Mohon tunggu...
Hernoer Tjahjo
Hernoer Tjahjo Mohon Tunggu... -

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Suatu Kesalahan Bisa Terulang?

4 Maret 2017   23:40 Diperbarui: 4 Maret 2017   23:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari jum'at kemarin sebagaimana rutinitas harian , saya pergi ke jakarta dengan dengan mengendarai motor. Bukan naik motor sampai jakarta, cukup naik motor sampai stasiun kereta api, untuk dilanjutkan dengan KRL . Setelah sampai jakarta baru sadar saya bahwa kunci motor masih tertinggal di motornya.Untungnya,(untungnya ini kata yang dipakai untuk menghibur diri daripada meratap )  parkirnya ada di parkiran resmi lahan KAI . Meski demikian sedikit ada rasa nggak tenang,karena bagaimanapun juga parkir yang aman,terkadang masih juga bobol. Akhirnya saya pasrahkan saja kondisi itu, karena saya juga repot kalau mau balik soalnya pekerjaan juga menunggu dikerjakan , mau ngebel petugas juga tidak tahu siapa yang bisa dibel. Namun keputusan saya masih berkata saya percaya sistem parkir KAI aman. Demikianlah, saya pernah mengalami hal seperti kunci ketinggalan ini , namun ternyata masih saja terjadi hal itu , meski tentunya  saya tidak menginginkan hal ini terjadi. Ini adalah sebuah contoh kesalahan yang berulang.

Contoh kedua, saya baca artikel kiriman teman saya di grup  , teman saya ini  membagi sebuah artikel , dimana diceritakan  seorang lulusan perguruan tinggi top 5 di Indonesia bisa 2 tahun menganggur belum dapat kerjaan. Ini juga pasti adalah kesalahan yang dibuat berulang, kesalahan apakah itu? kesalahan menggunakan metode yang sama dalam melamar kerja, kesalahan yang sama dalam memaknai mindset soal bekerja, sebagai contoh bekerja harus dengan bidang yang sama dengan yang dia pelajari atau bekerja itu adalah harus menjadi pegawai . Padahal di masa sekarang tidak demikian, dulu pun sebenarnya juga tidak demikian mutlak. Contohnya  Cak Lonthong yang sarjana elektro bisa jadi komedian, atau Pak Hermawan Kertajaya yang juga sarjana elektro bisa menjadi mahaguru pemasaran.

Contoh ketiga , masih ingat lagunya Soimah yang judulnya "koplo", sebuah lagu yang mengajak orang untuk berhenti minum minuman keras. Banyak orang yang mendendangkan lagu ini namun tidak mengambil pelajaran dari isinya lagu ini. Masih saja ada orang yang nekat minum oplosan,akibatnya sudah bisa ditebak, banyak nyawa meninggal sia-sia.

Contoh ke empat, balapan motor tidak resmi atau trek-trekan .Ini juga beresiko tapi masih banyak orang mengulang dirinya mengerjakan itu semua.

Contoh ke lima, banyak orang punya duit tergiur ingin dapat keuntungan dengan cara instant, ada yang menitipkan dananya, ternyata tertipu dengan investasi bodong, ada yang tertipu dengan ilmu perdukunan yang konon bisa menggadakan uang.

Masih banyak contoh lainnya lagi untuk menggambarkan bagaimana kesalahan berulang itu terjadi. Nah, pertanyaan yang pertama adalah mengapa hal demikian kok masih bisa terjadi?

Ternyata, meskipun secara sadar kita merasa menyesal atas kesalahan yang kita ulang, namun ternyata hal demikian berbeda dengan apa yang terjadi di alam bawah sadar kita. Alam bawah sadar kita  masih punya kecenderungan untuk memilih melakukan yang hal yang paling nyaman dan paling gampang untuk dikerjakan. Kalau disimpulkan  dari berbagai kejadian di  contoh tadi, ternyata kesenangan,kenyamanan terkadang  bisa membutakan akal dan logika seseorang. Ini yang membuat seseorang menjadi lama dalam waktunya menyadari  untuk belajar dari suatu kesalahan.

Pertanyaan berikutnya yang menurut saya paling menarik dan penting untuk kita kaji bersama adalah : Bagaimana caranya agar kita bisa meminimalisir melakukan pengulangan kesalahan?

Berkut ini ada 3 tips yang perlu kita lakukan untuk meminimalkan kita mengulang kesalahan.

1. Kenanglah rasa sakit akibat melakukan kesalahan tadi sampai tertanam dalam diri kita untuk  terus kapok mengulang kesalahan itu. Seseorang mengulang kesalahan karena dia lupa akan kesulitan yang akan ditanggung akibat kesalahan tadi.

2. Ingatlah bahwa mengulang kesalahan di masa sekarang bisa jadi akan berdampak lebih buruk dibanding kesalahan yang sama sebelumnya. Sebagai contoh yang kasus trek-trekan atau oplosan tadi , bisa jadi kesalahan itu hanya berujung di rumah sakit, namun bisa jadi kesalahan itu akan membawa ujung usianya.  Pernah kan, mendengar kisah seseorang penggembala domba yang teriak dombanya diambil serigala, ternyata ketika tetangga datang ternyata dia senyum-senyum dan bilang dia sedang bergurau .Demikian berulang -ulang sampai suatu ketika kambingnya benar-benar diambil serigala, meski dia berteriak menghiba tidak ada lagi tetangga yang mau menolongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun