Ia juga menyampaikan bahwa sepak bola nasional bisa berpretasi bukan malah jadi wadah perseteruan kepentingan-kepentingan tertentu. Dalam hal ini agaknya Ia sedikit menyinggung dua kubu di tubuh federasi sepak bola nasional yang pernah berseteru, PSSI dengan KPSI pada 2012 silam.
"Kami ingin sepak bola nasional yang dicintai masyarakat berprestasi. Bukan menjadi ajang perseteruan kepentingan-kepentingan pihak tertentu," harap Glenn, 19 Januari 2013. Seperti dinukil dari Liputan 6.
Sebuah pesan yang sarat dengan makna bahkan masih relevan untuk kondisi sepak bola kita hari ini. Jika perseteruan dianggap sudah mereda hari ini -- baik di internal organisasi maupun gesekan antar supporter -- tetapi keinginan Glenn terhadap prestasi membanggakan bagi sepak bola nusantara belum jua terwujud.
Alih-alih menarik sebuah kesimpulan, penulis pun tak kuasa bersenandung;
"Kasihku,
Sampai disini
Kisah kita.
Jangan tangisi keadaannya,"
Ya, memang demikian keadaannya, kasih seorang Glenn lewat lagu, film, dan sepak bola telah usai. Tak heran jika kemudian semua orang dari berbagai kalangan begitu kehilangan sosok Glenn Fredly.
Di industri musik, film, dan sepak bola namanya akan mudah diingat oleh kalangan mana pun. Semoga secarik pesan yang belum terwujud (baca: prestasi) segera dibalas oleh sepak bola kita.
Selamat jalan, Bung. Katong semua utang rasa pada ale. Danke!