Suasana Ramadan yang hanya dirasakan setahun sekali selama kurang lebih satu bulan ini memang memberikan kenangan tersendiri yang tak bisa dirasakan di bulan lain. Menghadari acara bukber, war takjil, hingga solat tarawih menjadi contoh kecil yang selalu dinanti.
Di hampir separuh bulan puasa ini pun kita bisa melihat suasana Ramadan yang begitu kental, terutama ketika menjelang berbuka saat orang-orang berburu takjil. Menu-menu mulai dari manisan, gorengan, hingga makanan berat menjadi sesuatu yang wajib dibeli dan harus ada saat waktu magrib.
Tak dapat dipungkiri bahwa di bulan puasa ini kita lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman dibanding hari-hari biasa. Banyak menu yang hanya ada di bulan ini karena sulit ditemukan jika bukan Ramadan. Hal ini tanpa disadari berujung pada penumpukan sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga.
Tidak hanya dari sisi konsumen sebagai pembeli, namun penjual pun punya andil dalam penumpukan sampah ini. Produksi makanan ataupun minuman yang dibuat meninggalkan sisa bahan baku tak terpakai yang berujung jadi sampah.
Sebenarnya permasalahan sampah memang jadi hal yang bisa dibahas kapan saja tanpa menunggu Ramadan. Tapi mengingat bahwa produksi sampah di bulan Ramadan akan meningkat dari biasanya, maka kita perlu langkah khusus untuk mengelolanya lebih bijak.
Maka di tulisan ini saya ingin memberikan sedikit cara kecil yang bisa kita lakukan untuk mengelola sampah. Yuk simak di sini.
MEMISAHKAN SAMPAH
Hal pertama adalah dengan tidak menyatukan semua sampah menjadi satu. Sederhananya, pisahkan antara sampah kering dan sampah basah. Contoh sampah kering antara lain seperti plastik, botol, kertas, dan lainnya. Sementara contoh sampah basah yang sering dijumpai ialah sisa-sisa makanan.
Mulailah membuat dua tempat sampah berbeda agar mempermudah pengelolaan ini. Setelah dirasa penuh, terutama di sampah kering, pilih lagi sampah yang sekiranya bisa didaur ulang.
Jenis sampah seperti botol plastik bisa dipisahkan lagi secara khusus untuk diberikan/dijual ke tukang loak. Biasanya merekalah yang nantinya akan mengolah ini di tempat khusus. Dengan begini kita setidaknya kita telah punya aksi nyata meskipun terlihat kecil.