Mohon tunggu...
Gina Rahma Juliana
Gina Rahma Juliana Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Kuningan

Saya seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang menyukai membaca dan menggambar. Menggambar menurut saya adalah cara kreatif untuk menyampaikan ide-ide, sedangkan membaca adalah cara untuk memperluas wawasan dan memperjelas pemahaman. Saya berharap dengan keduanya, saya dapat menginspirasi generasi muda untuk belajar dengan penuh semangat dan kreativitas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Integritas dalam Profesi Guru SD

29 Juni 2025   10:30 Diperbarui: 29 Juni 2025   16:38 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulias Saat Mewawancarai Guru SD Negeri Sukajaya  (Dokumentasi Pribadi, 2025)

“Biasanya kami lakukan pembinaan terlebih dahulu. Kami ajak berdiskusi, beri nasihat, dan jika perlu, ada tindak lanjut administratif sesuai peraturan sekolah. Intinya kami upayakan solusi terbaik, tapi tetap tegas demi menjaga kualitas pendidikan.”

Langkah ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap etika guru tidak hanya bersifat hukuman, tapi juga edukatif dan pembinaan berkelanjutan.

Penulias Saat Mewawancarai Guru SD Negeri Sukajaya  (Dokumentasi Pribadi, 2025)
Penulias Saat Mewawancarai Guru SD Negeri Sukajaya  (Dokumentasi Pribadi, 2025)

Sementara itu guru kelas di sekolah yang sama, Ibu Euis Efa Yuliartika, S.Pd, menyampaikan pendapat senada:

“Integritas itu sangat penting bagi seorang guru SD. Karena integritas mencakup kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Seorang guru harus bisa menjadi panutan.”

Dalam praktik sehari-hari, beliau menekankan pentingnya bersikap jujur kepada siswa, baik dalam menyampaikan materi maupun dalam menilai hasil kerja mereka. Ketika terjadi kesalahan pun, beliau tidak segan untuk mengakuinya dan memperbaiki, sebagai bentuk tanggung jawab dan keteladanan.

Beliau juga menambahkan bahwa:

“Guru yang punya integritas pasti akan disiplin dalam segala hal—baik dalam datang ke sekolah, dalam menyampaikan materi, maupun dalam menegakkan aturan di kelas.”

Sebagai mahasiswa calon guru, saya mendapatkan pelajaran berharga dari wawancara ini. Integritas bukan sekadar nilai yang ditulis dalam visi sekolah, tetapi harus benar-benar ditunjukkan melalui sikap dan tindakan setiap hari. Melalui pengalaman lapangan ini, saya menyadari bahwa membentuk guru yang profesional dan beretika tidak cukup dengan mengandalkan kecerdasan intelektual. Kejujuran, tanggung jawab, dan keteladanan adalah modal penting yang wajib dimiliki.

Namun sayangnya, di tengah padatnya tuntutan administrasi dan beban kerja guru, kadang integritas bisa tergerus jika tidak dijaga dengan kesadaran pribadi yang kuat. Rutinitas yang padat seringkali membuat guru terlena, hingga akhirnya melonggarkan sikap profesional. Padahal, integritas bukan sekadar etika kerja, tapi cerminan kepribadian sejati yang harus melekat dalam diri seorang pendidik.

Misalnya, dalam hal penilaian siswa atau kehadiran di kelas, tidak sedikit yang terjebak pada praktik asal-asalan karena merasa lelah atau terburu-buru. Ini berbahaya karena setiap keputusan guru memiliki dampak jangka panjang terhadap karakter dan sikap siswa. Guru bukan hanya pendidik, tapi juga cermin. Ketika guru menunjukkan sikap tidak jujur atau tidak disiplin, anak-anak bisa menirunya tanpa sadar. Inilah sebabnya mengapa integritas tidak boleh menjadi pilihan—melainkan keharusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun