KOMPASIANA.COM | SURAKARTA -- Bukan sekadar ajang adu jurus, Pasanggiri Persinas Asad Regional Selatan Surakarta yang digelar di kompleks Masjid Roudotul Jannah, Pucangsawit, Jebres, Minggu (7/9/2025), menjelma menjadi arena pembinaan karakter bagi ratusan pesilat muda. Suasana riuh sorak penonton berpadu dengan semangat juang 988 peserta, menandai bahwa pencak silat bukan hanya warisan budaya, tapi juga investasi peradaban.
Ketua Persinas Asad Kota Surakarta, H. Suharno, menegaskan bahwa pencak silat adalah media pendidikan karakter.
"Persinas Asad berlandaskan 29 karakter luhur kewajiban. Sebelum menjadi warga perguruan, para siswa dibekali akhlak karimah, budi pekerti luhur, dan kemandirian. Kalau karakter ini tumbuh, otomatis mereka bisa jadi teladan," ujarnya penuh keyakinan.
Nada serupa disuarakan sesepuh dan Guru Utama Persinas Asad, Mbah Walijo, yang menekankan dimensi spiritual.
"Silat itu bukan sekadar gerak, tapi ada ruhnya. Anak-anak harus dibentuk karakternya sejak dini, seperti falsafah Jawa: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Dengan pasanggiri ini, kita harap anak-anak lebih termotivasi," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pasanggiri Regional Selatan, Sumidi, menekankan pentingnya regenerasi atlet.
"Tahun lalu belum maksimal. Tahun ini alhamdulillah lebih lancar, dengan dukungan desa, kelurahan, aparat keamanan Polsek, Linmas, serta Senkom LDII yang menjaga ketertiban. Pesertanya mencapai 988 orang, ini bukti antusiasme luar biasa," jelasnya.
Lebih dari sekadar mengejar medali, pasanggiri ini diharapkan melahirkan pesilat muda yang sehat jasmani, kuat mental, dan rukun dalam ukhuwah.