Mohon tunggu...
Gina Farhanah Jauza
Gina Farhanah Jauza Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki etos kerja yang baik. Latar belakang saya yang merupakan mahasiswa community development tidak memaku saya untuk hanya mengikuti kegiatan terkait. Saya tidak takut untuk mencoba hal baru dan selalu berkomitmen dalam menjalankannya. Saya kreatif, memiliki banyak ide dan memiliki pengalaman dalam mengeksekusinya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filsafat Pendidikan Islam Yang Moderat

3 Oktober 2025   20:35 Diperbarui: 3 Oktober 2025   20:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya, filsafat pendidikan Islam adalah pondasi intelektual sekaligus spiritual yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan peradaban umat. Filsafat pendidikan Islam bukan sekadar wacana akademis, melainkan kebutuhan mendesak dalam menghadapi problematika pendidikan kontemporer. Dengan konsep dasar yang holistik, ruang lingkup yang luas, dan aliran yang variatif, filsafat pendidikan Islam mampu memberi jawaban yang solutif terhadap krisis moral, sekularisasi ilmu, globalisasi, dan ketidakadilan pendidikan. Saya meyakini bahwa pendidikan Islam akan menemukan relevansinya jika mampu mengintegrasikan nilai-nilai tradisi dengan kemajuan modern. Dengan begitu, pendidikan Islam tidak hanya menghasilkan manusia yang cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan moral. Bagi saya, filsafat pendidikan Islam adalah kompas yang menunjukkan arah agar pendidikan tidak kehilangan tujuan sejatinya, yakni melahirkan insan berakhlak mulia, berilmu, dan mampu berperan sebagai khalifah di bumi. Pendidikan merupakan salah satu instrumen paling penting dalam membangun peradaban manusia. Melalui pendidikan, manusia tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga diarahkan untuk membentuk kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, dan memiliki kesadaran akan tanggung jawab spiritualnya. Dalam konteks Islam, pendidikan tidak hanya dipandang sebagai transfer of knowledge, melainkan juga transfer of value yang menghubungkan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta.

Menurut pandangan saya, filsafat pendidikan Islam hadir sebagai pondasi yang kokoh dalam mewujudkan pendidikan yang paripurna. Ia bukan sekadar cabang filsafat yang membicarakan teori pendidikan, tetapi sebuah sistem berpikir yang memberi arah, makna, dan tujuan yang luhur bagi dunia pendidikan. Di tengah derasnya arus globalisasi, perkembangan teknologi, dan problematika pendidikan kontemporer yang semakin kompleks, filsafat pendidikan Islam memiliki relevansi yang tinggi untuk dijadikan landasan dalam merumuskan solusi. Pendidikan yang hanya berorientasi pada aspek teknis misalnya mengejar kecerdasan akademik atau kemampuan kerja sering kali gagal mencetak manusia yang utuh. Di sinilah filsafat pendidikan Islam menawarkan perspektif yang lebih menyeluruh: pendidikan sebagai upaya membentuk manusia yang berilmu, berakhlak, dan memiliki kesadaran ketuhanan. Jika dicermati, ruang lingkup filsafat pendidikan Islam yang mencakup aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis menunjukkan bahwa Islam tidak sekadar bicara tentang “apa yang harus diajarkan”, tetapi juga “mengapa dan untuk apa pendidikan itu ada”. Menurut saya, inilah kekuatan utama filsafat pendidikan Islam: ia tidak berhenti pada metode, tetapi menekankan makna dan tujuan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, keberadaan filsafat pendidikan Islam terhadap problematika pendidikan kontemporer sangat penting agar dapat mengatasi krisis moral, mengingat di zaman sekarang banyak menghadapi degradasi moral akibat pengaruh globalisasi dan media digital. Filsafat pendidikan Islam yang menekankan pembentukan akhlak dan spiritualitas sangat tepat untuk mengatasi krisis ini. Selain itu, filsafat juga dapat menjawab sekularisasi
pendidikan memisahkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Kemudian, filsafat pendidikan Islam dengan prinsip integratifnya dapat mengembalikan kesatuan ilmu, sehingga setiap ilmu diarahkan untuk mendekatkan manusia kepada Allah. Filsafat juga dapat menghadapi tantangan globalisasi. Globalisasi membawa dampak positif sekaligus negatif. Menurut saya, pendidikan Islam harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan ilmu, tanpa kehilangan identitas keislamannya. Menegakkan keadilan bagi Pendidikan. Filsafat pendidikan Islam dengan prinsip keadilannya menekankan bahwa pendidikan harus merata, inklusif, dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Terlepas dari relevansi pendidikan, banyak kurikulum pendidikan modern yang cenderung pragmatis dan kurang memperhatikan aspek moral. Menurut saya, filsafat pendidikan Islam mampu memberi arah bagi kurikulum yang seimbang antara aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan spiritual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun