Halo, Ramadan, akhirnya kita bertemu lagi di tahun 1446 H ini. Aku bersyukur masih diberi kesempatan oleh Sang Pencipta, Allah SWT, menjalani hidup di bulan yang penuh berkah.
Sebagai manusia yang tidak akan pernah sempurna, aku sadar bahwa masih banyak dosa dan kesalahan yang aku lakukan di dunia. Berpaling dari Allah karena sibuk dengan dunia, hingga kewajibanku sebagai muslim sering kali terabaikan.
Kadang aku merasa sangat kotor dan tidak pantas lagi untuk beribadah kepada-Nya, ditambah lagi dengan ujian hidup yang terlalu berat membuatku semakin jauh dari Allah SWT. Tapi, aku sadar bahwa ini mungkin jalan yang telah ditakdirkan oleh-Nya agar aku bisa kembali ke jalan yang benar dan tetap melakukan tugasku sebagai seorang muslim
Dear Ramadan, aku ingin membuat sebuah target kepadamu selama sebulan ke depan. Tolong pegang dan catat, ya. Ingatkan aku juga jika suatu saat lupa atau lalai dalam target ini.
Aku ingin menjadi pribadi baru yang lebih baik...
Ya, aku tahu, kau pasti akan menganggap ini sebagai harapan atau target yang terdengar klise juga terlalu pasaran. Jadi, izinkan aku untuk menjelaskan lebih detail ya agar kau lebih paham.
Dear Ramadan, waktu sebulan ini tidak mungkin aku sia-siakan, bukan? Aku tidak ingin menjalani hari denganmu dengan hampa dan tangan kosong di masa depan. Maka dari itu jadilah saksi di mana aku ingin memperbaiki diri.
Sebenarnya aku paham bahwa menjadi pribadi yang lebih baik bisa dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu kehadiranmu. Namun kurasa, ini jadi waktu emas karena aku bisa lebih fokus menjalaninya. Mengingat Allah SWT, dan terus mendekatkan diri kepada-Nya.
Sebelumnya aku sering melalaikan kewajiban solat, bahkan melewatinya tanpa bersalah. Tapi Ramadan, tahukah kamu bahwa sejak sebulan sebelum dirimu hadir, aku sudah mulai memperbaiki itu. Aku bisa beribadah tepat waktu, dan merasa gelisah ketika belum melakukannya. Mungkin ini bisa jadi pertanda baik, bukan?
Dear Ramadan, aku terlalu sibuk bekerja hingga tak menyisakan waktu untuk membaca Al-Qur'an, kitab suci yang jadi pegangan bagi setiap muslim. Maka sejak awal kau hadir di 1446 H ini, aku membuka kembali lembaran itu setelah menyelesaikan solat. Aku membacanya dan memaknai setiap arti dari ayat-ayat itu.