Mohon tunggu...
Gina Dwi Septiani
Gina Dwi Septiani Mohon Tunggu... Guru

Tulisan ini sebagai jejak dan kenangan bahwa aku pernah ada di dunia yang fana ini.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menikah tanpa Pacaran

19 November 2022   15:00 Diperbarui: 19 November 2022   15:03 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saya ingin berbagi cerita tentang perjalanan dalam menyempurnakan separuh agama yaitu menikah. Masih tersimpan dalam ingatan, Allah mempertemukan saya dengan suami saya dengan cara yang baik. Ketika itu umur saya hampir kepala tiga, saya sudah pasrah. Saya ingin sekali menikah, tapi berprinsip untuk tidak pacaran. Bagi sebagian orang, mengatakan itu sesuatu yang langka terjadi. Tapi tidak ada yang tidak mungkin, bila Allah berkehendak, apapun menjadi mungkin. 

Saya merasakan nikmatnya menjaga diri sampai jodoh itu hadir. Tidak ada yang menyangka seorang perempuan yang hampir setiap hari hanya bekerja, jarang main, bahkan tidak pacaran. Tiba-tiba memberikan sebuah undangan pernikahan 2 minggu kemudian. 

Masya Allah, berkah dekat dengan orang-orang baik. Allah membukakan jalan menuju halal melalui salah satu orang baik yang dekat dengan saya. Ketika saya pulang dari monitoring PKL, beliau memberikan sebuah Biodata Taaruf seorang laki-laki. Saya melihat keseluruhan biodata taarufnya. Rasanya suasana hati ini menjadi senang dan tanpa disadari bibir pun tersenyum. 

Beliau meminta saya untuk membuat biodata taaruf balasan untuk laki-laki itu (suami saya). Akhirnya, biodata pun dibuat saat itu juga dan dikirim. Keesokan harinya laki-laki itu menghubungi saya, menanyakan berbagai hal tentang pribadi dan mengajak untuk bertemu. Awalnya saya menyarankan untuk ditemani oleh teman. Tetapi dia menginginkan untuk berdua saja. Sebenarnya saya tidak terbiasa bila bertemu dengan lawan jenis, jika hanya berdua. Karena takut ada pikiran yang tidak baik. Namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami pun bertemu. 

Pertemuan pertama dengan dia (suami saya) benar-benar berkesan. Walaupun saya percaya Allah pasti menyediakan jodoh terbaik suatu hari. Namun, saya tetap tidak menyangka, ada laki-laki yang mengajak serius ke jenjang pernikahan tanpa mengajak pacaran. Masya Allah, pertemuan ini memberikan harapan pada impian menuju pernikahan yang saya dambakan sebelumnya. Sesuai dengan keinginan saya, menikah tanpa pacaran. 

Proses begitu cepat, setelah pertemuan pertama itu, selanjutnya dia datang ke rumah menemui orang tua saya. Sama halnya yang dia katakan sebelumnya bahwa dia serius mengajak saya menikah dan meminta persetujuan orang tua. Kemudian pertemuan berikutnya yaitu pertemuan orang tua, sambil merencanakan acara pertunangan/khitbah. Selang beberapa minggu saya pun dikhitbah. Tidak berlama-lama dua bulan kemudian saya menikah dengan dia (suami saya). 

Pernikahan ini bagi saya seperti awal. Saya merasakan indahnya menikah tanpa pacaran. Bahkan kebalikannya Pacaran setelah Menikah. Alhamdulillah halal. 

Sekian cerita yang bisa saya bagikan. Semoga hal baiknya bisa diambil. Apabila ada yang tidak baik, mohon dimaafkan. Percayalah para singelillah, kalian akan bertemu dengan jodoh terbaik walaupun tidak pacaran. Teruslah perbaiki diri sampai Allah pertemukan nanti di momen terbaik. 

Cimareme, 19 November 2022

Gina Dwi Septiani

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun