Mohon tunggu...
Gilang Nugraha
Gilang Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Jr. Content Writer

untuk mendukung silahkan donasi di https://saweria.co/Gilangn isi konten Harian

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Pada Akhirnya Komunitas Game Berhak Menentukan Arah Game di Masa Depan

16 Desember 2020   20:35 Diperbarui: 16 Desember 2020   20:51 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
E-Sport. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jamie McInall

Industri game selalu memberikan sesuatu yang sangat berbeda dari tiap generasi, dimulai dari dilirisnya konsol game pertama yang dibuat oleh Attari hingga konsol yang baru saja diliris di tahun 2020 ini yaitu PS4 & Xbox Series X, bahkan sekarang handphone yang dulunya hanya bisa digunakan sebagai telepon genggam pun mulai bisa merambah dan menjadi salah satu platform yang digunakan untuk bermain game bahkan mungkin saja nantinya ketika perkembangan teknologi mulai semakin cepat maka game game dengan grafik realistis bisa di mainkan di ponsel anda sekalian.

Pada dasarnya sebuah konsol handheld sudah ada sejak dilirisnya PSP, Nintendo DS, dan yang paling baru adalah Nintendo Switch. Begitu pula game-game yand dimaninkan mulai terasa membosankan ada yang percaya bahwa ini selaras dengan bertambahnya umur seorang gamer yang mulai tidak lagi memainkan game, namun menurut saya hal ini tidak sepenuhnya bisa dibenarkan, karena pengalaman saya memainkan ulang game masa lalu di PS2 pun masih terasa menyenangkan dibandingkan memainkan game yang secara grafik begitu indah namun sayangnya sebagai gamer kasual yang seringkali menikmati game sambil rebahan dan sepulang kerja, kadang merasa sebuah industri game mengalami hal yang sangat signifikan sebelum era ps2 dimulai karena cerita yang ditawarkan dalam sebuah game tidak lagi terlalu menarik untuk diikuti. 

Namun pada dasarnya hal ini juga tidak bisa serta Merta kita menyalahkan keadaan dimana developer game tidak lagi kreatif dalam menciptakan sebuah game namun harga tawar pasar juga yang mulai berbeda dan dari analisis saya sebagai pemain game dari era Nintendo NES hingga ps4 & PC dan juga seringkali memainkan game di smartphone bahwa ada ketakutan akan game game di masa depan yang sebenarnya ditentukan oleh keinginan pasar dan komunitasnya.dan mungkin Ini lah yang akan terjadi pada game di masa depan  apabila komunitas mulai terpisah dan tidak seperti dahulu:

  1. Maraknya developer kapitalis

Hal ini mungkin tidak terasa oleh beberapa dari anda yang baru saja merasakan industri game di era 2013 keatas dimana banyaknya developer game yang mengambil keuntungan, dan boleh dibilang secara paksa dari game yang mereka ciptakan dan rilis kepada para pemainnya, hal ini bisa dibilang sebagai sebuah microtransaction dimana terdapat pembelian di dalam game berupa item ataupun Hero.

Pada dasarnya hal ini awalnya dipercaya diciptakan oleh developer untuk para pemain gamenya yang juga sebuah kolektor untuk mengkoleksi beberapa item yang dijual di dalam game namun lama kelamaan developer mulai serakah dari yang awalnya hanya menjual skin sebagai kosmetik saja ke arah item/barang didalam game yang bisa membantu para pemainnya untuk meraih kemenangan.

Pada awalnya komunitas game mendemo hal yang dilakukan oleh para developer ini hingga muncul tagar #paytowin (dalam bahasa Indonesia disebut bayar untuk menang) terlebih maraknya game kompetitif di dalam skena industri game sekarang ini namun karena terbiasanya gamer-gamer millenial akan hal ini ada juga yang pro akan kebijakan developer ini maka apabila dibiarkan lama kelamaan hal ini akan menjadi sesuatu yang biasa saja dan inti dari sebuah game yang dulunya sebagai hiburan akan luntur begitu saja.

  1. Umur game yang semakin pendek

Dengan tidak adanya keinginan untuk menjadi game dan skena kompetitif pada masa gaming sekarang maka keinginan untuk menikmati game akan semakin berkurang, dan nantinya hanya akan ada 2 tipe gamer di masa depan yaitu yang pro (jago) dan juga noob(kurang jago), seharusnya komunitas game bisa membedakan ketika memainkan game secara kompetitif dengan tujuan meraih kemenangan dan juga memainkan game secara fun atau bersenang-senang saja, terbukti bahwa pada masa sekarang komunitas game terdahulu yang seringkali mementingkan sebuah komunikasi pada sebuah game dimana memang masa internet dan komunikasi tidak se advance sekarang.

Seringkali pembicaraan game terkesan lebih luas dengan keadaan berbagi pengalaman hingga petunjuk game adventure / pertualangan bahkan bertukar informasi dalam game adalah hal yang lumrah namun karena adanya skena kompetitif pembicaraan sekedar sudah tamat atau belum saja, adanya gameplay speed run bahkan seringkali membuat sebuah umur game terbilang cukup pendek dimana tidak ada lagi keinginan untuk menikmati sebuah game tersebut. 

Namun dengan adanya kebutuhan komunitas game casual yang ingin merasakan bersenang-senang dengan teman dalam memainkan sebuah game membuat game simple seperti Among Us yang pada intinya mengandalkan sebuah komunikasi membuat game yang hampir bangkrut di 2019 ini bisa dibilang "terbantu" dengan adanya Covid-19 dimana orang-orang tidak bisa berkomunikasi kurang lebih 3 bulan dengan orang lain membuat game Among Us ini menjadi sesuatu yang bisa memenuhi keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain bahkan banyak beberapa orang yang pada dahulu tidak bermain game terhibur dan ikut menikmati game ini, dan saya berharap komunitas game seperti ini nantinya tidak menghilang sebagai penyeimbang gamer-gamer yang kompetitif.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
    Lihat Metaverse Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun