Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bagaimana Pemain Muslim Membangun Peradaban di Liga Primer Inggris

24 April 2020   17:15 Diperbarui: 24 April 2020   21:35 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain persoalan perbedaan ras terhadap pemain kulit gelap yang merebak luas, islamophobia juga meracuni segelintir orang di benua biru tak terkecuali di Inggris. Perbuatan teror atau tindakan radikal yang dilakukan oleh satu dua kelompok yang kebetulan beragama muslim kerap digeneralisir sebagai dosa kolektif semua umat muslim.

Namun secara perlahan stigma keliru terhadap muslim itu mulai terkikis oleh keberadaan pesepak bola muslim di Inggris. Peradaban pro muslim dimulai ketika seorang Spanyol keturunan Afrika Utara, Mohammed Ali Amar, atau yang dikenal dengan nama pendek "Nayim", diboyong dari Barcelona menuju Tottenham Hotspurs pada November 1988 dengan status pinjaman.

Alumnus La Masia itu tampil gemilang di musim perdananya sehingga membuat pihak Spurs mempermanenkan Nayim untuk lebih lama bermukim di London. Dengan nilai transfer 400 ribu paun -- angka yang terbilang tinggi pada masa itu -- berhasil membuat Nayim mencatatkan sejarah sebagai pemain muslim pertama di Inggris sekaligus di era kompetisi modern Liga Primer (EPL) yang mulai dicetuskan sejak tahun 1992.

Semenjak itu, pemain muslim kian mendapatkan tempat di EPL, meski jika dihitung dengan rasio selama 28 tahun terakhir atau sejak kehadiran Nayim di Inggris jumlahnya belum bisa dikatakan banyak.

Namun perubahan tetap terjadi, meskipun tak banyak, kini pemain muslim mulai merata beredar di setiap klub EPL. Ada sekitar 50 pemain setiap musimnya dari total 666 pemain yang didaftarkan oleh 20 peserta untuk semua ajang domestik di Inggris.

Pengaruh Pemain Muslim Mengikis Islamophobia di Inggris
Berbicara membangun peradaban, tak semua pesepak bola muslim mampu berkontribusi dan dianggap berpengaruh di Inggris. Seperti yang dilakukan Nayim, tanpa skill yang mumpuni mungkin namanya takkan tercatat sebagai pendobrak tradisi lama: sentimen terhadap muslim, sehingga Ia berhasil mengklaim julukan pemain muslim pertama yang berlaga di EPL.

Nayim meletakkan batu peradaban dengan baik, Ia membangun citra bahwa pemain muslim pun punya bakat. Hal demikian membuat mata para talent scouting/pemandu bakat mulai terbuka dan tak kikuk lagi mencari talenta ke pelosok Afrika Utara dan daerah dengan mayoritas penduduk muslim lainnya.

Dengan begitu, EPL mulai dihuni oleh pemain dengan berbagai ras, etnis manusia, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Nama-nama muslim seperti Djibril Cisse, Papiss Cisse, Nicolas Anelka, Abou Diaby, Demba Ba, Kolo Toure, Yaya Toure, Ali Al Habsi, Islam Slimani, Mesut Ozil, Mohamed Salah, Sadio Mane, Riyad Mahrez, Paul Pogba, Moussa Sissoko, Serge Aurier, dan lainnya bukan lagi nama-nama yang langka di EPL.

Tak cuma menghiasi atau sekedar pelengkap, mereka juga meninggalkan pandangan baik tentang muslim. Seperti yang kerap dilakukan Demba Ba bersama Newcastle United saat merayakan gol dengan cara sujud syukur, hal itu membuat anak-anak yang bermain sepak bola di taman mulai meniru melakukan hal yang sama. Ba menaruh respek yang baru di Inggris terhadap kaum muslim.

Momen lainnya adalah ketika penganugerahan predikat Man of The Match (MoTM). Sesuai tradisi, pemenang MoTM dalam sebuah pertandingan akan diberikan sampanye. Pada satu kesempatan, Yaya Toure yang memenangi predikat tersebut.

Sontak rekan satu tim Yaya, Joleon Lescott, menawarinya sampanye. Namun yang terjadi hanyalah penolakan sebab Ia merupakan seorang muslim. Sejak saat itulah pengelola EPL megubah tradisi dengan meniadakan sampanye dan memberi trofi kecil untuk pemain yang dianugerahi predikat MoTM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun