yang membuat hari hari bergelimang PR. Aku pun mulai menambah pertemanan disekolahku dengan harapan tugasku menjadi lebih ringan, tetapi semua itu cuma omong kosong karena mereka tiba tiba ngilang saat Aku nanyain tugas. Di situlah Aku mulai merasa hidupku disekolah dijajah oleh PR dan tugas tugas yang sangat banyak.
Beberapa bulan setelah masa penjajahan oleh tugas dan PR...
Waktu liburan pun telah tiba, Aku berharap bias beristirahat supaya badanku kembali segar. Tapi ternyata oh ternyata... tugas dan PR malah menggunung, harapanku pun pupus. Karena
"Hanya Sprite yang nyatanya nyegerin"
Kemudian Aku mencapai fase paling menegangkan yaitu Penerimaan Raport. Dimana pada fase tersebut semua teman-teman kesayanganku seperti: handphone, laptop dan lain lain dinyatakan bersalah oleh kedua orang tuaku dan mendapat fonis disita beberapa saat waktu. Tetapi untungnya di fase tersebut Aku dan teman-temanku berhasil selamat