Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bisakah Pelita Bandung Raya Hidup Kembali?

18 April 2018   13:48 Diperbarui: 19 April 2018   09:57 6825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.pikiran-rakyat.com

Musim baru telah tiba, ISL 2014. Dejan masih dengan programnya membina pemain muda. Walaupun tidak menutup kemungkinan pemain senior macam Agus Indra Kurniawan, Tallaouhu Abdul Mushafry, Hermawan, dan Bambang Pamungkas sekalipun dimasukan kedalam tim.

Dejan bersama staf pelatih membuka seleksi bagi para pemain junior. Tersaring lah nama-nama seperti Rizky Pellu, Imam Fathurahman, Riyandi Angki, M. Arsyad, Wawan Febrianto, Dolly Gultom, Rahmad Hidayat, Ghozali Siregar, David Laly, dan lainnya. Untuk mengisi legiun asing yang saat itu masih dengan regulasi tiga pemain asing, Dejan turut serta membawa Denis Romanovs penjaga gawang yang berasal dari Latvia, kemudian Boban Nikolic bek senior berpaspor Serbia, dan terakhir Gaston Castano.

Di PBR edisi 2014 ini juga Dejan mengorbitkan kembali nama-nama yang telah pudar. Seperti Kim Kurniawan, Diaz Angga Putra, Wildansyah, hingga Yongki Ariwibowo. Dengan racikan pemain senior, junior, hingga asing. Dejan membuat tim PBR disegani lawan-lawannya. Kim Kurniawan dan kolega yang disebutkan satu per satu diatas menjadi tulang punggung tim ini.

PBR musim itu cukup trengginas. Rizky Pellu tak ubahnya pemain senior jempolan dalam memutus serangan lawan, Kim sebagai aktor passing terbaik yang dimiliki tim, David Laly dan Wawan Febriyanto sebagai pelari cepat, dan Bepe naluri golnya kembali stabil. Semua berkat sentuhan Dejan Antonic dan stafnya. Hingga perpaduan tersebut meloloskan mereka ke final four ISL 2014, mereka menjadi tim semifinalis bersama klub-klub besar seperti Persipura Jayapura, Arema Cronus, dan Persib Bandung.

Bisa dibilang Dejan datang sebagaimana Ferguson datang ke MU. Tidak berbicara gelar juara, namun berhasil membangun fondasi tim yang kuat dengan pemain muda. Jika United memiliki class of 92 berisi David Beckham, Ryan Giggs, Nicky Butt, Paul Scholes, dan Neville, sedangkan PBR memiliki class of 2014 yang beranggotakan Kim Kurniawan, Rizky Pellu, Wawan Febriyanto, David Laly. Sayang pemain tersebut harus dilepas ke klub lain akibat krisis finansial yang mengancam klub.

Andai saja PBR bertahan sedikit lama lagi. Bisa dipastikan class of 2014 itu memberikan gelar bagi tim berjuluk The Boys Are Back ini. Mengingat para alumnus Class of 2014 dan PBR seyogianya itu kini menjadi tumpuan di klub barunya. Seperti Kim Kurniawan di Persib, Rizky Pellu di PSM, Rahmad Hidayat di SFC (musim lalu), David Laly di Liga Malaysia bersama Felcra FC, Ghozali Siregar di Persib Bandung, Wawan Febriyanto di PS Tira.

Senjakala PBR di ISL 2015

Awal April 2015 muncul kabar tidak sedap di Pelita Bandung Raya. Chief Executive Officer (CEO) PBR dikabarkan mengundurkan diri. Mundurnya Marco Gracia Paulo dari jabatannya membuat stabilitas finansial tim ini terganggu. Hingga manajemen memutuskan untuk berpindah homebase ke Bekasi.

Isu tak sedap soal tunggakan gaji muncul kembali. Hal tersebut membuat manajemen mengambil keputusan untuk merger dengan tim Persipasi Bekasi sebuah tim yang juga mati suri di Bekasi. Sehingga tim pun berganti nama dengan mengganti Pelita menjadi Persipasi. Dan membuat PBR masih tetap bisa bertahan hidup di era industri sepakbola modern.

Hanya saja segala sesuatunya berubah drastis. Berubahnya homebase ke Bekasi membuat beberapa nilai sejarah hilang begitu saja. Sejarah panjang Bandung Raya seolah terhapus dengan merger ini. Semuanya begitu terasa rancu mendengar kata Persipasi Bekasi Bandung Raya. Ada dua nama kota sekaligus dalam satu klub.

Memang, secara geografis Bekasi layak dicantumkan. Namun berbicara sejarah, Bandung Raya tidak bisa dipinggirkan. Kemelut soal konflik penamaan klub di mata supporter soebex mania menjadi berlarut-larut. Tidak ada lagi Bandung Raya di Kota Bandung dan musnah sudah derby Bandung yang dirindukan bertahun-tahun oleh masyarakat sepak bola Bandung itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun