Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Politik Si Jago Tua

8 September 2013   05:56 Diperbarui: 10 Oktober 2015   11:24 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber gambar: banmilleronbusiness.com"][/caption]

Cerita ini bermula di peternakan ayam kampung milik Mat Pithi. Di situ terdapat 25 ayam betina dan seekor ayam jantan yang sudah uzur dimakan usia. Mengetahui ayam jagonya sudah tua dan loyo serta tidak bisa diharapkan lagi mengawini ayam babon sebanyak itu, Mat Pithi memutuskan untuk membeli lagi seekor ayam jago yang masih muda dan segar lalu dimasukkannya ke kandang.

Melihat ada pejantan baru dan masih muda itu, si jago tua merasa minder kalah saingan. Kalau biasanya si jago tua itu berkesempatan mengawini 25 babon, dengan adanya ayam jago muda itu tak urung para babon bakal berpaling ke si daun muda. Dan benar saja. Ke-25 babon itu mengantre menjadi "pasien" si jago muda.

Si jago tua cemburu berat. Bagaimana nggak senewen kalau melihat si jago muda tadi dengan nyamannya bolak-balik "menaiki" babon-babon yang sebelumnya menjadi "langganannya". Apalagi para babon terlihat jauh lebih ceria dan lincah dibandingkan saat di bawah "asuhannya". Meski gondok, si jago tua cukup tahu diri untuk tidak menantang bertarung si jago muda.

Putus asa tak mendapat jatah babon satupun, si jago tua akhirnya banting harga bersilaturahmi ke si jago muda. Dengan wajah memelas si jago tua mendekat dan berkata lirih, "Dik, meski badanmu masih gagah, mbok ya jangan serakah gitu. Masak 25 babon itu kau kawini sendiri..."

Si Jago muda menjawab dengan pongah, "Terserah aku lah, Om. Mau kukawini mau nggak, semauku, to? Apalagi memang babon-babon itu sendiri yang mendekat ingin kukawini. Makanya sampeyan jangan loyo gitu. Ayam jago kok letoy.. puih.."

"Iya. Kan aku sudah tua, Dik. Umurku sudah banyak. Dulu waktu masih muda, siapa yang mengawini 25 babon itu selain aku? Bagaimana kalau kita berbagi saja, kamu 15 aku 10 babon?

"Nggak bisa, Om!"

"Ya udah, kamu 20 aku 5 aja", pinta si jago tua makin memelas. "Daripada gak dapat," pikirnya.

" Nggak bisa!! Babon 25 itu buatku semua", kata Si Jago muda jumawa.

"Ya sudah, aku 2 aja, kamu 23", jago tua tambah memelas.

" Nggak bisa!"

"Aku satu saja …

" Nggak bisa! Titik!"

Si jago tua merana. Terbiasa mengawini 25 babon, kini satupun nggak kebagian. Semua diklaim si jago muda. "Ya sudah begini saja", kata si jago tua. "Bagaimana kalau kita bertanding. Yang menang berhak mengawini 25 babon itu, yang kalah nggak dapat apa-apa. Bagaimana?" begitulah tantangan si jago tua.

Wuih, Nantang? Batin Si jago muda. Ayam cuma tinggal menunggu mati saja masih bertingkah ngajak bertanding? Gak salah apa?

"Ayo aja. Mau pertandingan apa, Om? Aku ladeni!"

"Balapan lari!", ujar si jago tua.

Balap lari? Ayam tua bangka gitu menantang balap lari? Jalannya aja udah sempoyongan, si jago muda membatin. Lalu jawabnya, "Ayo!"

"Tapi aku minta syarat", ujar Si jago tua.

"Apa syaratnya?"

"Aku kan sudah tua. Biarkan aku berlari dulu. Kalau sudah jarak 10 meter, kamu baru mulai lari".

Cuma 10 meter? Lha meski 50 meter aja pasti bisa kukejar, batin si jago muda. Lalu katanya, "Baik. Ayo kita mulai!"

Kedua ayam jago itu mulai ancang-ancang start jongkok. Si jago tua mulai berlari lebih dulu. Begitu jaraknya sekitar 10 meter, si jago muda mulai berlari menyusul. Makin lama jarak keduanya makin dekat. Si Jago tua napasnya udah senen-kemis, lari, tetapi tak bisa kencang. Makin lama jarak keduanya makin dekat...dan saat jaraknya kira-kira 1 meter, mendadak terdengar suara...

JRETTH!!!

Si jago muda terlihat tersungkur. Kepalanya nyaris pecah tertembus peluru senapan angin. Menggelepar sebentar, lalu ....MATI. Game Over!!

Yang menembaknya ternyata Mat Pithi, si pemilik peternakan. Kenapa yaa? Mat Pithi mendekati bangkai ayam jago muda tadi. Bukannya ditolong atau diurus, bangkai ayam itu justru ditendang-tendang sambil dimaki-maki.

"Ayam brengseeek!!. Sudah 10 kali bulan ini aku membunuh ayam jagoku. Tiap kali beli pejantan pasti keliru ayam HOMO. Bukannya mengawini ayam babon, malah milih nguber-uber ayam jago tua bangka! Setan Alas!!"

***
(diadaptasi dari Humor Suroboyoan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun