Mohon tunggu...
Sugie Rusyono
Sugie Rusyono Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis merupakan ritus keabadian

Hobby menulis, Korda Akademi Pemilu dan Demokrasi Kabupaten Blora

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Gerabah yang Kurindukan

15 April 2021   13:15 Diperbarui: 15 April 2021   13:20 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Gerabah ukuran kecil dengan aneka warna --warni cerah, mulai nampak di trotoar salah satu jalan di Kota Blora. Mainan tradisional itu, selalu saja hadir ditengah-tengah serbuan mainan modern yang  kini lebih banyak di kenali oleh anak-anak era sekarang.

Mainan dari tanah itu, selalu setia hadir untuk menyapa anak-anak agar mau membeli dan menggunakan mainan itu. Tidak peduli apakah ada yang beli atau tidak.  

Setiap datangnya ramadan penjulan gerabah selalu hadiar di tempat yang setiap tahunnya selalu sama.  Tak heran ada beberapa orang tua yang sudah hafal dimana jika akan membeli gerabah tersebut. Kalau tidak bulan ramadan, jangan harap bisa menemukannya.

Seiring zaman yang semakin maju, kini penjual gerabah hanya tinggal beberapa saja. Mereka tetap bertahan dan setia. Mereka yakin masih ada anak-anak yang akan menyukai dan membeli gerabah kecil. "Masih ada orang tua yang membelikan anaknya gerabah," ujar Sutarno salah seorang penjual gerbah di salah satu tempat di Blora.

Sebenarnya, ada banyak model mainan gerabah ukuran kecil, seperti tungku, gelas, mangkuk, lepek dll. Harganya juga cukup bersahabat, satu buah hanya Rp 2.000,- , bahkan ada juga yang Rp. 5.000 dapat tiga buah. Tergantung dengan ukuran, untuk yang diwarnai harganya berbeda lebih mahal sedikit.  

Coba kita  membayangkan kalau membuat sendiri tentu sulit bahkan kemungkinan tidak jadi. Tetapi dengan harga segitu, anak-anak bisa memilih gerabah mainan apa saja yang disukainya.  Semisal dengan membawa 10 buah saja seharga Rp 20 ribu, maka sudah bisa mainan sepuasnya.

Beberapa orang tua ada yang bercerita, kalau anaknya selalu saja meminta untuk dibelikan gerabah. Bahkan sebelum datanganya bulan Ramadan sudah menerka kalau nanti pasti akan ada penjual gerabah. 

Itu lantaran setiap ramadan kedua anak perempuannya selalu dibelikan mainan gerabah tersbebut. Hal itu terus membekas di pikiran anak-anaknya. Meski sekarang sudah besar, tetapi tetap saja minta untuk dibelikan.

Anak bisa bermain masak-masakan, bermain dengan tanah atau pasir bisa di halaman rumah atau di area public lainnya. Mereka juga mengeksplorasi sesuai dengan imajinasinya. 

Terkadang bermain bersama rekannya yang sebaya. Tentu akan sangat menyenangkan dan menjadi pelajaran alam tersendiri bagi anak-anak.

Bayangkan jika anak-anak hanya bermain dengan hanphone seharian. Maka sejatinya mainan gerabah ini mengajarkan banyak hal dan banyak makna bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun