Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kepa yang Semestinya Keluar

25 Februari 2019   14:28 Diperbarui: 25 Februari 2019   22:42 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: express.co.uk

Sarri menambahkan, bahwa anak buahnya tak salah. Ini hanya soal perbedaan sudut pandang ketika dimana Kepa yang berada di lapangan dan merasakan kondisinya sendiri dengan Sarri yang hanya bisa melihat Kepa dari kejauhan.  

"Ini kesalahpahaman. Saya memahami si kiper mengalami keram dan mungkin tidak akan bisa memainkan adu penalti. Seperti yang sudah saya bilang, saya meminta pergantian karena ada problem fisik, tapi dikatakan bahwa dia baik-baik saja. Jadi saya pikir dia benar," tambahnya.

Tradisi Lama: Konspirasi Pemain The Blues
Jauh-jauh hari sebelum pertandingan ini, ada sebuah fakta menarik mengapa Chelsea sering bergonta-ganti pelatih. Penyebab utamanya adalah para pemain itu sendiri. Aksi terselubung dari pemain ini kerap dilakukan lewat pembangkangan seperti yang baru saja terjadi atau melalui berbagai rencana lain untuk menyingkirkan pelatih yang dianggap tak sesuai kehendak para pemain.

Hal tersebut diutarakan oleh eks bek Chelsea asal Brasil, Alex Rodrigo Dias da Costa atau lebih dikenal dengan nama lapangan Alex. Ia mengalami betul kondisi tersebut ketika masih aktif berseragam London Biru medio 2004/12. Ia mengungkap jika di masa dia bermain untuk Chelsea praktik konspirasi menyingkirkan pelatih memang benar adanya.

"Selama saya di sana, ya. Saya tidak berbicara masa sekarang, sebab saya tidak lagi berada di sana. Namun, saya bicara saat saya berkarir di sana. Saya melihat ada banyak kebingungan dengan masalah satu ini. Ada banyak pemain yang berharap segala sesuatunya tidak berakhir baik bagi manajer dan dia [para pelatih yang pernah menangani Chelsea] akhirnya angkat kaki," tandasnya.

Siapa yang Mestinya Keluar?
Dalam sudut pandang yang lebih luas, kata "keluar" yang diutarakan dalam subjudul kali ini tak hanya berlandaskan arti keluar lapangan saat pergantian pemain terjadi. Christopher Roy Sutton eks pemain dan manajer sepakbola Inggris yang kini jadi cendekiawan sekaligus komentator untuk BT Sport menyatakan kesamaan persepsi dengan John Terry yang telah disampaikan dibagian awal artikel.

"Kepa seharusnya tidak pernah bermain untuk Chelsea lagi. Ini seharusnya menjadi penampilan terakhirnya bersama Chelsea. Dia memalukan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," Ujar Sutton seperti dikutip dari Detik Sports yang bersumber pada BBC.

Pria kelahiran Nottingham 45 tahun silam itu juga seolah ingin menepis jika tradisi konspirasi pemain The Blues lewat pembangkangan akan terjadi lagi. Sebab yang semestinya keluar atau kongkritnya dipecat adalah Kepa bukan Sarri. Kiper berpaspor Spanyol itu jelas-jelas salah dimatanya.

"Jika saya Sarri, saya akan meneruskannya [melakukan pergantian tersebut]. Anda tidak seharusnya dirusak. Mengapa para pemain tidak menyeret Kepa [keluar]? Kepa harus dipecat bukan Sarri," tambahnya.

Andai Kepa keluar dan menuruti perintah Sarri, bisa jadi presentase kemenangan Chelsea bisa berubah jadi lebih baik. Sebab selain memainkan kiper yang lebih bugar secara fisik. Willy Caballero pun punya catatan mentereng saat menghadapi babak tos-tosan. Pada final Piala Liga 2016 silam misalnya, Ia berhasil menangkis tendangan tiga pemain Liverpool dan membawa City menjadi juara.

Namun, apapun itu sepakbola bukan hitungan matematika dan permainan logika. Dalam olahraga ini, kemenangan memang sulit ditakar lewat data statistik. Dan yang kini jadi persoalan adalah "kenapa Kepa tak mau diganti" bukan "kenapa Chelsea kalah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun