Bagi umat islam arah kiblat bukan hanya sekedararah mata angin yang menunjukan ke arah ka'bah tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam yang mengarahkan hati dan jiwa seluruh kaum muslim diberbagai penjuru dunia untuk menunaikan ibadah sholat. Sebagai umat islam kita pasti mengetahui banyak sekali peristiwa yang terjadi pada perjalanan dakwah nabi dalam menyiarkan agama islam, dan apakah kalian tahu bahwa arah kiblat pertama umat islam bukanlah ka'bah melainkan baitul maqdis? apa makna dibalik perpindahan arah kiblat? dan bagaimana era digital berperan dalam menentukan arah kiblat? mari kita telaah bersama makna perpindahan arah kiblat dari jejak sejarahnya hingga kemudahan modern saat ini dalam menentukan arah kiblat.
KIBLAT PERTAMA (Sejarah Awal Arah Kiblat)
Baitul Maqdis terletak dijantung kota Yerussalem, dan tempat ini memiliki keistimewaan tersendiri karena Baitul Maqdis salah satu kota suci yang menjadi saksi peristiwa bersejarah umat islam yang mana para anbiya menginjakan kaki ditanah ini untuk menyampaikan risalah tauhid. Dan Baitul Maqdis merupakan kiblat pertama Rasulullah Saw dan para sahabat, dikatakan juga bahwa nabi dan para sahabat menghadap kiblat kearah Baitul Maqdis selama 13 tahun di Mekah sebelum hijrah ke Madinah. karena setelah peristiwa isra' mi'raj belum ada ketetapan dari Allah Swt, untuk menghadap kiblat dalam melakukan ibadah. Namun dalam salah satu riwayat menyebutkan bahwa sekalipun tiap Rasul melakukan sholat menghadap Baitul Maqdis beliau selalu mengambil posisi diselatan ka'bah dan menghadap utara. Dengan demikian, maka ketika sholat beliau menghadap kearah dua kiblat sekaligus, yaitu Baitul Maqdis dan Baitullah. Kemudian setelah hijrah ke Madinah Nabi dan para sahabat melaksanakan sholat hanya menghadap ke Baitul Maqdis, dikatakan dalam sebuah riwayat kurang lebih selama 16 bulan. Dan salah satu alasan Rasul sholat menghadap ke Baitul Maqdis adalah untuk menghormati kaum nasrani yang sama beribadah menghadap kesana. Dan dari sini lah kaum yahudi mulai mencemooh Nabi dengan mengatakan "agama Muhammad memang berbeda dengan agama kami, akan tetapi kiblatnya mengikuti kiblat kami. Andaikata tidak ada agama kami, maka Muhammad tidak akan mengetahui kemana harus menghadap kiblat". Dan Nabi selalu mengadahkan wajahnya ke langit berharap agar Allah Swt memindahkan arah kiblat ke Masjidil Haram (Baitullah).
Pada tahun kedua hijriyah tepatnya pada pertengahan bulan sya'ban ketika Rasul melaksanakan ibadah sholat dhuhur di Masjid Bani Salamah yang sekarang dikenal dengan Masjid Qiblatain yang mana Allah menurunkan wahyu memerintahkan Rasul agar mengalihkan arah kiblat kearah ka'bah, maka Rasul dan para sahabat berpaling kearah ka'bah. Pada 2 raka'at pertama Rasul menghadap  Baitul Maqdis dan 2 raka'at kedua Rasul menghadap ka'bah. Dan ayat yang diturunkan adalah surat Al-Baqarah ayat 143-145.
Artinya: demikian pula kami telah menjadikan kamu (umat islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad Saw)menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitul Maqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Swt. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan  imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia(143). Sungguh kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad Saw) sering mengadah ke langit. Maka pasti akan palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dimana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu kearah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (taurat dan injil) benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan (144). Sungguh jika engkau (Nabi Muhammad Saw) mendatangkan ayat-ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu. Engkau  pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, sebagian mereka pun tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Sungguh jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau termasuk orang-orang zalim (145).
Dari ayat tersebut Allah memberikan petunjuk bahwa Allah yang maha pemilik segala arah, dan ayat ini mempertegas bahwasanya agama islam bukanlah agama yang meniru agama lain. Dan pemindahan kiblat bukan hanya sekedar memindahkan arah kiblat semata, tetapi mengandung makna simbolis dan teologis yang mendalam. salah satunya yaitu dengan perpindahan arah kiblat menjadi identitas bagi agama islam bahwasanya agama ini bukanlah buatan manusia dengan meniru ajaran lain, dan ka'bah merupakan rumah pertama yang diperuntukan bagi manusia untuk beribadah kepada Allah Swt seperti yang telah dijelaskan dalam QS. Ali Imran (3):96. Dan dibangun ulang oleh Nabi Ibrahim dan putranya  yaitu Nabi Ismail, dari hal ini kita bisa melihat bahwa adanya keterkaitan ajaran tauhid. Selain itu, peristiwa ini juga menguji keimanan para sahabat sehingga Rasul mengetahui golongan mana yang setia kepada Rasul karena sebagian dari mereka meragukan pemindahan arah kiblat ini. Dan kaum Yahudi sangat tidak senang dengan peristiwa ini karena mereka beranggapan bahwa Baitul Maqdis adalah sumber tempat agama yang paling suci yang dibawa oleh keturunan Nabi Israil.
KA'BAH: KIBLAT UMAT ISLAM
Setelah peristiwa perpindahan arah kiblat pada masa itu, umat islam diseluruh penjuru dunia melaksanakan ibadah sholat menghadap ke ka'bah hingga saat ini. Dan ka'bah menjadi simbol penting dalam agama islam sejak berabad-abad yang lalu, karena ka'bah memiliki nilai-nilai sejarah, spiritualitas serta kesatuan umat islam. Ka'bah juga memiliki makna simbolis yaitu:
- Kesatuan umat islam diseluruh penjuru dunia, dimanapun umat islam berada arah kiblat nya tetap sama sehingga merasa terhubung dan saling berkaitan.
- Mengajarkan kesederhanaan, bangunan ka'bah yang sederhana hanya terbuat dari batu tanpa visual apapun menunjukan bahwa tidak perlu bangunan mewah dan megah untuk beribadah kepada Allah Swt.
- Menguatkan rasa takwa, dengan melihat ka'bah umat islam diingatkan untuk selalu mengarahkan hati dan pikiran kepada Allah Swt.
- Mengajarkan persatuan dalam perbedaan, dan banyaknya umat islam diseluruh penjuru dunia namun memiliki kiblat yang sama yang mengajarkan kita untuk menjaga persatuan dalam setiap aspek kehidupan.
KOMPAS PENUNJUK ARAH KIBLAT Â Â