Mohon tunggu...
Gilang Febriano Putra
Gilang Febriano Putra Mohon Tunggu... Seniman - Film Director

Gilang Febriano Putra adalah seorang sutradara, penulis, untuk beberapa iklan, film pendek, dan tvc. Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat dan dibesarkan di sebuah desa tepian danau Maninjau. Ia pernah kuliah di salah satu Institut Seni dengan jurusan Telvisi dan Film, karya dokumenter pendeknya pernah diputar pada event Youth Asian Film Exhibition, Guangzhou, Cina.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bucin, Bahasa Bodoh yang Terus Berkembang

5 Desember 2019   20:14 Diperbarui: 5 Desember 2019   20:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Aktivitas jatuh cinta di zaman sekarang semakin inovatif, penggunaan bahasa pun semakin beragam, dari bahasa yang sudah trend di era 80an hingga bahasa yang tercipta di zaman sekarang, salah satunya Bucin.

Jika kita melihat secara arti dan terjemahan, bucin sendiri tidak terdaftar dalam KBBI, bucin tidak memiliki arti yang tepat. Namun, jika kita lempar masalah ini pada masyarakat saat sekarang ini khususnya anak muda, kata kata bucin seakan memiliki arti dan hidup, yang secara pasti bahasa atau kata ini tak pernah tercipta secara cerdas!.

Seiring perkembangan teknologi digital, kita muda untuk mengembangkan atau melemparkan sesuatu pada publik, salah satunya kata "Bucin" sendiri. Dari anak-anak sosmed, hingga anak-anak alay, bahkan seorang Ridwan kamil pun, ikut menggunakan kata bucin.

Jika kita lihat reaksi di masyarakat bucin sudah berperan sebagai salah satu semiotika yang di sepakati orang banyak. Dalam teori semiotika Charles S Pierce ini di sebut Simbol, tapi juga bisa di kategorikan pada Indeks, ah sudahlah, terlalu mewah kata bodoh ini untuk kita kaitkan dengan teori seorang Charles S Pierce.

Sesuai kesepakatan pada masa sekarang, bucin berperan untuk sebuah umpatan, atau cacian kepada seseorang. Sesuai kesepakatan Bucin menjadi hal terendah dalam asmara. Ya, kesepakatan yang pastinya tidak lahir melalui riset, undang-undang, dan lain sebagainya, maka bisa kita sebutkan kalau ini lahir dari kebodohan dan tidak mengerti serta tidak menikmati sebuah proses asmara.

Yang disebut dengan bucin itu ketika seseorang yang menjadi budak dari kisah percintaannya sendiri, misalnya seorang cowok yang rela melakukan apapun demi ceweknya secara berlebihan (berlebihan disini tidak ada ukuran) dan dianggap tidak seharusnya begitu maka dikatakanlah Bucin.

Namun namanya orang sedang mabuk asmara yang maksudnya hanya ingin membahagiakan pasangannya tanpa mengecewakannya sama sekali, ia akan menganggap hal itu patut ia lakukan. Beberapa orang masih ada saja yang tidak terima dikatakan atau diledek dengan sebutan "bucin". Pengertian ini sengaja saya ambil dari sebuah jurnal yang ditulis oleh Posciety.

Namun, jika kita tarik waktu ke belakang, jauh sebelum kata bucin menjadi tenar, jauh sebelum kebodohan menyelimuti zaman sekarang, beberapa tokoh hebat rela melakukan apa pun demi wanita tercintanya.

Kita sebut saja seorang penulis dan jurnalis Marah Rusli yang rela berkorban mati-matian untuk seseorang yang ia cintai, yang akhirnya ia tuliskan pada buku "Siti Nurbaya" dan "Memang Jodoh", banyak lagi karya beliau yang menjadi hasil curahan kisahnya.

Lalu, kita lihat lagi seorang Buya Hamka, seorang islami yang kuat dimana ia mengorbankan sebagian hidupnya bahkan hingga adat pada istri tercinta. Bahkan, pada suatu masa, Buya Hamka di suruh oleh ayahnya untuk berpoligami, namun karna kecintaannya ia pun kabur dengan istri tercinta.

Beberapa kisahnya ia campur dalam buku-bukunya seperti "Tenggelamnya kapal Van Der Wick" dan "Dibawah lindungan Ka'bah" dan banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun