Mohon tunggu...
Gia
Gia Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Baru Andalan Masyarakat Kekinian

24 Agustus 2019   12:49 Diperbarui: 27 Agustus 2019   13:54 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media baru hadir dalam satu genggaman

          Masyarakat jaman sekarang selalu mengandalkan gawai dalam menjalankan kehidupannya. Media baru kini hadir hanya dalam satu genggaman tangan untuk menjawab kebutuhan Anda. Ya, artikel yang sedang Anda baca pada laman ini merupakan salah satu bukti nyata hadirnya media baru, atau dalam bahasa Inggris disebut new media.

Kekuatannya begitu besar bak magnet, menarik Anda untuk mengandalkannya terus menerus. Mulai dari bangun di pagi hari hingga malam sebelum Anda merebahkan tubuh untuk beristirahat, yang Anda akses ialah media baru pada gawai Anda.

          Lalu, apa itu media baru?

Menurut Lister, media baru adalah media yang mengalami pembaruan dalam aspek teknologi. Sayangnya, penyajian definisi media baru seringkali hanya terhenti teknologi yang pada mulanya memungkinkan konten untuk sekedar dapat ditonton tanpa ada feedback atau pun komentar dari audiens. Kemudian beralih ke teknologi yang dapat membuat audiens yang aktif, antusias, dan interaktif dalam melontarkan komentar atas konten yang sedang disaksikan.

Padahal, arti media baru tidaklah sesempit itu. Untuk mengenal lebih lanjut mengenai media baru, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu berbagai karakternya.

Karakter Media Baru

          Media baru memiliki karakter yang begitu kuat. Seakan ia menarik kita semua untuk tidak bisa lepas darinya. Inilah beberapa karakter media baru yang membuat kita mengandalkannya terus menerus.

Digital. Proses peralihan media analog ke digital bukanlah hal yang singkat. Teknologi yang awalnya hanya berupa pemrosesan sinyal lambat laun diubah menuju teknologi modulasi digital yang mengubah data menjadi angka.

In a digital media process all input data are converted into numbers (Lister, 2009)

Semula, penyimpanan data video menggunakan kaset pita yang dibaca menggunakan VTR (Video Tape Recorder). Kini, memory card dan transfer data melalui kabel USB selalu kita andalkan dalam melakukan penyimpanan data baik video, foto, rekaman, dan lain-lain. Hal tersebut merupakan salah satu contoh peralihan media analog ke digital.

Karakter media baru
Karakter media baru

Hipertekstual. Layanan ini memungkinkan kita mendapatkan informasi dari teks yang berasal dari satu tautan yang dihubungkan dengan jaringan teks lainnya. Bagi Anda yang kurang familiar dengan istilah ini mungkin pernah mendengar istilah lain, yakni hyperlink.

Virtual. Karakter ini merupakan kekuatan dari media baru, namun di satu sisi juga menjadi kelemahannya. Dunia yang kita jelajahi saat menggunakan new media sangatlah luas, bahkan terkesan tiada batasannya. Informasi apapun dapat kita peroleh dengan cepat dan dalam jumlah yang tidak terhingga. Kita juga dapat menjelajah berbagai tempat dan keadaan yang kita inginkan meskipun kita tidak berada di sana melalui VR (Virtual Reality) bahkan AR (Augmented Reality). 

Di sisi lain, segi virtual dari media baru dapat membuat kita mendapatkan informasi yang tidak benar bahkan menipu dan mengancam hidup kita. Kejahatan via online sangat marak terjadi. Mulai dari penipuan pinjaman uang tunai, pembobolan dan penyebaran data pribadi, hingga perdagangan manusia (seperti prostitusi online) yang dapat merugikan berbagai pihak.

Selain itu, ada pula karakter networked yang berarti saling terhubung di mana pun dan kapan pun serta simulated yang berarti sebuah replikasi atas realitas yang ada.

Media Baru Kini Ada Bersama Kita

          Media baru tidak hadir dalam sekejap mata. Perkembangan media konvensional ke media baru membutuhkan waktu yang cukup panjang. Perubahan demi perubahan media terjadi dalam berbagai aspek. Audiens, genre media, produksi media, hingga 'campur tangan' pemerintah atas media mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

          Bagi Anda yang pernah mengalami era di mana menonton televisi menjadi sebuah kewajiban, pasti akan merasakan kenyamanan bila program favorit Anda sedang tayang. Sekarang, menonton televisi bukan lagi suatu kewajiban. Bila drama favorit Anda sudah tayang di Netflix dan konten favorit sudah tayang di YouTube, hal yang ingin kita lakukan setelah menonton adalah menuliskan opini di kolom komentar ataupun membagikannya pada teman kita melalui media sosial. Setelah itu, baru kenyamanan akan kita rasakan.

Media baru hadir dalam kehidupan kita
Media baru hadir dalam kehidupan kita

Interaktivitas audiens sangat menentukan keberlanjutan suatu konten. Dalam kata lain, media baru juga menghubungkan erat antara pengguna dan produser konten melalui dialog interaktif tersebut.

          Maka, hadirnya media baru butuh regulasi yang baru. Ibarat meredam kekuatan magnet, tidak heran apabila pemerintah sulit melakukan kontrol dan pengawasan atas penggunaan media baru masyarakat Indonesia. Penggunaan gawai untuk mengakses berbagai situs dan media sosial, mengambil foto, mengunggah dan mengunduh video tentu saja tidak mudah untuk ditelusuri satu per satu meski jejaknya tidak dapat hilang begitu saja. Ujaran kebencian, aksi protes, demonstrasi, dan berbagai tulisan kita di internet, bukan hal yang sulit apabila mau digali kembali.

Media Baru Menjawab Kebutuhan Masyarakat

          Pada pagi hari setelah bangun tidur, yang pertama kita cari adalah gawai. Notifikasi yang muncul dari berbagai media sosial yang kita miliki terasa wajib diberi tanggapan. WhatsApp, Line, Instagram, Facebook, atau Telegram merupakan contoh media sosial yang paling tidak salah satunya terunduh pada gawai kita. 

Dari situ kita bisa dengan mudah melihat beragam informasi yang masuk, datang dan pergi. Mulai dari sekedar sapaan, renungan pagi, informasi kesehatan, berita teraktual, hingga informasi-informasi yang belum jelas kebenarannya dibagikan baik melalui grup maupun pesan pribadi (dikenal pula dengan sebutan japri).

Gawai digunakan kapan pun dan dimana pun
Gawai digunakan kapan pun dan dimana pun

          Bagi Anda yang memiliki aplikasi berita online dan menyalakan notifikasinya, tak heran bila pagi Anda dipenuhi dengan beragam informasi aktual. Kompas.com, Tirto.id, Detik, CNN Indonesia, BBC News, dan Liputan6 merupakan beberapa contoh portal berita online yang dapat diakses melalui gawai Anda. Inilah media yang membuat hidup kita semakin mudah. 

Masyarakat kini menjadi melek, kekinian terhadap informasi yang masuk melalui gawai mereka. Televisi, koran, majalah, dan radio sebagai media konvensional mulai ditinggalkan. Akibatnya, terjadi overload information di mana informasi menjadi bertumpuk bahkan berlebihan. Sulit untuk menyaring mana yang benar dan mana yang sama sekali tidak benar.

          Sekuat itulah kita sebagai masyarakat mengandalkan kehadiran media baru dengan berbagai karakternya untuk kebutuhan hidup kita. Ada baiknya kita sikapi dengan bijak new media yang telah ada bersama kita agar karakternya tidak menjerumuskan kita.

Daftar Pustaka:

Lister, Martin dkk. 2009. New Media: A Critical Introduction. New york: Routledge.

Ilustrasi:

Dok. pribadi

Freepik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun