Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meninjau Progres Persib di Bawah Kendali Miljan Radovic

7 Maret 2019   22:25 Diperbarui: 8 Maret 2019   07:47 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Persib Bandung Miljan Radovic.(Persib.co.id) | kompas.com

Dari musim ke musim kita kerap melihat Hariono sebagai penutup alur serangan lawan. Namun ada tugas tambahan dari Radovic: memperbanyak sentuhan dengan bola. Mungkin beberapa musim sebelumnya kita bisa heran menyaksikan penampilan Hariono yang bisa mengibuli 1-2 pemain dan berlama-lama dengan bola. Namun kini, hal tersebut mulai lumrah disaksikan.

Dalam hal sentuhan passing dan crossing pun jadi meningkat. Tak berlebihan rasanya menyebut Hariono memerankan setengah peranan Genaro Gattuso dan setengah lagi Andrea Pirlo. Namun sayang, peranan ini didapat di usia yang tak lagi muda. Ditambah lagi, dua gelandang yang ditugaskan lebih agresif kerap terlihat terlambat turun mensupport area yang Hariono tempati saat transisi negatif (dari menyerang ke bertahan) berlangsung.

Seperti yang tergambar jelas dalam momen gol-gol Persebaya ke gawang Persib. Celah menganga di sepertiga pertahanan Persib terlihat saat pemain Persebaya free mendapat bola di sebelah posisi yang ditempati Hariono. Akibat dari terlambatnya respon Kim dan Erwin membantu area jangkar, satu bek Persib melangkah ke depan untuk mengisi ruang kosong tersebut. Di kondisi seperti ini cukup mengurangi kekuatan defense kolektif Maung Bandung sebab hanya tinggal tersisa tiga bek saja.

Lubang yang menjadi kelemahan Persib ini terus dioptimalkan Persebaya -- saat defense hanya satu gelandang yang tersisa, dan memaksa satu bek tengah maju menemani Hariono -- bahkan gol kedua Persebaya bek Persib hanya tersisa dua pemain dan di gol ketiga bek Persib harus kembali cover posisi lowong di sebelah Hariono akibat bantuan yang lamban dari dua gelandang lain.

Selain minim saat memberi bantuan bertahan kepada Hariono. Baik Erwin maupun Kim belum sepenuhnya menggigit saat menjadi kreator serangan. Dalam beberapa momen keduanya terlalu melebar sehingga menutup peran para pemain sayap.

Radovic perlu mencari formulasi dalam meminimalisir kondisi ini. Bisa saja dia memainkan Abdul Azis yang punya fleksibelitas dalam menyerang dan bertahan atau secara ekstrem mengubah pola dasar dari skema 4-3-3 dilaga terakhir nanti. Ini untuk melihat sejauh mana opsi-opsi yang bisa jadi solusi disaat ide utama mandek. Percobaan perlu terus dilakukan, sebab pola yang selama ini ditampilkan pun tidak sepenuhnya berhasil. Apalagi ini momen pra-musim, dimana pelatih diberikan keleluasaan untuk bereksperimen taktik.

Transisi Negatif yang Berantakan

Konon dalam permainan sepakbola maupun futsal ada sebuah frasa "menyerang itu naluriah". Sebuah kalimat sederhana namun banyak makna. Bisa diartikan bermacam-macam, salah satunya adalah bahwa skema bertahan lebih penting ketimbang skema menyerang. Sebab setiap pemain punya naluri untuk menyerang. Namun saat bertahan, tak semua punya tanggung jawab dan kemampuan yang sama. Itu mengapa saat kita bermain, menyerang akan terasa menyenangkan ketimbang membantu pertahanan.

Kiranya analogi tersebut dapat dipahami. Saat memeragakan sistem bertahan, semua terasa lebih berat dan rumit. Berbeda dengan transisi positif, dengan segala ketergesaan pemain bisa berimprovisasi melancarkan serangan. Misalnya saat serangan balik.

Ada satu lagi yang bisa dijadikan penguat jika bertahan lebih penting dari menyerang. Jika sebuah tim gagal bertahan maka resikonya kalah, tetapi jika kita gagal dalam menyerang maka belum tentu tim tersebut kalah, paling banter kegagalan hanya disebut sebagai: gagal mencetak gol. Intinya tidak ada toleransi bagi satu kesalahan kecil pun dalam bertahan.

Permasalahan ini yang kemudian muncul di Persib era Radovic. Setelah satu musim penuh bobotoh disuguhi seni bertahan tingkat tinggi gubahan anak buah pelatih terkemuka Eropa, Hector Cuper (baca: Mario Gomez). Kini sistem pertahanan Persib mulai melemah. Kebobolan 7 gol dalam 4 laga melawan tim selevel bukanlah catatan yang bisa dipermaklumkan. Jika dirata-ratakan Persib punya persoalan 1.75 nirbobol/laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun